Orang-orang Tionghoa juga mempunyai etika bersantapnya sendiri. Di beberapa kalangan tradisionalnya, etika ini masih berlaku secara ketat.
Apa saja? Berikut rangkuman KompasTravel:
1. Menghormati yang lebih tua
Perlakuan ini kemungkinan mulai membudaya seiring merebaknya paham Konfusianisme, di mana “bakti” terhadap orang yang lebih tua merupakan salah satu unsur penting dalam hidup.
Di meja makan, orang yang lebih muda seyogyanya tidak memulai makan terlebih dulu sampai orang yang lebih tua mulai menyantap hidangannya. Mereka pun diwajibkan memanggil/menawari orang yang lebih tua jika hendak bersantap.
Dalam konteks keluarga atau kerabat, anak pun seyogyanya menyiapkan atau mengambilkan makanan bagi orangtuanya, terlebih jika si orangtua sudah tergolong renta.
2. Mendekatkan mangkuk nasi ke mulut
Dalam etika bersantap Tionghoa, mendekatkan mangkuk nasi ke mulut sama sekali bukan hal yang tabu.
Hal ini malah dianjurkan untuk dilakukan, bertujuan agar nasi atau lauk yang dicapit dengan sumpit tidak jatuh berceceran ketika menuju mulut.
3. Sabar ketika mengantre giliran lazy susan
Idealnya, Anda perlu menunggu giliran hingga rekan-rekan semeja selesai mengambil jatahnya. Di sisi lain, jangan sampai terus-menerus memberi giliran pada orang lain, karena Anda akan dianggap tidak berselera dengan hidangan yang disajikan.
4. Tidak mengaduk-aduk lauk bersama
Dalam jamuan makan besar, seringkali lauk dihidangkan untuk santap bersama.
Terkait hal ini, Anda tidak diperkenankan mengaduk-aduknya, apalagi menggunakan sumpit sendiri. Jika terpaksa menggunakan sumpit sendiri, gunakanlah bagian ujung yang belum terpakai.
Selain itu, perilaku mengaduk-aduk lauk bersama untuk mencari suatu bahan makanan yang Anda incar dinilai melanggar etika bersantap Tionghoa.
5. Menggunakan sumpit dengan baik dan benar
Sumpit merupakan alat makan utama bagi orang-orang Tionghoa. Ketika memakainya, usahakan ketahui berbagai kesalahan menggunakannya.
Salah satu kesalahan memakai sumpit yang cukup tabu ialah menancapkan sumpit ke mangkuk berisi nasi. Praktik ini dinilai serupa dengan hio yang ditancapkan ketika ritual sembahyang arwah atau kematian.
https://travel.kompas.com/read/2019/01/15/165815427/5-etika-bersantap-masyarakat-tionghoa-yang-perlu-anda-perhatikan