Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Hipotermia, Penyakit yang Kerap Menyerang Pendaki Gunung...

Tiga korban ditemukan meninggal dunia di dekat tendanya saat dalam pendakian menuju puncak Gunung Tampomas, Sumedang, Jawa Barat. Ketiga korban ditemukan tim Basarnas Jawa Barat pada Minggu (3/3/2019).

Tak hanya ketiga korban, hipotermia dalam stadium rendah hingga tinggi juga kerap dialami para pendaki yang tak memiliki perlengkapan memadahi hingga fisik yang siap.

Kasus hipotermia pun sudah menjadi momok yang mengerikan dalam pendakian gunung. Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) mencatat ada tiga kasus hipotermia yang menyebabkan pendaki tewas saat mendaki gunung sepanjang tahun 2015-2017.

Lantas, apa itu hipotermia?

Dikutip dari buku Mountaineering-The Freedom of the Hills karangan Edelstein, Li, Silverberg, dan Decker (2009), hipotermia adalah suatu kondisi ketika mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Biasanya, suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 derajat Celcius atau 95 derajat Fahrenheit.

Dalam buku itu dijelaskan bahwa tubuh manusia mampu mengatur suhu pada zona termonetral, yaitu antara 36,5 hingga 37,5 derajat Celcius.  Pada suhu ini, mekanisme kompensasi fisiologis tubuh gagal untuk menjaga panas tubuh.

Hipotermia juga masuk dalam kategori exposure, yaitu kelelahan fisik yang disebabkan oleh keadaan alam atau lingkungan.

Perlengkapan tersebut antara lain baju hangat yang cukup, tenda, jaket, baju ganti, obat-obatan, peralatan dan bahan makanan, dan sebagainya. Untuk menjaga fisik tetap prima, pendaki disarankan menjaga asupan makanan dan minumnya agar tetap bertenaga dan tak mudah mengalami penurunan suhu badan.

Senada dengan keterangan dalam buku tersebut, anggota senior Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Wanadri, Djukardi ‘Adriana’ Bongkeng, mengatakan selain karena minimnya perencanaan dan persiapan pendakian, banyak pendaki pemula minim pengetahuan terkait hal-hal non teknis seperti hipotermia.

“Hipotermia biasa terjadi pada keadaan basah dan berangin di tempat yang dingin, medan yang ditempuh tidak terlalu menentukan, justru persiapan kita yang menentukan,” tutur Djukardi ‘Adriana’ Bongkeng, saat dihubungi KompasTravel, beberapa saat yang lalu.

Ia mengatakan hipotermia terbagi ke dalam beberapa fase atau stadium. Gejalanya mulai dari pusing, menggigil, hingga halusinasi layaknya orang yang tengah kesurupan.

Meski berawal dari gejala ringan, penyakit ini banyak menyebabkan kematian.

https://travel.kompas.com/read/2019/03/04/210000527/mengenal-hipotermia-penyakit-yang-kerap-menyerang-pendaki-gunung-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke