Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kumpulan Milenials Merawat Puspa Langka di Bumi Rafflesia

Provinsi Bengkulu memang dianugerahi alam yang unik. Bunga rafflesia yang begitu sulit dikembangbiakkan di berbagai tempat, malah tumbuh subur di sana.

Menurut Ketua Komunitas Peduli Puspa Langka (KPPL) Bengkulu, Sofian Ramadhan mengatakan seluruh kabupaten di Bengkulu memiliki potensi bunga rafflesia. Bahkan tiap bulan pasti ada saja yang mekar di beberapa lokasinya.

Saking kayanya, beberapa daerah memiliki jenis bunga rafflesia yang berbeda dari daerah lainnya. Bahkan ada yang endemik lokal daerah tersebut, juga endemik Bengkulu seperti Rafflesia bengkuluensis.

Kekayaan alam tersebut tentunya selain berpotensi untuk membangun pariwisata Bengkulu, juga berpotensi disala gunakan sebagian orang. Sofian mengakui masih benaknya oknum yang merusak hidup rafflesia demi keuntungan di sektor wisata.

Oleh karena itu dari masing-masing kabupaten dan tempat yang ditumbuhi rafflesia telah memiliki kelompok "masyarakat peduli". Ia dengan beberapa kawannya yang tergabung dalam Komunitas Peduli Puspa Langka (KPPL) Bengkulu, rutin berkoordinasi dengan kelompok-kelompok daerah lainnya.

"Kita dari pusat (Kota Bengkulu) berkoordinasi dengan kelompok-kelompok di daerah, mempromosikan ke wisatawan saat ada bunga yang mekar, juga mengarahkan wisatawan kemana tempat yang ada bunga mekarnya," ujarnya.

Selain itu, komunitas tersebut juga rutin menyuarakan cara yang benar dalam memanfaatkan keindahan bunga rafflesia. Wisata yang ia jalankan bersama puluhan orang di komunitasnya bernafaskan eco-tourism, atau wisata yang tidak mengesampingkan konservasi alam.

Komunitas yang sudah enam tahun berdiri ini, kini  mulai diakui oleh pemerintah. Dengan difasilitasinya kerja sama dengan Kementerian Pariwisata, Kementerian Kehutanan untuk menjalankan beberapa program.

Salah satu program edukasi andalanya ialah KPPL Goes to School, di mana para anggota KPPL tadi mensosialisasikan kepada siswa-siswa sekolah mengenai sang puspa langka rafflesia.

Banyak yang Kontra

Kini anggota komunitasnya ada 20 orang sebagai anggota pusat, dan puluhan lainnya yang tersebar di beberapa kabupaten di Bengkulu. Menurutnya menyuarakan konservasi di Bengkulu bukan tanpa halangan, justru lebih banyak yang kontra pada meraka.

Hukum rimba yang dimaksud ialah siapa yang duluan menemukan bunga tersebut di alam, maka ia yang berhak mengeksploitasinya. Tentunya untuk keuntungan pribadi, tanpa mementingkan keberlangsungan hidup bunga.

"Lebih banyak daerah yang tidak aktif di komunitas. Karena ya mereka merasa daerahnya kuasa mereka, mereka yang punya lahan jadi gak mau diajak," katanya.

Sehingga, tambah Sofian, tak heran kabar buruk tentang eksploitasi rafflesia di Bengkulu masih tetap ada, seperti pemotongan bunga-bunga raflesia, pewarnaan ulang dengan cat semprot, semuanya untuk keuntungan pribadi dari sektor pariwisata.

https://travel.kompas.com/read/2018/01/11/081700127/kumpulan-milenials-merawat-puspa-langka-di-bumi-rafflesia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke