Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kalipringkuning, dari Bersih Sungai Menjadi Wisata “River Tubing”

KARANGANYAR, KOMPAS.com – Kecamatan Ngargoyoso saat ini merupakan daerah tujuan wisata andalan Kabupaten Karanganyar. Ada banyak objek wisata terkenal seperti Candi Sukuh dan berbagai spot foto menarik di kawasan Kebun Teh Kemuning.

Selain itu, sekarang Kecamatan Ngargoyoso juga memiliki banyak destinasi river tubing. Salah satunya adalah Kalipringkuning yang secara administratif berada di Dusun Sayuran, Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar.

Kalipringkuning hampir selalu ramai oleh wisatawan yang ingin merasakan keseruan river tubing nan mendebarkan setiap hari libur. Namun sekitar empat tahun yang lalu, Kalipringkuning ternyata hanyalah sungai kotor.

Bermula dari Bersih-bersih Sungai

River tubing Kalipringkuning pun tidak muncul begitu saja. Satu hal yang unik adalah, destinasi ini ternyata berawal dari kegiatan bersih-bersih sungai. Kegiatan itu merupakan bentuk keprihatinan karang taruna Dusun Sayuran atas kondisi sungai yang kotor.

Perjalanan awal river tubing Kalipringkuning disampaikan oleh Ketua Komunitas Anak Kali Pring Kuning (pengelola yang beranggotakan 20 orang), Budi Harnanto saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Rabu (27/02/2019).


“Sekitar empat tahun yang lalu, karang taruna dusun kami sebenarnya tidak langsung membuat wahana itu (river tubing), tetapi karena peduli dengan lingkungan sungai. Jadi mengadakan kegiatan bersih sungai dan menjaga habitat sungai,” ujar dia.

Budi melanjutkan, kondisi sungai sebelum dibuat untuk river tubing kotor sekali dan menjadi tempat sampah. Setelah sungai bersih, muncullah ide untuk membuat destinasi wisata river tubing.

Hal itu dilatarbelakangi banyaknya destinasi wisata yang bermunculan di Kecamatan Ngargoyoso pada saat itu. Selain tubing, ada wisata selfie dan yang utama adalah agrowisata Kebun Teh Kemuning.

“Setelah kami bersih-bersih sungai, kok kenapa tidak dijadikan wahana wisata untuk menambah pemasukan dan pemanfaatan sungai itu?,” lanjut pria yang disapa Pak Bho itu.

Sementara Kalipringkuning berarti sungai bambu kuning. Pak Bho menjelaskan kalau sumber mata air sungai berada di sekitar bambu kuning. Hal inilah yang menjadi asal muasal penamaan Kalipringkuning.

Dimulai secara Mandiri

Pak Bho juga menceritakan tentang awal mula pengadaan perlengkapan standar di Kalipringkuning. Pengadaan berbagai peralatan, mulai dari ban, helm, pelampung, dan pelindung lutut. Semua dilakukan secara patungan.

“Memang awalnya kami patungan, jadi semua kami biayai sendiri. Tidak ada sama sekali semacam investor atau yang memberi dana. Kami 20 orang patungan, mulai pembuatan jalur sampai pengadaan perlengkapan,” ujar dia.

Penataan jalur sungai Kalipringkuning dilakukan selama sekitar satu tahun agar cocok untuk river tubing. Penataan itu tidak merusak keasrian sungai karena batu-batu yang dianggap menghalangi jalur hanya digeser saja, tidak diambil atau dijual.

“Sebelum membuka wahana itu, kami ikut pelatihan. Kebetulan ada teman dari Klaten bernama Mas Reza yang memberi berbagai pelatihan tentang river tubing seperti water rescue. Jadi kita ada pelatihannya,” kata Pak Bho.

Selain itu, river tubing Kalipringkuning juga sudah menerapkan standar SOP. Selain ada pemetaan sungai, pengelola juga telah mengikuti bebagai seminar atau workshop tentang kepedulian lingkungan yang diadakan berbagai pihak.

Kini keuntungan dari river tubing menjadi pemasukan desa. Selain itu, river tubing Kalipringkuning juga mampu memberdayakan karang taruna sebagai pengelolanya yang tergabung dalam Komunitas Anak Kalipringkuning.

https://travel.kompas.com/read/2019/02/28/161400427/kalipringkuning-dari-bersih-sungai-menjadi-wisata-river-tubing-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke