Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tradisi Unik di Banyuwangi, Membersihkan Desa Lewat Silat

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Ada yang unik di Dusun Mondoluko, Desa Tamansari, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Setiap hari raya Idul Adha, warga setempat menggelar tradisi Mencak Sumping untuk membersihkan desa dari marabahaya. Pada tradisi yang sudah digelar selama ratusan tahun secara turun-temurun itu, seluruh jawara silat dari wilayah Kabupaten Banyuwangi berkumpul untuk menampilkan jurus silat di hadapan masyarakat dan tamu undangan yang datang.

BACA: Tumpeng Sewu Banyuwangi, Ritual Adat dan Atraksi Wisata

Untuk tahun ini, ada sekitar 50-an perguruan silat yang hadir untuk berpartisipasi di tradisi Mencak Sumping. Bukan hanya jawara yang berusia lanjut yang ikut berpartisipasi, tampak juga anak-anak yang masih berusia 9 tahun terlihat lincah memeragakan silat. Baik dengan tangan kosong ataupun dengan senjata seperti tombak, pedang, klewang juga clurit.

"Tradisi mencak sumping ini sudah lama. Sejak kakek buyut-kakek buyut saya dulu," kata Asran (70), tokoh silat asal Dusun Mondoluko kepada Kompas.com, Jumat (1/9/2017).

Asran sendiri mengaku tidak tahu persis sejak kapan tradisi tersebut mulai digelar. Ia dan warga Dusun Mondoluko hanya meneruskan tradisi dari nenek moyang mereka secara turun temurun.

Namun kepada Kompas.com, Asran bercerita dari kisah tutur yang ia dengar dari para sesepuh. Pada zaman kerajaan dulu, ada seorang ratu yang terluka akibat peperangan. Sang Ratu kemudian diminta untuk belajar silat agar bisa membela diri dan melawan saat berperang.

BACA: Festival Taman Nasional dan Taman Wisata Alam Digelar di Banyuwangi

Cerita tersebut juga melatarbelakangi munculnya nama Mondoluko yang berasal dari Edo yang berarti Ratu dan Luko yang bermakna Tatu atau Luka.

"Mulai saat itu Sang Ratu belajar silat untuk bela diri, termasuk juga seluruh rakyatnya. Sehingga bayak jawara silat yang berasal dari Mondokulo. Anak-anak disini sudah belajar silat sejak usia 7 tahun. Tidak hanya anak laki-laki tapi juga perempuan. Kami juga mengajarkan kepada mereka, silat bukan untuk gaya-gayaan tapi untuk bela diri dan juga bagian dari seni," kata Asran yang juga menjadi sesepuh perguruan silat Cibogar yang ada di Dusun Mondoluko.

Cibogar adalah satu satunya perguruan silat di Dusun Mondoluko yang sudah berusia ratusan tahun, dan seluruh warga dusun adalah anggota perguruan silat tersebut. Sementara untuk tradisi Mencak Sumping, Asran bercerita pada jaman dahulu sempat terjadi pagebluk di Dusun Mondoluko yang menyebabkan banyak warga yang meninggal dunia secara mendadak.

BACA: Turis Asing Suka Berlama-lama di Banyuwangi, Apa yang Dicari?

Hingga kemudian mereka menggelar acara bersih desa dengan memberikan sesaji di tiap simpang jalan desa dan mengkumandangkan adzan serta shalawat. Mereka juga menggelar selamatan di dua makan sesepuh desa yaitu Buyut Jarat dan Buyut Surat. Setelah prosesi itu dilakukan, sedikit demi sedikit pagebluk hilang dari dusun Mondoluko.

"Dusun Mondoluko tidak memiliki kesenian, berbeda dengan dusun lain yang memiliki Gandrung atau Barong. Akhirnya kami menggelar mencak silat diiringi dengan musik-musik tabuhan dengan mengundang jawara silat daerah lain sebagai wujud syukur karena pagebluk hilang. Nah untuk suguhan kepada mereka yang datang kami membuat sumping, yang terbuat dari pisang dan adonan tepung yang dibungkus dengan daun pisang. Daerah lain ada yang menyebut sumping itu nogosari, jadi tradisi ini dikenal dengan Mencak Sumping," jelas Asran.

Bahkan saat "duel" dua pendekar silat, sumping juga digunakan untuk pengakuan kemenangan. Biasanya yang pemenang akan "menyumpal" mulut lawannya yang kalah dengan sumping.

"Jika sudah ada yang guling-guling karena duel, biasanya akan ada penonton yang melempar sumping. Yang kalah, mulutnya akan disumpal sumping oleh pemenang. Tapi ini hanya hiburan, bukan betulan," kata Asran sambil tertawa.

BACA: Saat Musik Berkualitas Unjuk Gigi di Pedesaan Banyuwangi

Ketika pertunjukan seni bela diri silat berlangsung di jalan dusun, kesibukan juga terlihat di salah satu dapur milik warga. Belasan perempuan dengan menggunakan kain panjang dan baju dominasi berwarna hitam sibuk memasak sumping dengan tungku tradisional menggunakan kayu bakar.

Kesibukan tersebut mulai terlihat pagi hari setelah mereka menunaikan ibadah shalat Idul Adha. Ada ratusan sumping yang dimasak mereka sehari penuh untuk suguhan para tamu.

"Mencak sumping ini selalu digelar hari raya Idul Adha. Pagi kita shalat Ied, lalu menyembelih hewan. Siang setelah sholat dzuhur tamu mulai datang dan mencak sumping dimulai bisa sampai malam. Harapannya tentu untuk berbagi kebahagiaan dan mengucap sukur kepada Gusti Allah serta bersih desa agar wilayah dusun Mondoluko terhindar dari bahaya," pungkas Asran. 

https://travel.kompas.com/read/2017/09/04/120300827/tradisi-unik-di-banyuwangi-membersihkan-desa-lewat-silat

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

4 Tempat Snorkeling dan Diving di Sabang, Asyik Lihat Terumbu Karang

4 Tempat Snorkeling dan Diving di Sabang, Asyik Lihat Terumbu Karang

Jalan Jalan
5 Tips Berkunjung ke Museum Multatuli, Baca Sejarah Dahulu

5 Tips Berkunjung ke Museum Multatuli, Baca Sejarah Dahulu

Travel Tips
20 Tempat Liburan di Sumatera Utara yang Paling Terkenal 

20 Tempat Liburan di Sumatera Utara yang Paling Terkenal 

Jalan Jalan
Jalur Pedestrian Batam Center Jadi Tempat Tongkrongan Instagramable

Jalur Pedestrian Batam Center Jadi Tempat Tongkrongan Instagramable

Travel Update
Kursi KA Ekonomi Dimodifikasi, Tak Lagi Tegak 90 Derajat

Kursi KA Ekonomi Dimodifikasi, Tak Lagi Tegak 90 Derajat

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Perpustakaan Nasional, Bawa Uang Tunai

4 Tips Berkunjung ke Perpustakaan Nasional, Bawa Uang Tunai

Travel Tips
Rute Transportasi ke Perpustakaan Nasional, Naik Transjakarta dan KRL

Rute Transportasi ke Perpustakaan Nasional, Naik Transjakarta dan KRL

Travel Tips
Pendakian Arjuno-Welirang Tutup Sementara per 27 Mei 2023, Imbas Kebakaran Hutan

Pendakian Arjuno-Welirang Tutup Sementara per 27 Mei 2023, Imbas Kebakaran Hutan

Travel Update
6 Tradisi Perayaan Waisak di India, Tanah Kelahiran Sang Buddha 

6 Tradisi Perayaan Waisak di India, Tanah Kelahiran Sang Buddha 

Jalan Jalan
Harga Tiket dan Jam Buka Pameran Keris Kuno Era Majapahit di Yogyakarta

Harga Tiket dan Jam Buka Pameran Keris Kuno Era Majapahit di Yogyakarta

Travel Tips
Animalium BRIN Cibinong, Belajar Seputar Hewan Saat Libur Sekolah

Animalium BRIN Cibinong, Belajar Seputar Hewan Saat Libur Sekolah

Jalan Jalan
5 Tips Pilih Hotel untuk Liburan Sekolah, Pilih yang Ramah Anak

5 Tips Pilih Hotel untuk Liburan Sekolah, Pilih yang Ramah Anak

Travel Tips
Dukung Waisak 2023, Batik Air Sediakan 63.360 Kursi Menuju Yogya dan Solo

Dukung Waisak 2023, Batik Air Sediakan 63.360 Kursi Menuju Yogya dan Solo

Travel Update
Lokasi Ndalem Poenakawan di Yogyakarta, Tempat Pameran Keris Era Majapahit dan Mataram Islam

Lokasi Ndalem Poenakawan di Yogyakarta, Tempat Pameran Keris Era Majapahit dan Mataram Islam

Travel Tips
7 Penginapan Murah Dekat Candi Borobudur, Rp 100.000-an Per Malam 

7 Penginapan Murah Dekat Candi Borobudur, Rp 100.000-an Per Malam 

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+