Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Enam Hari Membelah Flores dengan Sepeda

Selama enam hari mulai Sabtu (12/8/2017) hingga Kamis (17/8/2017), para pesepeda akan menjelajah dari Maumere hingga Labuan Bajo.

Total ada 50 pesepeda. Namun, tidak semuanya ikut seluruh rute dengan enam etape. Sebagian peserta akan memulai gowes di tengah jelajah.

Penulis menjadi salah satu peserta sekaligus peliput jelajah. Berbagai kisah selama jelajah akan ditulis dalam rangkaian berita.

(BACA: Menari Ndundu Ndake Bersama Perempuan Flores)

Ketua Kompas Jelajah Sepeda Jannes Eudes Wawa mengatakan, sebenarnya Kompas sudah menggelar jelajah sepeda di Flores pada 2016.  

Saat itu, rute yang diambil dari Labuan Bajo menuju Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tahun ini, Kompas memilih jalur sebaliknya sejauh sekitar 700 KM. Rute yang dipilih adalah:

- Etape I: Maumere-Kelimutu (107 KM)
- Etape II: Kelimutu-Riung (177 KM)
- Etape III: Riung-Bajawa (72 KM)
- Etape IV: Bajawa-Ruteng (148 KM)
- Etape V: Ruteng-Wae Rebo (85 KM)
- Etape VI: Wae Rebo-Labuan Bajo (111 KM).

(BACA: Menari Ndundu Ndake Bersama Perempuan Flores)

Para peserta bukan atlet sepeda. Mereka adalah pekerja profesional dari beragam profesi.

"Kami mencoba memperkenalkan kepada mereka nusantara yang memiliki tradisi dan panorama indah," kata Jannes.

Jannes menambahkan, Flores dalam beberapa tahun terakhir menjadi tujuan wisata nasional, bahkan turis asing.

Pihaknya berharap jelajah sepeda ini bisa membantu promosi wisata di Flores.

"Peserta akan kamping di punggung Kelimutu. Paginya melihat matahari terbit. Lalu kamping lagi di Pulau Rutong, sekitar 20 menit dengan perahu motor dari Riung. Dan menginap semalam di Kampung Adat Wae Rebo," kata Jannes.

"Pada 17 Agustus pagi, peserta akan merayakan HUT ke-72 kemerdekaan RI di Wae Rebo," tambah dia.

Jannes menambahkan, selain berwisata, maksud jelajah sepeda kali ini juga untuk menyampaikan kritik kepada pemerintah, baik pusat maupun daerah.

Jalanan di sebagian rute masih banyak yang rusak. Jalanan mulus hanya pada jalur utama. Padahal, kata Jannes, potensi wisata di daerah sekitar jalan utama sangat besar.

"Dari Kelimutu ke Riung jalan tidak mulus, banyak yang rusak. Padahal potensi di Riung luar biasa. Kami angkat lalu lintas utara Flores yang terabaikan," kata Jannes.

"Wae Rebo sudah mendunia, tapi jalannya jeleknya minta ampun. Ini ironi. Pemerintah begitu getolnya bicara promosi, tapi jalan tidak dibetulkan," tambah dia.

Jannes mengatakan, pihaknya mengingatkan pemerintah pusat dan daerah agar lebih peduli terhadap infrastruktur jika menganggap Flores memiliki potensi pariwisata yang besar.

"Pariwisata tidak akan berkembang kalau tidak didukung infrastruktur," kata Jannes.

https://travel.kompas.com/read/2017/08/11/061200127/enam-hari-membelah-flores-dengan-sepeda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke