Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ke Malang Tidak Lengkap jika Belum ke Es Taloen

Penamaan Depot Es Taloen diambil dari nama kampung depot itu berdiri, yakni di Kampung Talun, Kelurahan Kauman, Kecamatan Klojen, Kota Malang.

Tidak sulit untuk menemukan depot tersebut, dari Mall Malang Olympic Garden ke arah timur sekitar 200 meter. Depot itu ada di sisi kiri jalan.

Depot Es Taloen berdiri pada tahun 1950. Pemiliknya adalah Om Loek. Tidak begitu jelas nama aslinya. Namun, laki-laki tersebut dikenal dengan panggilan Om Loek.

Om Loek memiliki resep khusus dalam meracik es campur dan es buah. Karena itu, rasa yang dihasilkan sangat khas dan mengundang banyak pembeli.

Seiring bertambahnya usia, Om Loek tidak lagi mampu melanjutkan usahanya. Anaknya yang semata wayang merupakan seorang dokter dan tidak melanjutkan usaha bapaknya.

Akhirnya, seorang kerabat Om Loek melanjutkan usaha depot yang terus mendatangkan banyak penikmat es itu. Saat itu, Om Loek sudah memberikan resep yang dimilikinya kepada seorang pembantunya.

Saat ini, depot itu sudah resmi menjadi milik Afni Nafidah (39), anak terakhir dari Wiwik.

"Ibu sudah tiga tahun ini meninggal, ganti saya. Jadi sudah generasi keempat," katanya, Minggu (29/4/2018).

Afni mengatakan, awal berdiri depot itu hanya memiliki empat menu. Yaitu es campur dan es buah, gado-gado dan rujak cingur dengan menu andalan es campur dan es buah.

Namun pada Tahun 1998 setelah berpindah kepemilikan, depot itu menambah menu es teler, es tape ketan item dan jus buah serta tahu campur dan mi pangsit.

Afni tidak menyebutkan secara rinci resep yang membuat olahan es di depot itu melegenda. Hanya saja ia mengatakan, dalam setiap es campur yang diraciknya, ia selalu membubuhkan tape dan ketan item (hitam) serta menggunakan pemanis gula murni dan sirup yang dibuatnya sendiri.

"Biasanya kalau es campur itu ada tape dan ketan itamnya sama sirupnya buat sendiri. Pakai gula murni tidak ada apa-apa," katanya.

Saat ini, Afni sudah memiliki tiga orang pegawai. Dalam sehari, Afni meraih untung sekitar Rp 1 juta. Jika hari libur, untung didapatnya bisa mencapai Rp 1,5 juta.

"Kalau libur lebaran, orang sini yang sudah di luar kota kan pulang. Biasanya banyak juga yang ke sini. Nostalgia. Karena mungkin saat masih mudanya sering kesini dulu. Ada yang juga pacarannya di sini," katanya sembari tersenyum.

Saat ini, Afni menjual es campur dan es tape ketam item dengan harga Rp 9.000. Sedangkan es buah dan es teller dengan harga Rp 12.000. Dulu, penyajian es itu menggunakan mangkuk. Saat ini, beragam menu es itu disajikan dengan gelas ukuran besar.

https://travel.kompas.com/read/2018/04/30/070600127/ke-malang-tidak-lengkap-jika-belum-ke-es-taloen

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke