Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Seperti Ini Wajah Tebing Breksi Yogyakarta Tahun 2016

SLEMAN, KOMPAS.com – Tebing Breksi saat ini merupakan destinasi wisata andalan Kabupaten Sleman dan Yogyakarta. Khususnya saat hari libut, banyak wisatawan dari dalam dan luar Yogyakarta yang berkunjung kemari.

Sesuai namanya, obyek wisata yang berada di Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Sleman, Yogyakarta ini menyajikan pesona tebing batuan breksi nan eksotis.

Saat ini guna semakin menarik wisatawan, telah ditambahkan ukiran-ukiran wayang dan naga di dinding Tebing Breksi. Selain itu, spot foto juga semakin banyak untuk melayani keinginan berfoto pengunjung masa kini.

Tak hanya spot foto, fasilitas penunjang wisata di sini juga begitu lengkap. Mulai dari area parkir yang bisa menampung bus besar, toilet, warung makan, panggung pementasan, masjid, hingga area berkemah.

Lokasi yang dekat dengan destinasi wisata lain seperti Candi Ijo membuat Tebing Breksi semakin digemari wisatawan. Kini ada pula jasa jeep untuk berkeliling menuju beberapa obyek wisata lain.

Sejarah Singkat Tebing Breksi

Tebing Breksi masih belum begitu lama dikenal sebagai destinasi wisata. Dahulu Tebing Breksi merupakan area pertambangan batuan breksi. Sebelum tahun 2015 nama Tebing Breksi seolah sama sekali tidak terdengar.

Tebing Breksi mulai berubah menjadi obyek wisata setelah aktivitas penambangan ditutup oleh pemerintah pada 2014 silam. Penutupan itu berdasarkan hasil kajian yang menyatakan bahwa batuan di lokasi ini berasal dari aktivitas Gunung Api Purba Nglanggeran.

Usai ditutup dari aktivitas penambangan, pada Hari Sabtu (30/05/2015) silam Tebing Breksi diresmikan oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwana X.

Ketika diresmikan hingga awal tahun 2016, wajah Tebing Breksi belum seperti sekarang ini. Lokasi yang bisa dikunjungi wisatawan hanya tebing yang menjulang dan panggung terbuka sederhana bernama Tlatar Seneng.

Wajah Tebing Breksi Tahun 2016

Hari Sabtu (16/01/2016) silam, wajah Tebing Breksi belum “setampan” sekarang. Belum ada ukiran-ukiran mengagumkan di dindingnya yang kini menjadi latar berfoto. Tebing Breksi hanyalah tebing bekas area pertambangan.

Saat ini jika akhir pekan, Tebing Breksi selalu dipadati oleh banyak pengunjung. Namun pada Hari Sabtu ketiga tahun 2016 itu jumlah pengunjungnya hanya beberapa orang saja, bahkan bisa dihitung dengan jari.

Aktivitas penambangan pun masih bisa disaksikan, meski hanya sekadar pengangkutan batuan yang telanjur ditambang. Beberapa truk masih berlalu-lalang sehingga pengunjung perlu berhati-hati ketika melintas.

Saat ini jalan menuju atas Tebing Breksi sudah baik, berupa anak tangga yang nyaman dilalui. Namun dahulu jalan menuju atas tebing cukup mengerikan. Anak tangga dibuat ala kadarnya dengan kemiringan yang terjal.

Hal itu membuat mereka yang ingin naik ke atas tebing haruslah memiliki nyali dan juga tidak takut ketinggian. Perjalanan menapaki anak tangga ala kadarnya itu akan lebih mengerikan ketika dituruni.

Begitu sampai di atas tebing, tidak ada spot-spot foto seperti sekarang ini. Hanya ada hamparan kosong yang ditumbuhi rumput dan sedikit pepohonan. Satu hal yang masih sama adalah panorama terbuka nan indah dari atas tebing.

Pinggir tebing pun belum diberi pagar sehingga cukup membahayakan. Terlihat dari atas tebing aktivitas truk yang berlalu-lalang mengangkut batu berbentuk kubus.

Fasilitas penunjang wisata juga masih belum ada pada waktu itu. Hanya ada area parkir sederhana untuk beberapa mobil dan sepeda motor. Sementara fasilitas lain yang ada sekarang seperti warung makan dan mushalla masih belum ada.

https://travel.kompas.com/read/2019/01/17/160800827/seperti-ini-wajah-tebing-breksi-yogyakarta-tahun-2016

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke