Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Salin Artikel

Pegunungan Arfak, Destinasi Cantik di Papua Barat selain Raja Ampat

Akan tetapi, rupanya Papua Barat juga memiliki destinasi wisata alam pegunungan yang tak kalah memesona di Pegunungan Arfak. Kabupaten ini berjarak hanya 90 kilometer dari Manokwari, ibukota Papua Barat.

Sayangnya, pesona Kabupaten Pegunungan Arfak belum diketahui banyak orang. Inisiatif untuk menguaknya datang dari Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) melalui hajatan “Nonton Bareng Pesona Alam Cenderawasih” di bilangan Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (1/3/2019).

Acara ini merupakan kelanjutan rangkaian Ekspedisi Bumi Cenderawasih yang Agustus 2018 lalu diadakan Mapala UI di Pegunungan Arfak dan Manokwari, Papua Barat.

Selain menyaksikan film pendek mengenai ekspedisi tersebut, Mapala UI pun menggelar talkshow guna mengupas seluk-beluk potensi wisata Pegunungan Arfak.

Keindahan sejak kaki gunung

Dalam ekspedisi tahun lalu, Mapala UI coba menjajal jeram Sungai Prafi di Manokwari yang hulunya bermula di Pegunungan Arfak. Jeram yang dijajal berada di kaki Pegunungan Arfak sepanjang 16 kilometer.

Salah satu atlet arung jeram Mapala UI, Gregorius Benhard, menyebut jeram Sungai Prafi masih begitu bersih. Hal ini dibenarkan oleh salah satu pembicara talkshow, Amalia Yunita.

"Sungai Prafi sangat potensial untuk dikembangkan, airnya sangat jernih dan benar-benar tidak ada sampah," ujar Ketua Umum Pengurus Besar Federasi Arung Jeram Indonesia ini.

Benhard melanjutkan, beberapa kali timnya melihat sosok dan jejak burung kasuari selama menyusuri sungai.

Dari hasil ekspedisi tersebut, 10 kilometer bagian atas Sungai Prafi memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi, sehingga hanya dapat diarungi oleh pengarung profesional. Sedangkan 6 kilometer bagian bawah cukup ramah, sehingga bisa diarungi untuk kepentingan komersial.

Selain Sungai Prafi, terdapat pula situs pengamatan burung Mokwam di kaki pegunungan ini, kendati secara administratif termasuk wilayah Kabupaten Manokwari. Di situs ini, kicau dan tarian burung cenderawasih bukan hal yang langka.

Tempat ini pun merupakan langganan turis-turis asing penggila burung. Bahkan, di sini hidup spesies burung pintar (vogelkop bowerbird ) yang sanggup menata rumahnya dengan mengelompokkan benda-benda di dalam hutan  berdasarkan warnanya.

Danau kembar Anggi

Situs ini terdapat di Pegunungan Arfak dengan jarak tempuh sekitar 4 jam dari Manokwari menggunakan mobil gardan ganda. 

Kedua danau kembar tersebut terletak berdampingan dan diandaikan sebagai sepasang danau laki-laki dan perempuan oleh masyarakat setempat. Danau Anggi Giji terbilang cukup mudah dijangkau, sementara akses menuju Danau Anggi Gida sedikit lebih sulit.

Tim Mapala UI telah menguji coba beberapa kali penerbangan paralayang melintasi angkasa sepasang danau kembar, Danau Anggi Giji dan Danau Anggi Gida, Agustus lalu. Kala itu, Wahyu Adityo Prodjo, jurnalis KompasTravel juga berkesempatan terbang tandem melintasi Danau Anggi Giji.

"Pemandangan danau kembar tiada duanya. Mungkin ke depannya infrastruktur paralayang bisa dikembangkan seperti di kawasan Puncak, misalnya. Supaya tidak terlalu berisiko," tutur Wahyu.

Selama ekspedisi, Mapala UI telah mendata titik terbang maupun mendarat di sekitar kedua danau, yang dapat dikembangkan sebagai wisata penerbangan paralayang tandem. Selain cocok dijadikan lokasi terbang paralayang, area sekitar kedua danau ini menawarkan pemandangan yang membius para turis.

Di sana juga banyak dijumpai rumah-rumah tradisional penduduk lokal bernama igkojei ibeiya alias rumah kaki seribu. Rumah adat tersebut berdiri ditopang bilah-bilah kayu yang amat banyak yang antigempa.

Offroad dan terpencil

Secara umum, akses menuju Pegunungan Arfak memang cukup sulit lantaran medan naik-turun gunung dengan kontur jalan bergerunjal dan berlubang. Akan tetapi, Wahyu menambahkan, keadaan ini justru cocok bagi para turis peminat petualangan.

"Misalnya, ada satu titik dalam perjalanan, kami sejajar dengan awan," kenang Wahyu yang juga menjadi pembicara dalam acara talkshow Mapala UI.

Artinya, Pegunungan Arfak bahkan menyimpan pesona bukan hanya saat turis telah sampai di destinasi tujuan, melainkan sejak perjalanan. Oleh karena itu, sesungguhnya wisata di Pegunungan Arfak lebih cocok dikembangkan menjadi pariwisata minat khusus, alih-alih pariwisata massal.

"Jadi, lamanya perjalanan tidak terlalu terasa, karena selama perjalanan itu banyak yang bisa dinikmati. Vegetasi hutannya lebat, melewati beberapa sungai, jarang bisa didapat kalau di Pulau Jawa," imbuh Wahyu.

Sebagian kalangan turis mungkin juga mendamba keterpencilan Pegunungan Arfak yang berada pada ketinggian di atas 2.000 mdpl. Tiada polusi udara maupun suara di tempat ini, bahkan beberapa wilayahnya belum teraliri listrik.

Jangan pula berharap pada sinyal ponsel maupun internet. Di Distrik Anggi, misalnya, sinyal internet hanya bisa ditemukan dan dipakai ramai-ramai di satu bangunan yang dipakai sebagai semacam kantor keuangan.

Keberadaan guesthouse untuk para turis pun dapat dihitung jari. Oleh karena itu, guna memperoleh sensasi keterpencilan yang lebih sempurna, turis bisa mencoba menginap di rumah kaki seribu dan berbaur bersama masyarakat lokal yang ramah.

https://travel.kompas.com/read/2019/03/04/150900827/pegunungan-arfak-destinasi-cantik-di-papua-barat-selain-raja-ampat

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Pengalaman Jelajah TMII, Masuk Taman Burung hingga Naik Menara Pandang

Pengalaman Jelajah TMII, Masuk Taman Burung hingga Naik Menara Pandang

Jalan Jalan
6 Tips Datang ke Museum Basoeki Abdullah, Bawa Uang Tunai

6 Tips Datang ke Museum Basoeki Abdullah, Bawa Uang Tunai

Travel Tips
13 Tempat Ngabuburit Murah Meriah di Jakarta Pusat 

13 Tempat Ngabuburit Murah Meriah di Jakarta Pusat 

Jalan Jalan
Kronologi AC Pesawat Super Air Jet Rute Bali-Jakarta Mati, Ada Turis Asing sampai Tergeletak

Kronologi AC Pesawat Super Air Jet Rute Bali-Jakarta Mati, Ada Turis Asing sampai Tergeletak

Travel Update
Pendakian Gunung Slamet via Bambangan Ditutup Selama Ramadhan 2023

Pendakian Gunung Slamet via Bambangan Ditutup Selama Ramadhan 2023

Travel Update
Tarawih Perdana di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Pemeriksaan Keamanan hingga 2 Lapis

Tarawih Perdana di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Pemeriksaan Keamanan hingga 2 Lapis

Travel Update
Tradisi Padusan Usai Pandemi, Umbul Manten di Klaten Kembali Dipadati Ribuan Pengunjung

Tradisi Padusan Usai Pandemi, Umbul Manten di Klaten Kembali Dipadati Ribuan Pengunjung

Travel Update
Panduan Lengkap Terbaru Berwisata ke TMII

Panduan Lengkap Terbaru Berwisata ke TMII

Travel Tips
Padusan, Tradisi Menyucikan Diri Jelang Puasa di Masyarakat Jawa

Padusan, Tradisi Menyucikan Diri Jelang Puasa di Masyarakat Jawa

Travel Update
Lindungi Bali dari Ancaman 'Overtourism'

Lindungi Bali dari Ancaman "Overtourism"

Travel Update
Naik Menara Pandang Saujana, Bisa Lihat TMII dari Ketinggian

Naik Menara Pandang Saujana, Bisa Lihat TMII dari Ketinggian

Jalan Jalan
Main ke Pameran Matrajiva Artina Sarinah, Ini 4 Spot Foto Menariknya

Main ke Pameran Matrajiva Artina Sarinah, Ini 4 Spot Foto Menariknya

Travel Tips
Pemerintah Targetkan 2.000 Wisatawan ke Skouw, Perbatasan Paling Timur Indonesia

Pemerintah Targetkan 2.000 Wisatawan ke Skouw, Perbatasan Paling Timur Indonesia

Travel Update
Tiket DAMRI Mudik Lebaran 2023 Sudah Bisa Dipesan, Ada 56 Juta Kursi

Tiket DAMRI Mudik Lebaran 2023 Sudah Bisa Dipesan, Ada 56 Juta Kursi

Travel Update
Nyepi, 13 Ogoh-ogoh Ramaikan Pawai di Lamongan

Nyepi, 13 Ogoh-ogoh Ramaikan Pawai di Lamongan

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+