Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Nikmatnya Uli Bakar dan Kopi Liong Pak Nasik di Depok...

Bila tinggal atau singgah di bilangan Jalan Raya Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat, Anda bisa mampir ke Warung Uli Bakar Pak Nasik. Lokasinya dekat persimpangan lampu merah Pitara. 

Sekilas memang tak ada yang spesial dari Warung Uli Bakar Pak Nasik. Namun, siapa sangka Nasik (63) sudah berjualan uli bakar lebih dari 30 tahun.

Nasik hanya berjualan dengan gerobak yang terlihat kusam, beberapa bangku plastik, dan sebuah lampu. Tempat berjualannya pun hanya di pinggir jalan.

“Saya sudah 30 tahunan jualan uli bakar. Pertamanya jualan di Pasar Lama Depok sekitar tahun 87-an,” kata laki-laki kelahiran Manggarai, Jakarta dan bernama lengkap Asik Nasik itu saat ditemui beberapa waktu lalu.

Saya sempat mampir ke Warung Uli Pak Nasik saat hujan turun di Depok. Saya memesan uli bakar dan segelas kopi hitam.

Pak Nasik berjualan ditemani oleh istrinya, Hamisah.(45) Ketika saya datang, Hamisah langsung menyiapkan dua buah uli dan langsung memanggangnya.

“Sebentar saya panasin airnya dulu ya,” kata Hamisah sambil merobek bungkus Kopi Liong.

Ia memanggang uli dengan arang yang diletakkan di wajan. Kurang lebih uli dipanggang sekitar lima menit agar terasa hangat saat dimakan.

Uli bakar selesai dipanggang, pun demikian dengan Kopi Liong. Sekarang saatnya disantap.

Sensasi uli bakar juga terasa lengkap dengan Kopi Liong. Aroma Kopi Liong yang khas dan bubuk kopi yang diseduh dengan teknik tubruk membaur lalu menciptakan rasa manis yang pas.

Bagi yang belum tahu, uli adalah makanan yang dibuat dengan beras ketan. Beras ketan diolah dengan pandan, santan, dan berbagai bahan lain dengan cara dikukus.

Uli lalu dibentuk dengan cara dipotong rapi setelah dingin. Saat dimakan, uli bisa dimakan dengan oncom, gula pasir, atau kelapa yang disangrai atau serundeng.

Pelanggan uli bakar Warung Pak Nasik berasal dari segala kalangan. Hamisah berkisah pelanggannya bervariasi mulai dari orang asing, calon anggota legislatif, karyawan swasta, polisi, bahkan pejabat Pemerintahan Kota Depok.

“Ada juga Pak Lurah, langganan orang Beji juga biasa beli 30 potong. Biasanya sih yang beli pas pulang kerja sekalian mampir ngopi,” ujarnya.

Pelanggannya pun datang dari berbagai daerah sekitar Kota Depok seperti Cimanggis, Cibinong, Citayam dan lainnya. Ada yang sekedar lewat dan ada yang datang hanya sengaja berangkat dari rumah untuk menyantap uli bakar.

Pelanggan uli bakar Pak Nasik juga turun temurun. Hamisah mengatakan ada pelanggannya yang sudah generasi kedua dari sebuah keluarga.

Dahulu sekitar tahun 1990, menurut Hamisah, Jalan Raya Sawangan khususnya dekat Persimpangan Pitara, banyak penjual sayur dari berbagai kampung di Depok berkumpul pada malam hari. Para penjual sayur biasanya mampir untuk beli uli bakar.

“Tapi sekarang sepi. Apalagi kalau hujan. Dijalani aja buat tambahan SPP sekolah anak. Kalau malas mah gak akan punya duit. Jadi harus berjuang sendiri,” ujar Hamisah yang juga bekerja sebagai buruh setrika.

Warung Uli Pak Nasik buka setiap hari mulai pukul 19.00 hingga sekitar pukul 00.00 WIB. Pastikan datang tak terlalu malam bila tak ingin kehabisan.

“Yang malam yang jualan uli, cuma di sini saja. Kalau libur jualan, gimana maunya aja. Kalau lelah jualan, ya libur,” ujar Nasik sambil tertawa.

https://travel.kompas.com/read/2019/02/01/134700527/nikmatnya-uli-bakar-dan-kopi-liong-pak-nasik-di-depok-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke