Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Tips Berlibur Keliling Eropa dan Persiapannya

Saya dan Welah membuat rencana perjalanan liburan bersama ke Eropa pada musim panas yang lalu. Kami memilih negara tujuan masing-masing.

Pilihan Welah adalah Belanda, Austria, Italia dan Perancis. Saya pilih Belanda, Jerman dan Belgia. Total enam negara dalam jangka waktu tiga minggu.

(BACA: Inilah Perbedaan Turis Eropa dengan Asia saat Wisata Kapal Pesiar)

Berarti, rata-rata 3 hari di setiap negara. Hemat kami, 2 malam 3 hari adalah minimal waktu yang nyaman ngebolang enam destinasi tersebut.

Jadi, cara berhitungnya adalah jika punya waktu sebulan di Eropa, bisa mengunjungi paling banyak 10 negara.

Kalau berniat mengunjungi 26 negara Uni Eropa, berarti perlu 78 hari atau 11 minggu. Jangan lupa untuk menambahkan waktu terbang yang lumayan panjang, 14 jam non-stop. Gampang kan?

(BACA: 14 Kota di Eropa yang Cocok untuk Solo Traveler)

Kami memilih masuk Uni Eropa melalui Belanda dengan visa Schengen. Visa Schengen adalah visa khusus yang diperlukan bagi traveller untuk menjelajahi negara Eropa.

Visa Schengen berlaku selama 90 hari dalam jangka waktu sedikitnya 6 bulan, ada juga yang dapat setahun untuk multiple entry.

Peraturan baru per tanggal 1 Juli 2016 untuk aplikasi visa turis Schengen (khusus negara Belanda, Belgia, Luxemburg dan beberapa negara di Kepulauan Karibia) tidak lagi diproses di Kedutaan negara tersebut, namun melalui perwakilan outsourcing yaitu VFS yang berkantor di Kuningan City Mall Jakarta, Benoa Square Bali, dan Graha Pena Surabaya.

Dibandingkan pengurusan di Netherlands Embassy, jatuhnya lebih lama sebab kabarnya diproses di Kuala Lumpur, Malaysia dengan biaya lebih mahal karena adanya handling fee VFS.  
Sebaiknya mengajukan tipe visa turis dengan akses multiple entry, jadi biar bisa kembali ke negara-utama (main-country) yang menjadi pilihan kita setelah keliling negara lain.

Butuh waktu rata-rata 15 hari kerja untuk pengurusan visa Schengen. Akan lebih lama jika jatuh pada musim ramai/liburan atau tipe visa yang diajukan. Sedangkan pengurusannya paling cepat 3 bulan sebelum keberangkatan.

Berikut tahap persiapan dan gambaran biayanya.

Pengurusan visa Schengen untuk WNI (per 2017) dengan menyiapkan dokumen-dokumen sebagai berikut:

a. Mengisi dan formulir aplikasi visa Schengen (formulir dapat diunduh di sini: http://www.vfsglobal.com/netherlands/indonesia/pdf/Schengen-application-form.pdfb.

b. Paspor dengan dokumen perjalanan yang masih berlaku sedikitnya 6 bulan.

c. Visa Schengen yang lama jika ada dan paspor lama jika diperlukan.

d. Kartu Identitas/KTP yang masih berlaku.

e. Aplikasi dari negara lain: Izin tempat tinggal (surat perjanjian sewa rumah) yang masih berlaku sedikitnya 3 bulan saat meninggalkan Schengen, visa tinggal dan izin kerja (apabila bekerja di luar negeri).

f. Pasfoto sesuai persyaratan negara Belanda: latar belakang abu-abu, ukuran 35 x 45mm.  

g. Travel itinerary (reservasi tiket pulang-pergi bukan tiket penerbangan, bisa memesan dari agen perjalanan yang bisa dibatalkan).

h. Visa masuk ke negara setelah mengunjungi Schengen (jika tidak kembali ke negara asal).

j. Bukti bahwa Anda akan kembali ke negara asal setelah perjalanan ke Schengen, seperti Surat Sponsor dari perusahaan/sekolah/kampus, kontrak kerja, sertifikat rumah/perjanjian sewa rumah

k. Reservasi hotel selama di Schengen yang bisa dipesan, dibatalkan atau bayar nanti melalui agoda.com atau booking.com

l. Surat undangan/sponsor dari keluarga atau kerabat di Schengen jika ada, dengan legalisir dari pemerintah setempat di mana sponsor tinggal di Belanda, paspor dan kartu identitas Belanda.

