Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lezatnya Makanan Jawa Rumahan di Kopi Klotok

YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Antrean panjang terlihat di sebuah rumah makan berarsitektur tradisional Jawa di Jalan Kaliurang, Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada Kamis (10/08/2017). Nama tempatnya "Kopi Klotok". Meskipun terlihat sederhana, tempat ini selalu ramai.

Barisan pengunjung biasanya terlihat pada jam makan siang, seperti saat Kompas.com mengunjunginya. Meraka mengarah pada meja besar berisi makanan hendak mengambil nasi, sayur, dan lauk pauk. Penyanyi Agustinus Gusti Nugroho atau akrab disapa Nugie ada di antara orang-orang itu.

Hari itu bukan kali pertama Nugie berkunjung ke sana. Dalam hitungannya, ia sudah empat atau lima kali menjejakkan kaki di tempat itu.

"Ini tempat favorit makan siang atau sekadar ngopi sore," ujarnya pada Kompas.com, Kamis.

Ia mengaku tempat itu membuatnya kerasan dan kangen. Oleh karena itu, kalau ada kunjungan dekat lokasi Kopi Klotok, Nugie akan mengusahakan untuk mendatanginya. 

"Jarang bisa nemuin tempat dengan isi makanan khas Jawa yang (punya rasa) ada manisnya, gurihnya, dan telur dadar versi kampung,” tambah Nugie.

Nugie juga merekomendasikan beberapa lauk kesukaannya. Pengunjung datang, kata dia, jangan lupa cicip tempe goreng, tahu bacem, telur dadar, dan sayur lodeh.

“Kalau enggak pengin makan (berat), coba jajan pisang goreng dan kopinya,” lanjut Nugie.

Siang itu, meja-meja tamu di Kopi Klotok cukup penuh. Bahkan, ada yang makan di luar ruangan beralas tikar. Suasananya mirip seperti orang-orang yang sedang piknik. Terlebih lagi, ada hamparan sawah di depan mata yang jadi pemandangan selama makan di sana.

Rata-rata pengunjung betah duduk di tempat itu. Ya, interior kayu dengan meja dan bangku coklat khas rumah tradisional membuat suasana makan terasa seperti di rumah.

Salah seorang karyawan, Suryaning Hesti (33) mengatakan Kopi Klotok mulai dibuka pada Desember 2015. Nama yang dipakai pun mengacu pada menu utama minuman di tempat itu. 

Klotok diambil dari bunyi proses penyajian pada kopi. Pertama-tama, kopi hitam yang hendak disajikan, digodok atau direbus dulu sampai mendidih dan menimbulkan bunyi "klotok-klotok".

Waktu pertama kali dibuka, pengunjung tak seramai sekarang. Akan tetapi, pengunjung yang pernah datang biasanya mempromosikan dari mulut ke mulut sehingga pada bulan keempat setelah resmi dibuka, warung makan ini sudah ramai.

Rasa khas

Sebagai rumah makan, Kopi Klotok memiliki rasa khas. Hal itu, kata Hesti, tak lepas dari pengaruh juru masak dari dalam dapur.

“Juru masaknya adalah orang sudah sepuh (tua). Usianya sudah lebih dari 60 tahun. Mungkin itu yang membuat rasa masakan khas Jawa dan rumahan (di sini) terasa enak,” kata Hesti.

Semua sayur-sayuran berkuah, ujar Hesti, di masak menggunakan kayu bakar. Ini juga yang membuat rasa masakan seperti cita rasa hidangan masa lalu.

Selain rasa dan suasana, orang banyak memilih datang ke Kopi Klotok karena harganya yang terjangkau. Menu nasi dan sayur apapun yang bisa ditambah sepuasnya dihargai dari Rp 11.500.

Selebihnya, lauk pauk seperti ayam atau telur dadar dihitung satuan. Sama halnya dengan camilan seperti pisang goreng yang satu porsinya dibanderol Rp 6.500.

Warung Kopi Klotok buka setiap hari pukul 07.00 – 22.00. Biasanya, lauk pauk dan sayur sudah habis pada sore hari. Setelahnya, hanya ada dua menu andalan yang bisa dicicip, yakni pisang goreng dan kopi. Jadi kalau mau menikmati makanan beratnya, usahakan datang sebelum jam makan siang tiba. 

https://travel.kompas.com/read/2017/08/11/131300927/lezatnya-makanan-jawa-rumahan-di-kopi-klotok-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke