Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Nisan di Kuburan Tionghoa yang Bercerita

JAKARTA, KOMPAS.com - Makam atau kuburan tionghoa memiliki karakteristik tersendiri. Selain bentuknya yang unik, berukuran besar, dan memiliki meja altar, hal lain yang menonjol adalah nisan atau disebut juga bongpai dalam bahasa Hokkian.

"Ada bongpai dari kayu, bongpai dari batu dengan ukiran nama standar, bongpai dari batu dengan ukiran nama dan stilistika motif ragam hias simbolik, dan yang kekinian bongpainya dibuat dari marmer," kata Pemerhati budaya China FIB-UI, Agni Malagina saat dihubungi KompasTravel, Rabu (7/2/2018).

Agni menjelaskan biasanya lukisan-lukisan di bongpai atau sayap kanan kiri makam berupa ragam hias yang terkait erat dengan simbol religi, dewa-dewa, simbol-simbol keberuntungan, kesejahteraan, bakti dan makna-makna kebaikan. Selain lukisan, bisa juga fragmen (kutipan) yang mengisahkan kebaikan.

"Nah pada titik ini, ragam hias berupa fragmen kisah dewa atau manusia unggul, misal kisah bakti anak pada orang tua tidak hanya memiliki makna simbolik, namun juga memiliki makna sosial," kata Agni.

Pada momen ziarah kubur yang biasanya dilakukan saat Ceng Beng, pahatan pada bongpai menjadi sarana 'pendidikan' bagi keluarga. Orang tua yg membawa anak-anak untuk mengenal leluhur dapat melihat fragmen-fragmen yang terukir di makam.

"Ini bisa menjadi pelajaran bagi generasi muda. tentunya orang tua akan bercerita tentang 'mengapa di makam kakek nenek terukir kisah-kisah tersebut'," jelas Agni.

Selain lukisan dan fragmen, bahan yang digunakan untuk bongpai juga mencerminkan status orang yang dimakamkan. Menurut Agni zaman dahulu banyak yang tidak mampu dimakamkan dengan bongpai berbahan kayu. Pejabat atau orang kaya tionghoa biasanya dimakamkan dengan bongbai berbahan batu.  

https://travel.kompas.com/read/2018/02/09/163900527/nisan-di-kuburan-tionghoa-yang-bercerita

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke