Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal 3 Situs Peninggalan Keraton Mataram Islam di Yogyakarta

KOMPAS.com – Situs sejarah tidak hanya berfungsi sebagai destinasi wisata. Tentu situs sejarah juga merupakan obyek penelitian bagi mereka yang menyukai atau sedang mempelajari ilmu sejarah.

Khusus di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, ada banyak situs peninggalan sejarah yang tersebar. Kebanyakan peninggalan sejarah di Yogyakarta berasal dari Kerajaan Mataram. Tidak hanya satu Mataram, tetapi dua, yakni Mataram Kuno dan Mataram Islam.

Peninggalan Mataram Kuno yang pernah berjaya abad ke-8 masehi silam kebanyakan berupa candi, salah satunya adalah Candi Kalasan. Untuk Mataram Islam yang berdiri sekitar abad ke-16 masehi silam, berikut ini situs peninggalan sejarahnya:

1. Kotagede

Situs peninggalan sejarah pertama ada di Kotagede. Dahulu, di sinilah awal Kerajaan Mataram Islam berdiri pada tahun 1588 masehi dengan raja pertamanya yakni Panembahan Senopati atau Danang Sutawijaya.

Peninggalan kompleks Keraton Kotagede tepatnya ada di sebelah selatan Pasar Kotagede. Namun, bangunan fisik keraton sekarang sudah tidak ada lagi. Meski demikian, masih ada beberapa bagian keraton yang kini dilestarikan sebagai situs sejarah.

Salah satu bagian keraton adalah Situs Watu Gatheng. Terdapat bola batu besar yang merupakan mainan putera Panembahan Senopati, Raden Rangga. Dahulu, di sini pula singgasana Keraton Kotagede berada.

Peninggalan kompleks Keraton Kotagede lain adalah Masjid Gedhe Mataram, bagian Benteng Cepuri (benteng bagian dalam), Sendang Seliran, dan makam raja-raja Mataram Islam.

2 Situs Kerto

Terletak di Dukuh Kerto, Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Bantul, Yogyakarta. Diperkirakan Situs Kerto dulunya merupakan sebuah keraton ketika Mataram Islam berada di puncak kejayaaannya di bawah kepemimpinan Sultan Agung Hanyakrakusuma.

Jika mengira situs Kerto begitu megah karena merupakan keraton ketika kerajaan sedang berada di puncak kejayaannya, maka perkiraan itu salah besar. Jika dilihat sekilas, Situs Kerto kini hanya tampak seperti lahan kosong.

Hanya ada umpak (alas tiang kayu) dari batu andesit berukuran 85 cm x 85 cm dengan tinggi sekitar 65 cm. Kini umpak yang tersisa di Situs Kerto hanya ada dua buah, sementara satu umpak lain kini ada di Masjid Saka Tunggal di daerah Taman Sari, Yogyakarta.

Diperkirakan Keraton Mataram Islam di Kerto nyaris tidak berbekas karena tidak terawat usai pusat kerajaan berpindah dari Kerto ke Pleret pada masa pemerintahan anak Sultan Agung, yakni Raden Mas Sayidin atau Amangkurat I.

3. Situs Pleret

Lokasi Situs Keraton Pleret diperkirakan ada di Situs Masjid Kauman Pleret. Masjid ini diperkirakan dulunya juga merupakan bagian dari Keraton Pleret. Di sinilah pusat Kerajaan Mataram Islam ketika Amangkurat I memerintah.

Berbeda dari Keraton Kerto, Keraton Pleret dibangun dengan bahan batu bata, Namun, peninggalan Keraton Pleret juga hampir sama dengan Situs Kerto, yakni nyaris tidak berbekas.

Hanya ada beberapa peninggalan seperti reruntuhan yang terkubur di dalam tanah dan juga beberapa umpak untuk tiang masjid.

Kehancuran Keraton Pleret tidak lepas dari masa kemunduran Mataram Islam pada masa pemerintahan Amangkurat I sehingga menimbulkan banyak pemberontakan.

Salah satu pemberontak yang berhasil menginvasi Keraton Pleret adalah Trunojoyo yang dibantu oleh Karaeng Galesong. Akhirnya dengan bantuan VOC, Amangkurat II (anak Amangkurat I) berhasil merebut kembali Keraton Pleret.

Pusat kerajaan kembali berpindah setelahnya karena Keraton Pleret yang sudah diduduki musuh dianggap telah tercemar.

Selain itu, kehanduran Situs Pleret kemungkinan disebabkan karena tempat ini pernah menjadi markas Pangeran Diponegoro. Pertempuran pasukan Diponegoro dengan VOC di sini semakin memperparah kerusakan Situs Pleret.

Diperkirakan pula kehancuran situs pleret disebabkan ketika VOC sedang gencar membangun pabrik gula, mereka banyak mengambil batu bata dari bangunan Keraton Pleret.

https://travel.kompas.com/read/2019/02/25/140800527/mengenal-3-situs-peninggalan-keraton-mataram-islam-di-yogyakarta

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Rute Halim-Padalarang-Tegalluar PP

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Rute Halim-Padalarang-Tegalluar PP

Travel Update
Face Recognition di Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Berlaku Hari Ini

Face Recognition di Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Berlaku Hari Ini

Travel Update
Cara Naik Kereta Cepat Whoosh, Gratis sampai 7 Oktober 2023

Cara Naik Kereta Cepat Whoosh, Gratis sampai 7 Oktober 2023

Travel Tips
Batik Banyak Dikenakan Tokoh Dunia, Diharapkan Bisa Tingkatkan Ekspor

Batik Banyak Dikenakan Tokoh Dunia, Diharapkan Bisa Tingkatkan Ekspor

Travel Update
Ekspor Batik Belum Signifikan, Menparekraf Dorong Peningkatan 30 Persen

Ekspor Batik Belum Signifikan, Menparekraf Dorong Peningkatan 30 Persen

Travel Update
Rumah Batik Palbatu di Tebet: Lokasi, Jam Buka, dan Tarif Workshop

Rumah Batik Palbatu di Tebet: Lokasi, Jam Buka, dan Tarif Workshop

Travel Tips
5 Tips Berkunjung ke Museum Tekstil di Jakarta, Datang Lebih Awal

5 Tips Berkunjung ke Museum Tekstil di Jakarta, Datang Lebih Awal

Travel Tips
India Bakal Larang Pilot Pakai Parfum?

India Bakal Larang Pilot Pakai Parfum?

Travel Update
Jakarta Pernah Punya Kampung Batik, Kini Sudah Tiada

Jakarta Pernah Punya Kampung Batik, Kini Sudah Tiada

Travel Update
Hari Batik Nasional 2 Oktober 2023, Museum Batik Indonesia di TMII Diresmikan

Hari Batik Nasional 2 Oktober 2023, Museum Batik Indonesia di TMII Diresmikan

Travel Update
KAI Akan Luncurkan Kereta Mewah Kompartemen, Ini Fasilitasnya

KAI Akan Luncurkan Kereta Mewah Kompartemen, Ini Fasilitasnya

Travel Update
Wayang Jogja Night Carnival Digelar 7 Oktober 2023, Bawakan Cerita Karangan Sri Sultan HB X

Wayang Jogja Night Carnival Digelar 7 Oktober 2023, Bawakan Cerita Karangan Sri Sultan HB X

Travel Update
Pohon Robin Hood 300 Tahun di Inggris Ditebang, Pelakunya Ditahan Polisi

Pohon Robin Hood 300 Tahun di Inggris Ditebang, Pelakunya Ditahan Polisi

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Tekstil Jakarta, Coba Ikut Membatik

Cara Berkunjung ke Museum Tekstil Jakarta, Coba Ikut Membatik

Travel Tips
5 Aturan Berkunjung ke Museum Tekstil Jakarta, Patuhi Arahan Petugas

5 Aturan Berkunjung ke Museum Tekstil Jakarta, Patuhi Arahan Petugas

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke