Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gua Selomangleng di Kediri, Pertapaan Legendaris Dewi Kilisuci

KEDIRI, KOMPAS.com – Kabupaten Kediri di Provinsi Jawa Timur begitu lekat dengan sejarah masa lalu. Beberapa kerajaan pernah berdiri di sekitar tanah Kediri pada masa silam.

Kerajaan masa lalu seperti Tumapel atau Singasari, Kadiri atau Kediri, dan Kahuripan dahulu pernah berjaya di sekitar Kediri. Oleh karena itu, tidak heran jika cukup banyak ditemukan peninggalan sejarah masa lalu kerajaan-kerajaan tersebut.

Salah satu peninggalan masa lalu di Kediri adalah sebuah gua bernama Selomangleng. Gua yang dulunya merupakan tempat pertapaan ini adalah peninggalan pada masa Kerajaan Kahuripan.

Gua Selomangleng berada di Kecamatan Mojoroto, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Jarak gua ini dari Kota Kediri hanya sekitar enam kilometer ke sebelah barat dengan waktu tempuh kurang-lebih 20 menit saja.

Relatif dekatnya jarak dan waktu tempuh membuat Gua Selomangleng menjadi alternatif destinasi wisata bagi masyarakat Kediri atau mereka yang berlibur ke Kediri.

Pertapaan Dewi Kilisuci

Gua ini menyimpan sejarah yang bagkan dimulai sebelum era Kerajaan Kediri, yakni pada masa Kerajaan Kahurupan saat Raja Airlangga memerintah.

Raja Airlangga memiliki putri bernama Sanggramawijaya Tunggadewi yang sebenarnya menjadi pewaris tahta Kerajaan Kahuripan dari perkawinannya dengan Putri Dharmawangsa Teguh.

Namun Sanggramawijaya Tunggadewi lebih memilih menyepi di Gua Selomangleng ini dan mengundurkan diri sebagai pewaris tahta Kerajaan Kahuripan. Ia menjadi pertapa bergelar Dewi Kilisuci.

Raja Airlangga kemudian membagi Kahuripan kepada kedua putranya, yakni Sri Samarawijaya sebagai Kerajaan Panjalu dan kepada Mapanji Garasakan sebagai Kerajaan Jenggala.

Kedua kerajaan tersebut terus berusaha menguasai satu sama lain. Kerajaan Panjalu yang nantinya menjadi Kerajaan Kediri akhirnya berhasil menang.

Gua Selomangleng

Nama Selomangleng di gua ini berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa, yakni Selo dan Mangleng. Kata selo berarti batu, sementara mangleng memiliki arti miring. Itu dikarenakan gua ini sekilas tampak seperti batu yang miring.

Gua ini tidaklah dalam dan lebar. Hanya ada dua ruangan yang memiliki dua pintu masuk yang besar, sementara di dalam ada satu pintu masuk berukuran kecil. Terdapat pula relief di dinding gua.

Selain untuk wisata, Gua Selomangleng juga masih digunakan untuk tempat ritual atau tirakat orang-orang tertentu. Bau dupa dan kemenyan pun begitu kuat, meski baru sampai di pintu masuk gua.

Kawasan wisata bukan hanya di titik gua saja. Terdapat jalan ke atas bukit. Sesampainya di atas, panorama Kota Kediri akan cukup terlihat jelas dari ketinggian.

Pengunjung bisa berfoto dengan latar belakang pohon besar yang usianya cukup tua di kawasan Gua Selomangleng ini. Ada pula akar pohon yang cukup kokoh untuk diduduki seingga menjadi spot foto menarik.

Selain itu, terdapat museum yang berisi koleksi peninggalan kerajaan masa lalu sekitar Kediri di kawasan Gua Selomangleng ini, yakni Museum Airlangga. Museum itu hanya berjarak beberapa meter dari titik gua.

Ada pula bangunan pura yang masih berfungsi untuk tempat beribadah umat Hindu. Berfoto berlatar belakang gerbang pura seolah sedang berada di Bali. Namun tentu pengunjung tetap harus menjaga etika saat berfoto di pura.

Fasilitas wisata di Gua Selomangleng sudah lengkap. Tersedia area parkir luas, warung makan, toilet, toko suvenir, museum, pura, hingga mushalla. Tarif masuk juga cukup terjangkau, yakni Rp 5.000.

https://travel.kompas.com/read/2018/12/19/131424827/gua-selomangleng-di-kediri-pertapaan-legendaris-dewi-kilisuci

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke