Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kyushu Famtrip, Kuil Aoshima dan Fenomena “Papan Cuci Raksasa”

Tujuan tur wisata kali ini adalah sebuah pulau kecil bernama Aoshima, yang berjarak sepelempar batu dari bibir selatan pantai Miyazaki, ibu kota Perfektur Miyazaki.

Pulau Aoshima dihubungkan oleh jembatan Yayoi dari kota Miyazaki di Kyushu selatan. Ada dua obyek yang biasanya dijadikan daya pikat untuk wisatawan lokal maupun mancanegara, yakni “papan cuci raksasa” dan kuil Aoshima.

Ketika menginjakkan kaki di jembatan Yayoi, pemandu wisata kami bernama Hiroyuki Takeshita spontan mengatakan, “Lihat, itulah formasi bebatuan yang disebut dengan ‘oni no sentakuita’ atau ‘papan cuci raksasa’.”

Papan cuci raksasa? Apakah itu? Bibir pantai Aoshima tidak berpasir putih seperti yang dibayangkan. Pulau itu justru dikelilingi formasi bebatuan yang disebut “papan cuci raksasa” atau juga disebut “papan cuci iblis” itu.

Mengapa formasi bebatuan itu disebut “papan cuci raksasa”? Sebenarnya tidak ada penjelasan yang bisa masuk akal, kecuali hanya berdasarkan cerita yang dituturkan turun-temurun.

Di sekitar pulau itu berserakan bebatuan yang memanjang tampak seperti papan-papan raksasa. Konon formasi bebatuan itu dahulu digunakan oleh sesosok makhluk hidup yang besar, kuat, jahat, dan menakutkan untuk membilas atau mencuci.

Takeshita mengatakan, makhluk tersebut adalah seorang laki-laki raksasa yang memiliki mata besar dan menakutkan, berambut kriting dan gondrong, punya taring dan kuku-kuku yang panjang dan tajam, dengan hanya mengenakan cawat dari kulit harimau.

Namun, menurut Takeshita melalui penerjemahnya Aldi Japz, sosok raksasa itu sebenarnya tidak pernah ada. Kecuali karena formasi bebatuan yang panjang menyerupai papan raksasa itulah makanya disebut “papan bilas raksasa” atau “papan bilas iblis”.

Menurut Takeshita, pada Zaman Edo (1603-1867) atau awal zaman modern di Jepang, pulau dibuka untuk umum. Banyak pasangan muda Jepang datang ke kuil kuno tersebut.

Mereka berdoa memohon perlindungan dari "en musubi no kamisama" atau dewa pernikahan. Pasangan muda yang baru menikah datang berdoa agar pernikahan mereka diberkati.  

Saat ini, setiap tahunnya setidaknya 70 juta pelancong mengunjungi kuil Dewa Pernikahan tersebut. Tidak saja pasangan muda-mudi, tetapi pasangan yang telah menikah, atau yang ingin mendapatkan jodoh atau keberuntungan selalu datang ke sana.

Di kuil kecil, pengunjung bisa membeli piringan hitam yang dapat dilempar ke target untuk pembawa keberuntungan. Di sini nasib Anda, pekerjaan, kesehatan, cinta, dan kondisi keuangan Anda bisa diramalkan.

Pulau ini dirimbuni hutan subtropis dengan luas 1,5 km2. Ada lebih dari 200 jenis tanaman tumbuh di sana dan dijadikan monumen alam khusus. Pulau ini dijuluki sebagai salah satu daerah paling utara untuk tanaman subtropis di belahan bumi utara.

Tanaman subtropis seperti pohon palem, pakis, dan tanaman lain tumbuh padat di seluruh pulau. Tanahnya tampak subur.

Fenomena geologi yang disebut “papan cuci raksasa” atau “papan cuci iblis” tadi dapat terlihat ketika gelombang rendah, dan akan tertutup pada saat air pasang.

Sedangkan kota Miyazaki adalah ibu kota Prefektur Miyazaki, bagian selatan Pulau Kyushu, dan dikenal dengan pantai indah, yang berhadapan ke Samudera Pasifik.

Dengan angkutan umum, stasiun Aoshima JR adalah stasiun terdekat di Miyazaki yang digunakan untuk mencapai Aoshima.

Dari stasiun itu wisatawan dapat berjalan ke sana dalam waktu sekitar 10 menit. Dengan mobil, Anda dapat tiba dalam waktu 25 menit dari stasiun Miyazaki.

Tidak ada biaya parkir atau pungutan biaya pada hari-hari biasa kecuali, pada hari libur di mana pengunjung ramai. (PASCAL S BIN SAJU, dari Miyazaki, Jepang)

https://travel.kompas.com/read/2017/11/22/090500027/kyushu-famtrip-kuil-aoshima-dan-fenomena-papan-cuci-raksasa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke