Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jadi Destinasi Kapal Pesiar, Sabang Siap Saingi Langkawi dan Phuket

Staf Ahli Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari bidang Yacht dan Cruise, Raymond, mengatakan Phuket, Thailand dan Langkawi, Malaysia kini masih menjadi pusat berkutatnya kapal-kapal wisata besar. Sabang dan dua kota tersebut saling bersaing dan dikenal sebagai segitiga emas Sapula.

“Mereka masih mendominasi bersandarnya yacht dan cruise dunia karena ada akses langsung dari Terusan Suez, Somalia. Itu yang ingin kita rebut,” katanya saat konfrensi pers Sabang Marine Festival, Senin (16/4/2018).

Menurut pria yang sudah 15 tahun lebih bergelut di dunia yahct dan cruise dunia, untuk merebutnya, Sabang perlu mengamati beberapa hal dari mereka, untuk kemudian mengaplikasikannya dengan lebih baik. Mulai dari waktu, kapan mengundang para yachter, kapan mempromosikannya, dan kapan mengadakan acara-acara menarik.

"Kedua, tentu kita harus membenahi infrastruktur. Salah satu kesulitan Indonesia kini ialah belum ada pusat-pusat yacht seperti bengkel reparasi yacht, stasiun pengisian bahan bakar, dan beberapa fasilitas lainnya," katanya.

Belum lagi keramahan masyarakat, juga kekayaan alamnya yang mengundang decak kagum wisatawan, membuat mereka ingin kembali mengunjungi Sabang.

“Sabang Marine Festival (SMF) ini jadi ajang promosi yang ampuh agar para yachter kambali datang ke Sabang dengan lebih bayak lagi. Kemungkinan tahun depan SMF akan kita sesuaikan dengan kegiatan-kegiatan pelayaran yang ada di Langkawi dan Phuket,” tutur Raymond.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS), Sayid Fadhil mengatakan telah mempersiapkan club yacht yang akan segera diresmikan saat festival tersebut pada 26 April 2018.

Yacht club tersebut akan seperti Tourist Information Centre bagi wisatawan yacht, tetapi juga memandu banyak keperluan wisata, mulai custom, karantina, hingga tour-tour wisatawan. Yacht Club tersebut akan diberi nama Sabang Marina Club.

Untuk pelayanan proses checking/registrasi, BPKS telah menyiapkan Kantor Layanan Satu Pintu khusus, melibatkan Karantina Pelabuhan, Imigrasi, Bea dan Cukai serta Administrator Pelabuhan atau yang lebih dikenal dengan TIM QICP. Tim tersebut bertugas melakukan pelayanan checking kapal di Sabang secepat mungkin, bahkan kini jadi yang tercepat se-Indonesia.

Sedangkan untuk destinasi wisata, pihaknya akan mengembangkan ke arah sejarah dan budaya, sebagai salah satu potensi wisata Sabang dan Aceh selain wisata baharinya. Sayid mengatakan tengah merencanakan untuk membangun kebun raya dan tempat peristirahatan presiden di Titik Nol Sabang.

“Orang ke Titik Nol kan bingung hanya monuman aja, jadi rencana kita mau buat kebun raya seluas empat hektar yang telah disiapkan, lalu lebih keren lagi sebagai simbol nanti kita bangun tempat peristirahatan presiden, seperti Istana Cipanas,” tuturnya pada awak media.

Sedangkan potensi wisata alam di Kawasan Sabang yang digemari wisman ialah di Pulau Weh, dan Pulo Aceh yang terdiri dari Pulau Breueh dan Pulau Nasi. Di kawasan tersebut terdapat puluhan titik penyelaman dan wisata alam seperti air terjun dan lainnya.

Sabang di tahun 2018 menargetkan kunjungan 76 yacht dari 61 di tahun sebelumnya. Sedangkan untuk cruise, dari 9 kapal ditargetkan 10 kapal bersandar di tahun ini.

Untuk wisatawan penyelam, Sabang menargetkan 10.736 wisatawan, dari sebelumnya tahun 2017 sebanyak 6.210. Sehingga untuk jumlah total target kedatangan wisatawan mancanegara ke sabang tahun ini sebesar 38.681dari sebelumnya 29.084.

https://travel.kompas.com/read/2018/04/17/111500327/jadi-destinasi-kapal-pesiar-sabang-siap-saingi-langkawi-dan-phuket-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke