Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Serunya Wisata Malam di Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Anak-anak muda hingga dewasa berlalu lalang di dalam bangunan bekas rumah tinggal Laksamana Tadashi Maeda di era pendudukan Jepang di Indonesia.

Mereka tak jarang mengarahkan kamera ke sudut-sudut museum dan juga berswafoto. Kesunyian malam di Museum Perumusan Naskah Proklamasi saat itu pecah.

(BACA: Pertempuran di Bekas Rumah Laksamana Maeda, Sebuah Reka Ulang)

Pemandu wisata tampak bersemangat untuk menjelaskan setiap sudut museum. Tak jarang diselipkan canda untuk menghalau kantuk.

"Ini piano tempat menandatangani naskah proklamasi yang diketik Sayuti Melik," kata seorang pemandu saat berada di dekat ruang pengetikan teks proklamasi.

(BACA: Mengintip Tempat Perumusan Naskah Proklamasi Indonesia)

Mereka berbincang dengan rekannya dan ada juga asyik bermain telepon pintar sambil tiduran. Pemandangan seperti itu terus berlanjut setidaknya hingga pukul 03.00 WIB sebelum semua orang akhirnya tidur di area museum.

Suasana ramai di museum itu akibat kegiatan Night At The Museum: Menginap di Laksamana Tadashi Maeda yang diselenggarakan oleh Komunitas Historia Indonesia.

(BACA: Unik, Berbekal Tenda Pasangan Suami Istri Ini Menginap di Museum)

Asep Kambali adalah aktor di balik keramaian Museum Perumusan Naskah Proklamasi saat Hari Kemerdekaan Ke-72 Republik Indonesia itu.

Kegiatan Night At The Museum sendiri diiiisi dengan pemutaran video bersejarah, diskusi tentang perjuangan kemerdekaan dengan tokoh pejuang dan sejarawan, tur keliling museum, dan renungan kemerdekaan.

Menurut Asep, sedikitnya ada 350 orang yang mengikuti kegiatan Night At The Museum.

Melia (25) adalah peserta Night At The Museum asal Jakarta. Ia datang bersama tiga orang rekannya yang sama-sama berprofesi sebagai asisten pengajar di sebuah perguruan tinggi negeri Jawa Barat itu.

Bagi Melia, wisata ke museum pada malam hari bisa lebih merasakan suasana. Suhu yang sejuk dan sunyi, menurut Melia, mendukung wisata museum di malam hari.

"Kalau siang itu kan panas, dan sudah pusing dengan kegiatan lain. Kalau malam sudah gak ada dipikirkan. Jadi lebih enak. Saya lebih suka saja wisata museum malam hari," ujarnya.

Resta Sarasuani (19), mahasiswa bidang sejarah di salah satu universitas di Jakarta yang turut ikut dalam kegiatan Night At Museum turut merasakan hal serupa dengan Melia.

Ia pun membawa tenda untuk menginap di museum. Resta datang bersama empat temannya. Keramaian suasana di Museum Perumusan Naskah Proklamasi setidaknya terlihat sampai pukul 03.15 WIB. Setelah itu, peserta yang telah mengantuk melanjutkan perjalanan dengan tidur.

https://travel.kompas.com/read/2017/08/20/201100927/serunya-wisata-malam-di-museum-perumusan-naskah-proklamasi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke