Berbeda dengan kebanyakan obyek wisata air terjun yang lain, Curug Gending Asmoro ini tidak berada di lereng gunung. Tetapi di tengah lebatnya "hutan" bambu.
Obyek wisata ini baru saja dibuka, Minggu (11/2/2018) lalu oleh Wakil Bupati Semarang Ngesti Nugraha, sekaligus menandai launching Desa Kalongan sebagai Desa Wisata.
Ia menceritakan, nama Gending Asmoro ini erat kaitannya dengan legenda gamelan gaib di dekat air terjun tersebut.
Dahulu kala, setiap ada warga yang hendak menggelar pertunjukan wayang kulit, akan meminjam gamelan gaib tersebut. Caranya dengan menjalani ritual tertentu sebelumnya.
Kisah mistis lainnya di sekitar curug ini dulu kerap terdengar suara gamelan ditabuh (gending) pada waktu-waktu tertentu.
Kisah gemelan gaib ini, kata Yarmuji, diceritakan dari generasi ke generasi. Namun warga desa Kalongan meyakini kebenaran cerita itu.
Seiring perkembangan zaman, cerita gamelan gaib ini tak pernah terdengar lagi. Generasi sekarang bahkan hanya sepintas lalu saja mengetahui kisah ini.
Sekarang, Pemdes Kalongen melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) menyulap curug yang dulunya terkesan mistis ini menjadi obyek wisata yang eksotis.
"Saya optimis, dari yang awalnya mistis ini jika dibuat eksotis akan mendatangkan manfaat yang ekonomis bagi warga kami," ucapnya.
Selain Curug Gending Asmoro, di desa Kalongan saat ini juga terdapat sejumlah lokasi wisata lainnya yang sudah dikembangkan. Antara lain adalah Curug Tedja Asmara di Dusun Dampu, Top Selfie Cemara Sewu di dusun Rejowinangun dan Alaska atau hutan karet dusun Mendiro.
https://travel.kompas.com/read/2018/02/18/190200127/curug-gending-asmoro-dulu-mistis-sekarang-eksotis--1-