Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Kata Praktisi soal Wisata Halal di DKI Jakarta

Lantas, apa komentar Sapta Nirwandar, mantan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif?

"Wisata halal itu adalah wisata yang berdasarkan faedah Islam. Esensinya adalah pelayanan bagi pemeluk agama Islam yang menjalankan syariat agamanya," kata Sapta yang juga praktisi wisata halal serta Ketua Umum Halal Lifestyle Center saat diwawancara KompasTravel melalui telepon, Kamis (2/11/2017).

Menurut Sapta, elemen wisata halal mencakup berbagai aspek. Mulai dari makanan, pelayanan ibadah, akomodasi, dan hiburan.

Untuk mendapatkan label halal bagi elemen tersebut, lanjut Sapta, harus didapat dari sertifikasi oleh lembaga yang berwenang. Seperti Kementerian Agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Sapta menjelaskan jika sebenarnya wisata halal telah dipraktikkan oleh berbagai negara.
Seperti Malaysia, Thailand, Jepang, dan Korea. Sebutan lain dari wisata halal ini adalah muslim friendly.

"Pasar wisata halal ini besar sekali, karena banyak yang membutuhkan. Seperti Malaysia dapat 3,5 juta wisatawan muslim, Thailand 4 juta wisatawan, Indonesia cuma 2,2 juta atau 2,5 juta wisatawan muslim," kata Sapta.

Wisata halal, tambah Sapta, bukan berarti tertutup bagi wisatawan non muslim. Justru dengan wisata halal, ada dua pasar yang didapat yakni wisatawan muslim dan non muslim. Sehingga dapat memberi pemasukan yang lebih besar.

https://travel.kompas.com/read/2017/11/03/123400627/ini-kata-praktisi-soal-wisata-halal-di-dki-jakarta

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke