Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lewat Perbatasan Medan-Banda, Coba Mampir ke Keripik Ubi Mas Lilik

Lalu, mereka mendekat ke pondok berukuran 10 x 5 meter. Di sana, puluhan pekerja sibuk menyiapkan keripik.

Sebagian membungkus keripik, sebagian lagi, meniriskan minyaknya. Sebagian melayani pembeli.

Ya, di situlah usaha Kripik Rindu yang berdiri dua tahun lalu. Di samping pondok itu berdiri memanjang lokasi penggorengan.

Sebanyak 12 tungku disiapkan. Namun, hanya sepuluh tunggu yang menyala hari itu. Sepuluh pekerja sibuk memarut ubi, lalu menggorengnya.

Mereka terlihat cekatan. Bahkan nyaris hening tanpa bicara. Sesekali saja mereka bercanda lalu tertawa kecil.

"Pekerja lainnya lagi libur, ya, maklumlah, kan butuh libur juga,” sebut seorang pekerja.

Gadis berkulit eksotis ini sangat detail menjelaskan bisnis orang tuanya.

“Awalnya, bisnis ini hanya sekitaran Kabupaten Langkat. Namun perlahan makin ramai agen yang datang, ini sudah sampai ke sebagian besar Medan hingga ke perbatasan Provinsi Aceh,’ sebutnya.

Mereka menyiapkan bungkus dengan ukuran berbeda. Sebagian keripik dijual dengan harga Rp 10.000 per bungkus, sebagian lagi Rp 20.000. Tergantung besar kantung plastik yang disiapkan.

Keripik yang disiapkan yaitu aneka keripik ubi, mulai keripik pedas, manis, hingga keripik dengan rasa asin. Ada juga keripik tawar.

“Sangat sedikit kita jual keripik pisang. Karena fokus kita memang di ubi,” kata Windari.

Berdayakan Petani

Untuk memastikan suplai ubi terpenuhi, Mas Lilik memberdayakan petani di kecamatan itu. Jadi, tak heran halaman rumah di kawasan itu dipenuhi tumbuhan ubi.

“Kita butuh satu ton ubi per hari. Sehingga, mitra utama kita petani, kita berdayakan dan kita tampung hasilnya,” terang Windari.

Dia menyebutkan, ayahnya mengajak pertani untuk memanfaatkan lahan kosong dengan menanam ubi. Apalagi, ubi tumbuhan yang mudah ditanam.

Gayung bersambut, masyarakat pun mulai menanam ubi dan memasarkannya ke Mas Lilik dengan harga pasar.

“Kami bersyukur, belakangan keripik ini mulai dianggap khas Gebang. Wisatawan juga banyak singgah,” pungkas Windari.

Jika Anda menyusur jalan lintas Medan-Banda Aceh, ketika tiba di lokasi itu, maka singgahlah. Nikmati keripik yang kreyes-kreyes dan pas di lidah. Selamat mencoba.

https://travel.kompas.com/read/2018/03/30/220000327/lewat-perbatasan-medan-banda-coba-mampir-ke-keripik-ubi-mas-lilik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke