Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Segajih, Dusun di Kulon Progo Tempat Belajar Hidup ala Pedesaan

Segajih menawarkan paket live in atau hidup dan tinggal bersama warga setempat.

Mereka yang memilih piknik dengan cara ini akan merasakan pengalaman hidup dalam suasana pedesaan sebagai salah satu tren piknik masa kini.

Namanya pengalaman hidup berarti wisatawan akan menikmati kebiasaan hidup warga, kenikmatan kuliner desa, hingga belajar seni budaya di sana.

Segajih dusun yang dihuni sekitar 100 kepala keluarga dengan sekitar 70 rumah tinggal. Dusun itu cukup bersih. Berada di sebuah bukit di Pegunungan Menoreh, yang dinamai warga sebagai Bukit Sepringis.

"Karena sering motor sulit naik, orang ketakutan. Warga menyebutnya 'sepringis'," kata Subhan.

Mayoritas warga Segajih bekerja membuat gula merah dan gula semut. Yang laki-laki memanjat kelapa dan menyadap nira di pagi dan sore.

Mereka juga mencari rumput untuk ternak kambing, memerah susu, hingga mencari kayu bakar untuk tungku masak gula. Kehidupan sehari-hari seperti inilah yang bisa dirasa tamu ketika tinggal di sana.

Sebagian rumah warga pun menjadi homestay yang bisa ditempati tamu selama berada di Segajih. Terdapat 24 homestay di sini. Tamu akan menikmati kehidupan pemilik homestay.

"Ini salah satu yang kami inginkan karena beda dibanding lain. Lainnya panorama, alam pantai, budaya," kata Subhan.

Selain paket tinggal sebentar, juga ada paket belajar sambil menikmati budaya setempat. Di antaranya, belajar melukis, belajar membatik, belajar karawitan, hingga belajar menari. Tiap paket tambahan itu tamu cukup menambah antara Rp 15.000-50.000 tiap keahlian.

Ali mengatakan, banyak pengunjung dari kalangan pelajar dari berbagai kota di Indonesia datang untuk menikmati suasana itu, sekaligus belajar budaya. Pada Oktober 2017, pernah 140 orang tinggal di 70 rumah di dusun.

"Setelah (belajar) di sini, tamu sudah bisa memiliki keahlian mulai dari membuat pola, mendesain dan mencanting," kata Subhan.

"Kami pakai ikat kepala seperti ini dan sarung begini. Karena seperti inilah nenek moyang kami. Zaman boleh maju, tapi kami ingin tetap mempertahankan konsep ini," kata Ali.

Segajih berkembang seperti ini di tengah tumbuhnya destinasi wisata di Hargotirto dan sekitarnya. Destinasi-destinasi itu banyak yang sudah mendunia, seperti: Kalibiru dan Pulep Payung.

Segajih memang tidak memiliki alam seindah desa lain di sekelilingnya. Namun, untuk bisa ikut berkembang bersama dengan destinasi yang lebih dulu mapan, mereka kreatif mengembangkan konsep desa wisata, menginap dan belajar budaya.

Pemilik homestay di RT 12, Kasmiyem mengatakan, tamu yang pernah menginap di rumahnya benar-benar ikut dalam kehidupannya.

Tamu ikut keliling mencari kayu bakar, membersihkan rumah dan halaman, ikut memasak gula merah, hingga memberi makan ayam maupun mencari rumput untuk kambing peliharaannya.

Setiap hari, tamu yang menginap akan ikut makanan menu rumah, seperti tahu, tempe, sayur bobor, atau bening, hingga sup.

"Sekarang saja masih sering WA-an untuk saling menanyakan kabar," tambah Kasmiyem.

https://travel.kompas.com/read/2018/05/30/061500627/segajih-dusun-di-kulon-progo-tempat-belajar-hidup-ala-pedesaan-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke