Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menikmati "Sunset" dari Hotel Mario di Sumba Barat Daya

Pulau Sumba adalah sebuah pulau di bagian selatan NTT yang memiliki luas 10.710 kilometer persegi. Sumba berbatasan dengan Sumbawa di sebelah barat laut, Flores di timur laut, Timor di timur, dan Australia di selatan dan tenggara.

Di Pulau Sumba terdapat empat kabupaten yakni Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya.

Sumba memiliki keindahan padang sabana yang luas yang jarang ditemukan di dunia.

Sumba terkenal pula dengan alam laut dan pantai yang sangat eksotis, kekayaan wisata megalitik yang unik di dunia, serta berbagai produk budaya seperti tenun ikat, rumah adat, serta budaya berkuda Pasola.

Wisatawan mancanegara dan domestik yang semula hanya berkutat di Pulau Flores karena ada destinasi wisata unggulan Pulau Komodo di Manggarai Barat dan Danau Kelimutu di Kabupaten Ende, sedikit demi sedikit mulai bergeser ke Pulau Sumba.

Hasil riset Dinas Pariwisata Provinsi NTT dan Politeknik Negeri Kupang, mengumumkan sejumlah tempat wisata di NTT yang paling banyak dikunjungi wisatawan.

Pulau Sumba pun mulai dicari-cari oleh wisatawan. Puncaknya saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Kabupaten Sumba Barat Daya untuk mengikuti kegiatan Parade 1.001 kuda Sandelwood dan Festival Tenun Ikat pada Bulan Juli 2017 lalu.

Setelah orang nomor satu di Indonesia pulang dari kunjungan itu, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pulau Sumba meningkat pesat.

Namun untuk Hotel Nihiwatu, para wisatawan harus merogoh kocek yang dalam, karena harganya yang sangat mahal hingga mencapai ratusan juta rupiah untuk menginap semalam.

Sedangkan Hotel Mario, harganya sangat terjangkau. Menginap di hotel itu, wisatawan akan disuguhi pemandangan indah laut dan pantai dengan pasir putih.

Pengunjung yang ingin berwisata ke pantai Mananga Aba dan Hotel Mario, cukup menggunakan kendaraan sepeda motor, mobil pribadi atau jasa ojek serta travel dan ditempuh dalam waktu 15-20 menit.

Hotel Mario juga dekat dengan Bandara Tambolaka, yang bisa ditempuh dengan waktu 20 menit, menggunakan kendaraan roda empat. Tempat penginapan itu juga tak jauh dari sekolah internasional perhotelan Sumba Hospitality Foundation.

Sedangkan ruang kamar hotel juga sudah cukup lengkap karena ada pendingin ruangan, televisi, shower air panas dan dua tempat tidur.

Pihak hotel juga menyediakan peralatan snorkeling untuk selam dangkal bagi tamu hotel.

Selain itu, gulungan ombak yang tinggi menambah daya tarik tersendiri bagi peselancar untuk menghabiskan waktu berolahraga.

Air laut dan pantainya yang bersih serta jauh dari permukiman penduduk menyajikan suasana tenang, damai dan nyaman bagi pengunjung.

Menyaksikan matahari tenggelam terasa lengkap, ditemani minuman dingin yang disediakan pihak hotel.

Pemilik Hotel Mario, Aloysius Purwa mengatakan, hotel tersebut didirikan sejak tahun 2010 dan setiap saat jumlah kunjungan wisatawan ke hotelnya semakin bertambah.

"Banyak wisatawan mancanegara dan domestik yang datang dan menginap di hotel ini. Sedangkan kalau warga lokal, juga datang dan menikmati makan dan minum di restoran hotel. Lokasi restoran berhadapan langsung dengan kolam renang dan laut, sehingga disenangi pengunjung," kata Aloysius kepada KompasTravel, Sabtu (2/6/2018).

Aloysius berharap, pihak terkait bisa segera membenahinya dengan memasang menara dan perangkat Base Transceiver Station atau BTS untuk jaringan telekomunikasi seluler.

https://travel.kompas.com/read/2018/06/03/164700127/menikmati-sunset-dari-hotel-mario-di-sumba-barat-daya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke