Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berau Tak Hanya Derawan, Ada Teluk Alulu yang Juga Eksotis

Masuk dalam gugusan Derawan, Teluk Alulu merupakan pulau kecil yang dihuni 700 jiwa dari 300 kepala keluarga. Pulau ini tidak menawarkan hamparan pasir putih seperti Derawan atau Maratua. Namun, wisatawan bisa melihat-lihat pembangunan perekonomian berbasis masyarakat lokal seperti nelayan dan pabrik minyak kelapa.

Meski menjadi pulau terluar yang berbatasan langsung dengan perairan negara tetangga, tidak menjadikan Teluk Alulu tertinggal secara infrastruktur. Sinyal ponsel dan listrik sudah bisa dinikmati di sana. Bahkan, sejumlah kegiatan proyek fisik untuk pembangunan infrastruktur jalan juga selalu ada.

Ditambah lagi, saat ini Kampung Teluk Alulu ini sedang dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Tujuannya untuk menopang ekonomi masyarakat sekitar yang rata-rata adalah nelayan.

Menurut Yunanto, salah seorang staf Engineer PLTS yang digandeng Javlec Indonesia, pembangunan PLTS tersebut adalah sumber listrik utama yang akan digunakan untuk mengoperasikan pabrik es batu. Jadi selain mendongkrak pariwisata, Teluk Alulu juga tengah membangun perekonomian masyarakat.

“Kampung ini tengah membangun, karena masuk dalam Gugusan Derawan, memang lebih dikenal dari pariwisatanya. Tapi ekonominya juga tidak ketinggalan. Seperti saat ini, PLTS ini kami bangun untuk mengoperasikan pabrik es batu yang dibutuhkan nelayan untuk mengawetkan hasil tangkapan ikan,” katanya.

Diukur dari jarak yang jauh dari Tanjung Redeb yang merupakan pusat kota, Teluk Alulu tetap mendapatkan prioritas pembangunan sama halnya dengan kampung lainnya. Padahal, sebagai pulau terluar, Teluk Alulu cukup sulit dijangkau. Terlebih ketika cuaca buruk, banyak kegiatan yang terhambat lantaran tidak ada pelayaran.

Selain pembangunan pabrik es batu, Telul Alulu juga ditopang oleh produksi minyak kelapa murni dikelola oleh kelompok perempuan setempat. Pengelola pabrik pengolahan minyak kelapa, Iwan Kusmayadi mengatakan usaha minyak kelapa sudah berjalan empat bulan. Namun kekurangannya tempat masih minim dan harus dikembangkan lagi.

“Proses pengolahan 100 buah kelapa menjadi minyak hanya dalam satu hari. Hasil minyak kelapa tersebut dijual ke Kabupaten Berau, dengan harga berkisar Rp 30 ribu per liter. Program ini diharapkan dapat memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat setempat,” katanya.

Untuk menuju ke tempat ini, wisatawan harus menuju Kabupaten Berau terlebih dahulu. Setelah itu, melanjutkan perjalanan ke Tanjung Batu dan langsung menggunakan speedboat selama 2 jam lamanya. Sekali jalan, penumpang speed akan dikenai biaya Rp 200.000 hingga Rp 500.000.

Jika tidak ingin lama, wisatawan bisa berkunjung ke Kecamatan Maratua menggunakan pesawat kecil dari Bandara Kalimarau, Berau, dan melanjutkan perjalanan ke Teluk Alulu menggunakan speedboat dengan waktu 30 menit. Sesampainya di sana, wisatawan langsung bisa melihat-lihat kearifan lokal setempat dengan berkeliling ke rumah tiap warga setempat.

https://travel.kompas.com/read/2018/01/22/103000327/berau-tak-hanya-derawan-ada-teluk-alulu-yang-juga-eksotis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke