Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Red District Bersejarah di Amsterdam Akan Dipindahkan

JAKARTA, KOMPAS.com - Pusat wisata syahwat alias red district bersejarah Amsterdam, De Wallen rencananya akan dipindahkan. Walikota perempuan pertama Amsterdam, Femke Halsema mencetuskan rencana tersebut ketika diwawancara media belum lama ini.

"Terlalu sering kita melihat perempuan asing yang rentan di balik jendela, dicemooh oleh gerombolan turis mabuk," kata Halsema.

Banyaknya wisatawan di daerah De Wallen membuat perilaku tidak senonoh dan mabuk menjadi hal yang wajar di sana. Padhal Amsterdam sedang berjuang dengan pariwisata massal yang bertentangan dengan prinsip masyarakat, menjunjung kebebasan inidividual.

"Kota bagian dalam kita adalah salah satu yang tertua di Eropa, dengan sejarah budaya yang sangat besar, kini jelas memburuk. Kami ingin wisatawan yang datang melihat nilai budaya ini," jelas Halsema.

"Hal penting yang harus diingat adalah Amsterdam adalah kota pemukiman. Ini bukanlah lokasi wisata tempat hidup menjadi sulit. Kita harus memikirkan wisatawan seperti apa yang ingin kita tarik, karena kita tidak seharusnya berpikir jumlah wisatawan akan turun, jumlah wisatawan akan terus naik," pungkasnya.

De Wallen merupakan pusat prostitusi bersejarah di Eropa yang sudah ada sejak abad ke-14. Dikisahkan awalnya De Wallen muncul karena berada dekat pelabuhan, tempat para pelaut dan imigran berlabuh. Para perempuan imigran inilah yang menjadi wanita tunasusila di De Wallen.

Saat ini ada 370 jendela yang memajang perempuan tunasusila dan 86 rumah bordil di kawasan De Wallen. Keberadaan De Wallen pernah diprotes pada abad ke-20 oleh organisasi keagamaan untuk mengakhiri pusat prostitusi ini. Prostitusi sendiri dilegalkan di Belanda, asalkan bukan prostitusi jalanan dan berdasarkan persetujuan dua pihak yang bertransaksi.   

https://travel.kompas.com/read/2018/12/20/171500727/red-district-bersejarah-di-amsterdam-akan-dipindahkan-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke