BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dan Tourism Western Australia
Salin Artikel

Fremantle, dari Deretan Kafe "Hits" sampai Museum Bersejarah

KOMPAS.com – Fremantle, Australia Barat, pagi itu sudah ramai didatangi orang. Maklum, kota yang biasa disebut dengan Freo ini dikenal sebagai tempat hangout-nya penduduk “hipster” Australia Barat. Sederet kafe dan restoran luar ruang jadi bagian dari kota ini.

Di sepanjang jalan, tak hanya warga lokal saja yang terlihat, tetapi wajah-wajah semringah pelancong dari luar Fremantle juga memenuhi kota pelabuhan itu.

Jasmine (25), salah satunya. Wisatawan asal Indonesia ini berencana untuk menikmati ragam kuliner di Fremantle, tepatnya kawasan Cappucino Strip. Beragam makanan dan kopi yang dijadikan sebagai menu favorit di deretan kafe serta bar di kawasan itu sudah ia incar untuk dicoba.

Pada dasarnya, nama Cappucino Strip diambil dari sebuah jalan utama di Fremantle. Pada kunjungan pertamanya, Jasmine memilih Dome Fremantle untuk sarapan.

Lokasi yang strategis dan interior yang hangat menjadi keunggulan dari restoran yang ia pilih itu. Pilihan kursi pun terbagi dua, dalam dan luar ruangan.

Jika embusan angin cukup dingin, sebaiknya pengunjung pilih sisi yang berada di dalam ruangan. Sebaliknya, bila hari cerah seperti saat Jasmine datang, kursi di luar ruang cukup menarik untuk dicoba.

Setelah mendapat tempat duduk yang dirasa nyaman, Jasmine memilih Vegetarian Breakfast untuk dicoba. Menu ini cocok untuknya yang memang suka sayuran.

Dalam sepiring menu tersebut, Jasmine mendapat berbagai macam kacang-kacangan, kentang, bayam, dan tomat. Untuk menambah sensasi rasa, Jasmine pilih segelas Mocha sebagai pemanis lidah.

Seperti namanya, menu yang dipilih Jasmine itu sebenarnya disediakan untuk pengunjung vegetarian. Akan tetapi, pengunjung muslim pun bisa memilih seporsi makanan itu juga bersama dengan menu vegetarian lainnya, seperti Muesli with Soy Milk, dan Fruit Toast with Preserves.

Selain Dome Fremantle, Cappucino Strip juga punya kafe Pizza Bella Roma yang terkenal dengan menu bernama sama, pizza. Lalu, ada juga Nick’s Place Fremantle yang menyediakan menu kebab, dan Mexican Kitchen dengan menu bercita rasa Meksiko, di antara puluhan resto yang berdiri.

Selain terkenal dengan ragam kulinernya, Cappucino Strip juga populer dengan pasarnya yang unik. Dilansir dari westernaustralia.com, terdapat pasar yang dikenal dengan nama Fremantle Markets. Biasanya pasar ini ramai saat akhir pekan, yakni Jumat, Sabtu, dan Minggu.

Apa yang membuatnya unik?

Salah satunya ialah usia pasar yang sudah tua, yaitu mencapai 100 tahun. Selain itu, sejak dulu, barang yang dipasarkan cenderung langka. Berbagai kerajinan dan seni suku Aborigin, misalnya, bisa ditemui di sini.  Menambah semarak, di tempat itu juga biasanya ada live music.

Suasana pelabuhan

Bagi Jasmine, tak hanya lidah dan perutnya yang puas dimanjakan di Cappucino Strip, tetapi juga mata dan suasana hatinya. Ia senang dengan beragam atraksi di sana. Sampai-sampai ia tak sadar, matahari sudah tepat di atas kepala.

Ya, hari sudah sangat siang saat ia sadar perutnya sudah mulai minta jatah kedua untuk makan. Dengan langkah pasti, ia berjalan meninggalkan Cappucino Strip dan bergegas menuju restoran pinggiran pantai, Cicarello.

Cicarello terletak tak begitu jauh dari tempat pertama yang ia datangi. Jaraknya hanya terpaut sekitar 600-700 meter, dan masih dalam satu kota.

Di sana, orang biasanya memilih jalan kaki untuk menjangkau satu tempat ke tempat lain. Maka, Jasmine melakukan hal sama.

Banyak wisatawan datang ke Cicarello untuk mendapatkan atmosfer pelabuhan. Tunggu dulu, jangan bayangkan pelabuhan yang kotor dan amis, Cicarello begitu menawan karena kebersihannya.

Untuk menu, Cicarello menawarkan beragam makanan khas Australia. Salah satunya adalah hidangan Fish & Chips—menu khas Australia yang berbahan baku ikan dan kentang goreng—lengkap dengan saus tartar. Karena letaknya di pelabuhan, seafood memang jadi menu andalan di tempat itu.

Dari barisan menu dalam buku, pilihan Jasmine jatuh pada Fish & Chips yang disajikan secara tradisional. Ya, belum lengkap kalau ke Australia tanpa mencicipi menu itu bukan?

Sebagai pelengkap, ia juga memesan Local Crunchy Praws, yaitu udang goreng krispi dengan sambal tomat.

Dengan hidangan seafood yang beragam dan suasana pantai yang indah, Cicarello mesti dijadikan destinasi wajib bila berwisata ke Fremantle.

Puas menyantap hidangan, Jasmine seakan mendapat tambahan energi untuk melanjutkan penjelajahan di Fremantle. Beberapa destinasi yang belum pernah dijajakinya langsung muncul dalam kepala. Di antaranya WA Maritime Museum, Fremantle Arts Center, dan Moores Building Contemporary Art.

Ia pun memilih untuk berkunjung ke WA Maritime Museum. Kebetulan, selain letaknya dekat dengan Cicarello, kesukaannya akan sejarah dan budaya maritim bisa terpenuhi di tempat ini.

Di museum tersebut, pengunjung seperti Jasmine dapat meyaksikan sejarah maritim di Australia Barat. Misalnya, apa saja perkembangan dan peningkatan kapal layar hingga saat ini.

Tak hanya itu, ada juga berbagai penemuan dari banyak bidang ilmu pengetahuan alam, seperti antropologi, arkeologi dan sejarah Aborigin di Australia Barat.

Dilansir dari westernaustralia.com, untuk masuk ke WA Maritime Museum, pengunjung hanya perlu membayar 15 AUD atau setara dengan Rp 160.000 ribu menggunakan kurs saat ini untuk orang dewasa dan tidak dipungut biaya untuk anak-anak.

Seperti Jasmine, wisatawan Indonesia yang ingin berkunjung ke sana harus menjejakkan kaki ke Fremantle terlebih dulu. Untuk menjangkaunya, Anda bisa menjadikan Perth sebagai labuhan utama.

Penerbangan langsung dari Jakarta menuju Perth, pun sudah tersedia. Waktu tempuhya cenderung singkat, hanya 4,5 jam. Kemudian perjalanan menuju Fremantle (Freo) bisa ditempuh dengan kereta api dari Perth Station atau cukup berkendara dengan waktu tempuh 25 menit dari pusat kota Perth. Cepat, bukan?

Bila tertarik, Anda bisa memesan langsung tiket penerbangan ke Perth dengan harga mulai dari Rp 3,8 juta nett untuk pergi dan pulang (syarat dan ketentuan berlaku) di Garuda Indonesia Travel Fair 2017. Acara ini akan diadakan pada 22-24 September 2017 di Jakarta Convention Center.

Temukan hal menarik lain tentang Australia Barat dan bersiaplah menjadi saksi pengalaman #SuatuHaridiAustraliaBarat –Just another Day in Western Australia sebagai pengalaman tak terlupakan seperti Jasmine.

https://travel.kompas.com/read/2017/09/23/134900227/fremantle-dari-deretan-kafe-hits-sampai-museum-bersejarah

Bagikan artikel ini melalui
Oke