Surat yang harus diminta ke sponsor dari Belanda adalah:
1. The municipal personal records database (BRP). Ini semacam surat penduduk dari Belanda.
2. Bewijs van garantstelling en/of particuliere logiesverstrekking.
3. Proof of sponsorship and/or private accommodation. Ini surat pernyataan akan tinggal di rumah sponsor yang dilegalisir sama pemerintah setempat.
4. Copy passport sponsor.
5. Sponsor' Verblijfstitel (ID card sponsor).
6. Invitation letter dari sponsor.

m. Buku tabungan/rekening bank atau slip gaji selama 3 bulan terakhir (saldo sebanyak 24 euro atau Rp 350.000 per hari dikali lama perjalanan ke Schengen).

2. Membuat Jadwal Pertemuan

Bila semua dokumen di atas sudah lengkap (atau bisa disiapkan paralel), barulah mengajukan jadwal pertemuan dengan staf VFS, sebaiknya 2-4 minggu sebelum keberangkatan, melalui link ini: http://www.vfsglobal.com/netherlands/indonesia/schedule-an-appointment.html

Status pengurusan visa dapat dicek melalui: http://www.vfsglobal.com/netherlands/indonesia/track-application.html. Sayangnya, informasi status yang diberikan di sini tidak begitu akurat dan updated.

3. Penerbangan (Rp 5.000.000 atau Rp 12.500.000 pp)

Setelah visa Schengen diperoleh, saatnya membeli tiket pesawat. Dalam memilih maskapai kami memutuskannya berdasarkan rencana liburan dan tentunya harga.

Misalkan, jika memilih Emirates Airways kami bisa transit di Dubai selama 4 hari dengan membayar 55 dollar AS untuk visa 96 jam.

Harga tiket pesawatnya pun lumayan murah dibanding maskapai lainnya, berhubung waktu liburan ramai, kami mendapatkan harga lebih mahal.

Biaya tiket penerbangan bervariasi antara Rp 5 juta hingga Rp 7 juta untuk low season (Februari, Maret, September, Oktober). Di saat high season (Juni, Juli, Agustus, Desember, Januari) harga tiket bisa menjadi dua kali lipat.

4. Transportasi (bus Rp 3.000.000 dan kereta Rp 6.650.000)

Sebelum memutuskan pilihan transportasi, ada baiknya kita tidak buta peta. Cari tahu di mana letak negara-negara yang akan kita kunjungi, sehingga alur transportasi jadi lebih efisien.

Teman saya pernah berkunjung ke Paris dari Vienna kemudian balik/turun lagi ke Venice sebelum melanjutkan ke Belgia.

Berikut itinerary kami di Eropa: Amsterdam - Munich - Salzburg - Venice - Paris - Brussels - Amsterdam.

Banyak pilihan untuk transportasi antar-negara di Eropa. Mulai dari menyewa mobil, bus, kereta maupun pesawat.

a. Sewa Mobil. Biaya sewa mobil di Belanda cukup mahal, mulai dari 15 euro atau Rp 200.000 per hari hingga 95 euro atau Rp 1.400.000 tanpa sopir. Belum termasuk bahan bakar, biaya parkir dan aturan jalanan yang berbeda dengan di Indonesia.

b. Bus. Biaya terhemat adalah dengan menggunakan Flixbus: https://www.flixbus.com. Misalkan dari Munich, Jerman ke Salzburg, Austria biayanya berkisar 11 euro atau Rp 160.000, dari Paris ke Brussels dengan harga 15 euro atau Rp 215.000 untuk sekali jalan. Repotnya, perjalanan akan memakan waktu lebih lama.

d. Eurail. Kami memutuskan untuk naik kereta dengan Eurail agar lebih bisa menikmati pemandangan alam Eropa. Meski tidak murah, namun mudah menggunakannya sesuai rencana perjalanan kami.

Pemilihan paket kereta Eurail juga sebaiknya dipahami betul, karena informasi di www.eurail.com begitu banyak dan memusingkan.

Untuk rencana perjalanan kami ke-6 negara di Eropa, kami membeli paket ‘Eurail Four Country Select Pass’ yang berlaku untuk 5 hari dalam waktu 2 bulan seharga 506 dollar AS atau Rp 6.830.000 per orang atau dengan potongan harga 15 persen menjadi 431 dollar AS atau Rp 5.818.500 jika beperrgian bersama minimal dua orang.

Mengapa 4 negara, sedangkan tujuan kami adalah 6 negara?
Belanda dan Belgia termasuk dalam Benelux, kemudian Jerman, Austria dan Italia menjadikannya ‘4 negara’.

Khusus untuk perjalanan dari Venice, Italia ke Paris, Perancis kami membeli kereta malam Trenitalia www.trenitalia.com yang memang tidak termasuk dalam paket Eurail, seharga 55 euro atau Rp 800.000 per orang.

Paket ‘Select Pass’ ini sesuai untuk turis yang bepergian ke 2 atau 4 negara. Untuk minimal 5 negara lebih hemat dengan membeli Global Pass: https://www.eurail.com/en/eurail-passes/global-pass

Harus dicek di jadwal kereta, terdapat rute yang mengharuskan tambahan biaya reservasi tempat duduk, misalkan dari Salzburg ke Venice dan Paris ke Brussels karena jam dan jalur kereta yang padat.

5. Agenda

Nah, yang tak kalah pentingnya adalah agenda perjalanan di setiap kota atau negara di Eropa. Kami juga memilih satu kota saja dari setiap negara tujuan, berikut maksimal 3-5 aktivitas atau tempat yang harus didatangi.

Ini untuk membatasi agar tidak terlalu banyak kota dan kegiatan yang nantinya akan menjadikan liburan kami terburu-buru dan melelahkan.

Agenda selama liburan selain mengunjungi ikon kota, kami juga memasukkan acara yang sesuai selera masing-masing. Misal, kami ingin mengunjungi kota baru Almere, Kinderdijk Village dan Market Hall di Rotterdam, Efteling Theme Park dan ‘coffee-shop’ di Belanda.

Selanjutnya Oktoberfest dan Hofbräuhaus Beer Hall di Munich. Ikutan tur ‘Sound of Music’ dan Mozart di Salzburg. Menikmati kota di atas air sebelum Venice tenggelam.

Berikutnya, dua hari bermimpi di Disneyland Paris! Makan mussels di Brussels, melihat tidak hanya Manneken Pis, tapi Jeanneke-Pis dan Zinneke Pis, dan tentunya mencoba 2004 botol bir Belgia yang terkenal enak.

Banyak pilihan penginapan yang dapat dipilih secara online. Untuk negara-negara di Eropa harga hostel bisa sama, bahkan lebih mahal dari hotel.

Alternatif lainnya adalah dengan menggunakan layanan Airbnb www.airbnb.com yang cenderung lebih murah dari hotel.

Kami memilih penginapan berdasarkan daerah, agenda perjalanan dan keunikan hotel, termasuk layanan, keamanan, review www.TripAdvisor.com pun sentuhan lokal agar dapat merasakan pengalaman kota tersebut.

Yang penting adalah lokasi, sebaiknya dekat dengan stasiun kereta ke negara berikutnya agar tidak repot dan bisa tepat waktu keberangkatan kereta.

Cara mudah adalah dengan cari di Google lokasi stasiun kereta atau tujuan situs yang diinginkan, baru kemudian mencari penginapan disekitarnya.

Biasanya akan lebih mahal jika penginapan berada di pusat kota, jadi harus fleksibel mencari stasiun kereta yang punya jalur ke negara berikutnya.
 
Berikut penginapan pilihan kami:

Amsterdam: Pulitzer: www.pulitzeramsterdam.com atau WestCord Fashion: www.westcordhotels.nl
Munich: Metropol Hotel: www.m-privathotels.de/metropol/
Salzburg: Hotel Der Salzburger Hof: www.dersalzburgerhof.at
Venice: Palazzo Vitturi: www.palazzovitturi.com
Paris: Wilson Opera: www.hotelwo.com
Brussel: Airbnb: Anne Marie: www.airbnb.com/users/show/17291445

Ini amat penting. Penggunaan GPS ke mana pun kita pergi bakal sangat membantu. Setiba di Belanda, beli sim card dari penyedia telekomunikasi yang bisa dipakai disemua negara di Uni-Eropa.

Mau personal-tips lagi? Ikuti kisah perjalanan dan pengalaman seru liburan kami, termasuk memilih situs dan tiket pilihan atraksi serta berapa total biaya liburan ke Eropa dalam artikel berikutnya. Semoga tulisan ini bermanfaat. (NOVA DIEN)

https://travel.kompas.com/read/2017/07/29/122800427/7-tips-berlibur-keliling-eropa-dan-persiapannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke