Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hotel Artotel di Bandung Ini Padukan Konsep Heritage, Modern, dan Seni

Pada zaman Belanda, Sarinah bernama toko Onderling Belang, cabang kedua dari toko sentra mode di Amsterdam. Adapun cabang pertamanya ada di Surabaya.

Toko yang dibuka tahun 1910 ini langsung menjadi pesaing utama toko Au Bon Marche, yang berada tidak jauh dari Onderling Belang.

Awal tahun 1960, Onderling Belang menjadi toko Sarinah dengan dagangan berupa kerajinan etnik nusantara. Di tahun 1990an, toko ini pun mati suri dan berubah menjadi lokasi yang kumuh.

Tahun 2018, Sarinah kembali bangkit. Ia selesai bersolek dan kembali menjadi cantik, meski tidak mengubah bentuk fisik karena termasuk bangunan cagar budaya.

Di bagian depan, kata “Sarinah” yang berasal dari tulisan tangan Soekarno tetap terpatri. Warna merah dalam tulisan ini tampak kontras dengan cat bangunan putih, menyerupai warna bendera Indonesia.

Uniknya, Sarinah kini tidak berdiri sendiri. Di bagian belakang Sarinah, terdapat pintu kaca yang akan menghubungkan pengunjung dengan lobi hotel yang diberi nama “de Braga by Artotel”.

Mengimbangi desain Sarinah, bangunan de Braga pun dibuat dengan gaya art deco. Hal itu menguatkan unsur legendaris kawasan Braga yang kental dengan suasana peninggalan zaman Belanda.

“Kami tetap mempertahankan ciri arsitektur lama pada bagian facade-nya. Desain interiornya sendiri menampilkan gaya minimalis yang dibalut dengan sentuhan art deco,” ujar Erastus Radjimin, CEO Artotel, belum lama ini.

Sama dengan hotel yang dikelola Artotel lainnya, de Braga juga menampilkan nuansa seni kontemporer. Hal ini bisa dilihat dari berbagai sudut ruangan hotel, termasuk di dalam kamar.

Tujuh Seniman

Untuk menghadirkan nuansa seni kontemporer dalam hotel, Artotel berkolaborasi dengan tujuh seniman muda lokal Bandung.

Mereka adalah Addy Debil, Agung, Argya Dhyaksa, Elfandiary, Erwin Windu Pranata, Radhinal Indra, dan Riany Karuniawan.

Karya ketujuh seniman itu menghiasi setiap lantai dan kamar hotel. Seperti di sekitaran lobi, lantai 2 tempat art space berdiri, hingga di restoran.

Di dalam kamar, karya seni tersebut bisa dilihat di salah satu dinding. Sehingga pengunjung yang menginap bisa sekaligus menikmati karya seni seniman Bandung.

Fasilitas de Braga

Vanjou, Marketing Communication Manager De Braga mengatakan, hotel pertama Artotel di Bandung ini memiliki 14 lantai, 112 kamar, dengan 6 ruang meeting yang dinamakan meet space.

“Untuk kamar sendiri kita punya tiga tipe yakni studio 25, studio 35, dan de Braga suite,” ucapnya.

Setiap kamar dilengkapi fasilitas LED 42 inch, koneksi internet Wi-Fi, mini bar, safe deposit box, dan mesin kopi Dolce Gusto.

“Untuk MICE-nya kita berkapasitas 10-200 pax. Biasanya yang meeting dari Jakarta dan Bandung,” tuturnya.

“Kalau ada yang gunakan MICE, weekday pun 100 persen,” ungkap Vanjou.

https://travel.kompas.com/read/2018/11/13/121000227/hotel-artotel-di-bandung-ini-padukan-konsep-heritage-modern-dan-seni

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke