Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bertemu Edelweis di Lereng Bukit Wajur Flores

Tak di sangka-sangka, awal 2019 ini, Selasa (1/1/2019), saya bersama dengan Mathias Dandung, anak Yohanes Jubilian Dahu Ndolu dan Thomas Dahu bertemu edelweis di lereng bukit gersang Wajur.

Selasa sore, saya bersama keluarga besar bertamu di rumah, Aloysius Angkap untuk memberikan ucapan selamat memasuki tahun 2019. Di rumah itu, kami disuguhkan dengan jagung muda bakar serta minum kopi arabika khas Kampung Wajur.

Kemudian, kami bertamu di rumah keluarga Marsel di bukit Golomeneh. Di rumah itu juga disuguhkan jagung muda dan minum kopi arabika. Januari 2019, musim panen jagung di Kampung Wajur dan sekitarnya.

Sekitar pukul 17.15 Wita, kami kembali ke rumah keluarga di dusun Bealait, namun, sebelumnya, mata saya dikejutkan dengan keindahan bunga Edelweis yang tumbuh liar di lereng bukit Kampung Wajur.

Saya terkejut dan heran tentang tumbuhan liar yang hanya dijumpai di kawasan hutan Banggarangga di Manggarai Timur dan Pulau Sumba.

Saat itu juga saya menginformasi kepada Mathias Dandung bahwa ini bunga yang dilindungi dan bunga langka. Memang, bunga ini hanya bisa tumbuh liar di dataran tinggi.

Saat itu edelweis belum berbunga. Di lereng-lereng bukit Wajur itu tumbuh liar, mulai dari ukuran sedang dan kecil.

Mathias Dandung, warga Kampung Wajur juga terkejut karena dia baru mendengar nama bunga tersebut yang dilindungi.

Selain itu, Simon, penduduk setempat ketika saya informasikan tentang keberadaan bunga lambang cinta sejati itu, terkejut dan heran karena selama ini mereka tidak mengetahui nama bunga yang tumbuh liar di lereng-lereng bukit di sekitar perkampung Wajur.


Sore itu saya tidak bawa kamera dan handphone juga sedang lowbat sehingga saya tidak mengabadikannya bunga itu. Saya terus penasaran tentang keberadaan bunga langka tersebut.

Rabu pagi (2/1/2019), saya diantar oleh Karolus Hardiyanto Abu untuk mengabadikan keberadaan bunga edelweis di lereng bukit Kampung Wajur. Akhirnya, rasa penasaran saya terpenuhi dengan mengabadikannya melalui kamera.

Rabu pagi itu, saya bersama istri, Andreas Mariano Makur serta Yohanes Jubilian Dahu Ndolu kembali ke Kota Waelengga setelah merayakan tutup tahun 2018 dan buka tahun 2019 di Kampung Wajur bersama dengan keluarga besar Suku Besi dan Suku Puntu.

Mathias Dandung, Simon dan Aloysius Angkap kepada Kompas.com menjelaskan, selama ini mereka tidak mengetahui nama bunga itu yang tumbuh liar di lereng-lereng Bukit Wajur.

“Kami baru mengetahui nama bunga itu dari wartawan Kompas.com yang secara tak terduga melihatnya di lereng-lereng bukit tersebut. Bahkan seluruh warga Kampung Wajur tidak mengetahui nama bunga tersebut. Kami berterima kasih atas informasi ini supaya kami menjaga dan melindungi keberadaan bunga tersebut,” katanya.


Lagi-lagi mata kami dikejutkan dengan keindahan warna bunga edelweis yang tumbuh liar di lereng bukit di sekitar Dusun Nao, Desa Kolang, arah ke Golowelu, ibu kota Kecamatan Kuwus.

Saat itu tumbuhan edelweiss itu sangat banyak di lereng-lereng bukit tersebut. Saat itu tak sempat diabadikan dengan kamera karena kami berada di atas kendaraan, apalagi jalan rayanya masih berlubang-lubang.

Informasi terbaru yang Kompas.com peroleh dari dua warga Kecamatan Kuwus, Rolantianus Darjo (24) dan Karolus Sardiyanto Abu di Kota Ruteng, Senin (7/1/2019) menjelaskan, Edelweis di lereng Bukit Nao sedang mekar dan berbunga.

“Saat kami ke Ruteng kemarin, Minggu (6/1/2019), kami melihat bunga edelweis sedang berbunga dan baunya harum sekali. Banyak sekali bunga edelweis sedang mekar di hamparan lereng bukit di sekitar Dusun Nao,” jelas keduanya.

Berwisata Edelweis di Lereng Bukit Wajur dan Nao

Desa Wajur dan Kolang, Kecamatan Kuwus Barat bisa menjadi alternatif sebagai destinasi unggulan di wilayah utara dari Kabupaten Manggarai Barat. Nama destinasi itu adalah berwisata melihat edelweis di lereng bukit Kampung Wajur dan Kampung Nao.


“Ini informasi yang menggembirakan bagi kami orang Manggarai Barat di bagian utara. Ini bisa dijadikan destinasi alternatif bagi wisatawan minat khusus, terlebih wisatawan yang memiliki minta di bunga langka,” katanya.

Fransiskus Sarong, mantan jurnalis Kompas, Sabtu (5/1/2019) saat digali informasi Kompas.com menjelaskan, bunga edelweis tumbuh liar di dataran dengan ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Bunga itu selalu berbunga atau mekar sepanjang tahun serta tumbuh di lereng-lereng bukit yang berbatu cadas atau tidak memiliki air. Bunga edelweis mampu bertahan dan tumbuh di daerah yang kekurangan air.

“Saya pernah meliput dan menulis khusus di media Kompas tentang tumbuhan edelweis di dataran tandus di kawasan Banggarangga, Kabupaten Manggarai Timur. Bunga itu lambang cinta sejati karena edelweis tidak tumbuh di sembarang tempat melainkan di kawasan puncak gunung dan lereng bukit di dataran tinggi,” katanya.

Pulau Sumba, khususnya di kawasan Gunung Wanggameti tumbuh liar edelweis. Beberapa tahun lalu, Kompas.com mengelilingi kawasan Gunung Wanggameti, Kabupaten Sumba Timur dan Pulau Sumba.


Saat itu Kompas.com didampingi staf Balai Taman Nasional MATALAWA Sumba melihat langsung keindahan dan keunikan tumbuhan edelweis. Saat dijumpai di kawasan Gunung Wanggameti, bunga edelweis sedang berbunga dan mekar.

Untuk di wilayah Manggarai Raya, bunga ini tumbuh liar di kawasan hutan Banggarangga, kawasan puncak Ranaka dan terakhir dijumpai di lereng-lereng bukit Wajur dan Nao. Penasaran dengan bunga edelweis di wilayah utara Manggarai Barat maka berwisatalah di Desa Wajur dan Kolang.

Provinsi Nusa Tenggara Timur bukan hanya ada binatang komodo di Manggarai Barat melainkan bunga edelweis juga menjadi destinasi alternatif untuk berwisata di berbagai lereng-lereng bukit dan gunung.

Provinsi NTT sangat kaya dengan berbagai jenis tumbuhan yang dilindungi yang tumbuh liar di hutan-hutan dan puncak gunung dan lereng-lereng bukit.

Cara Menuju Desa Wajur dan Kolang

Bagi wisatawan dari Labuan Bajo, ada tiga alternatif jalan yang bisa dilalui. Pertama Labuan Bajo-Nggorang-Terang-Noa-Ndiuk-Pitak dan tiba di Kampung Wajur. Kedua, Labuan Bajo-Datak-Orong-Ranggu-Monsok-Rawuk dan menuju ke Kampung Wajur dan Nao.

Ketiga, Labuan Bajo-Datak-Semang-Wora-Ndiuk dan menuju Kampung Wajur dan Nao. Sedangkan bagi wisatawan dari arah Timur, jalan raya yang bisa dilalui adalah dari Timur ke Kota Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai-Cancar- masuk hutan Puarlewe-Golowelu-Dahang-Lambur dan menuju Kampung Nao dan Wajur.

Staf Bidang Balai Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah II, Stef S Tonggo kepada Kompas.com di Kantor KSDA wilayah II Ruteng, Selasa (8/1/2019) membenarkan bahwa foto yang diambil di lereng bukit Wajur dan Nao adalah bunga edelweis yang dilindungi. "Di lihat dari ciri daun dan batangnya bahwa itu edelweis," katanya.

Tonggo menjelaskan Edelweis tumbuh di kawasan hutan Manggarai Raya seperti kawasan Gololusang, sekitar Danau Rana Poja, puncak Gunung Ranaka dan rongket serta sejumlah kawasan lainnya. "Saya lihat di foto yang diambil sesuai ciri-cirinya seperti daun dan batangnya adalah edelweis. Dan juga daun yang sudah kering," katanya.

Tonggo memaparkan, di kawasan Manggarai Raya, edelweis tumbuh di ketinggian 1.500 sampai 2.000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Seperti Kota Ruteng berada pada ketinggian 1.500 mdpl sementara yang ada di lereng Bukit Wajur dan Nao diperkirakan berada pada ketinggian 800-900 mdpl.

Tonggo menambahkan, edelweis merupakan tumbuhan yang dilindungi sehingga warga dilarang mengambilnya.

https://travel.kompas.com/read/2019/01/08/161000527/bertemu-edelweis-di-lereng-bukit-wajur-flores

Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke