Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menilik Asal-usul Tradisi "Borong Durian" di Rumpin

KOMPAS.com - Setiap bulan Desember hingga pertengahan Februari, warga Kecamatan Rumpin memborong pohon durian yang tumbuh di puncak bukit dekat Gunung Suling untuk diambil buahnya.

Memborong berarti membeli semua buah yang ada di pohon untuk kemudian dijual kembali. Kebiasaaan tersebut telah berlangsung lama sehigga menjadi sebuah tradisi yang dikenal dengan nama "borong kadu". Kadu merupakan bahasa Sunda yang berarti durian.

Tradisi ini kemudian dikenal oleh masyarakat luas hingga luar daerah Rumpin. Banyak warga dari berbagai daerah kemudian berbondong-bondong menyambangi Rumpin untuk membeli durian segar yang baru saja dipetik dari atas bukit.

Godzali merupakan salah satu warga asli Rumpin yang akan beralih profesi menjadi pemetik durian saat musim durian tiba.

"Saya enggak tau dari kapan tradisi memborong durian ini muncul. Tapi saya
sudah lama menjadi pemetik durian. Dulu bapak saya, kakek saya juga memetik
kadu kalau pas musimnya tiba," papar Godzali.

Sebelum musim durian tiba, Godjali berprofesi sebagai petani pisang, tukang bangunan, dan pekerjaan serabutan lainnya.

Pada awal bulan Desember, lanjut Godjali, para pemborong durian akan mendaki bukit untuk mencari pohon durian yang berbuah lebat. Setelah itu, para pemborong akan mencari pemilik pohon untuk melakukan negosiasi harga.

"Kami cari yang buahnya banyak. Biasanya pohon itu buahnya sampai 200-an buah. Tapi ada juga yang satu pohon itu cuma 50 buah saja. Nanti kami akan nego harga dengan yang punya pohon. Kalau harga sudah disepakati, maka kami berhak mengambil seluruh buah durian di pohon itu sepanjang musim durian berlangsung," paparnya.

Menurut Godzali perbukitan tersebut sebetulnya milik Dinas Perhutanan setempat. Namun banyak warga sekitar bukit yang menanami bukit tersebut dengan berbagai tanaman termasuk durian. Pemilik pohon juga akan merawat buah duriannya hingga menghasilkan buah yang banyak dan berkualitas.

"Saya juga enggak tahu pasti mulai kapan warga menanam kadu. Tapi ini sudah berlangsung lama. Awalnya warga cuma memetik dari pohon durian yang tumbuh sendiri dari biji, tapi rasa duriannya tidak enak. Jadi akhirnya warga memilih menanami buit dengan bibit durian yang unggul," kata Godjali.

Medan menuju puncak bukit cukup sulit. Pemborong harus melintasi lembah dan mendaki bukit dengan memikul durian dengan berat puluhan kilogram.

Setelah itu durian akan ditumpuk begitu saja di rumah pemetik durian. Nantinya para pelanggan akan menyambangi rumah para pemetik untuk membeli durian.

"Jadi kami sistemnya enggak menggelar dagangan begitu. Kami tumpuk saja durianya di rumah. Nanti juga yang beli pada datang sendiri," ujar Godjali.

Menurutnya tradisi borong kadu ini akan terus Ia jalani demi menjaga keunikan Kecamatan Rumpin.

"Sekarang itu kan kalau orang nyebut Kecamatan Rumpin identiknya sama durian. Nah semoga akan begini terus," pungkas Godjali.

https://travel.kompas.com/read/2019/02/04/220800927/menilik-asal-usul-tradisi-borong-durian-di-rumpin

Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke