BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan OPPO
Salin Artikel

Festival Musik Alam, Tren Baru Menikmati Musik

KOMPAS.com – Malam sudah larut saat kabut tipis mulai menyelimuti dataran tinggi Dieng. Suhu udara pun perlahan turun hingga menyentuh angka dua derajat celsius.

Akan tetapi, di tengah dinginnya udara yang menusuk tulang itu, sebuah aktivitas justru menggeliat. Di ketinggian 2093 mdpl, area Candi Arjuna justru penuh oleh kerumunan pendaki.

Jazz Atas Awan. Itulah tujuan para pendaki tersebut hingga rela menembus dinginnya suhu udara Dieng. Berbekal jaket dan sarung tangan tebal, mereka antusias menyambut penampilan setiap musisi yang hadir.

Jazz Atas Awan merupakan bagian dari Dieng Culture Festival yang rutin diakan setiap tahunnya. Selama tiga hari penonton dimanjakan dengan penampilan musisi-musisi tanah air. Tak hanya itu, dipenghujung acara penonton juga disuguhkan penampilan Sendratari Anak Gembel, festival lampion, dan festival kembang api.

Selain di Dieng, Indonesia memiliki banyak festival musik di alam terbuka di daerah lain. Mirip seperti Jazz Atas Awan, festival-festival musik tersebut juga memadukan unsur musik dan keindahan alam. Berikut Kompas.com telah merangkum beberapa di antaranya.

Jazz Gunung

Nama Jazz Gunung tidak bisa dilepaskan ketika berbicara soal festival musik alam terbuka di Indonesia. Festival yang diadakan di kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur ini merupakan salah satu pionir berkembangnya festival serupa di Indonesia, yang diselenggarakan sejak 2009.

Festival musik jazz tersebut diprakarsai oleh Sigit Pramono, Butet Kertaradjasa, dan Djaduk Ferianto. Tujuannya untuk meningkatkan apresiasi masyarakat akan seni dan budaya jazz, khususnya jazz etnik.

Sebuah amphitheater beratap langit dengan alam Gunung Bromo sebagai latarnya menjadi tempat digelarnya Jazz Gunung. Perpaduan antara musik jazz, alam pegunungan, dan manusia menciptakan perpaduan yang harmonis dan syahdu.

Prambanan Jazz Festival

Kalau dua festival musik jazz sebelumnya digelar di dataran tinggi, Prambanan Jazz Festival tampil cukup berbeda. Sama-sama mengusung musik jazz, tapi festival yang satu ini menjadikan candi sebagai latarnya.

Ya, sesuai namanya, di sini penonton dapat menikmati musik dengan latar belakang kemegahan Candi Prambanan di malam hari. Di sini kedua mata dan telinga penonton akan dimanjakan dengan eksotisme Candi Prambanan yang dipadu dengan karya musik berkelas dunia.

Uniknya, di festival ini penonton dapat menyaksikan kolaborasi serta penampilan tak biasa dari para musisi yang mungkin tidak bisa disaksikan di tempat lain. Salah satunya, pada 2018 lalu boyband asal Irlandia, Boyzone, khusus tampil dengan personil lengkap.

Lalala Fest

Berikutnya ada festival musik yang diselenggarakan di tengah rimbunnya hutan pinus Bandung, Jawa Barat, yakni Lalala Fest. Festival ini menjadi salah satu festival musik hutan bertaraf internasional pertama dan terbesar di Indonesia.

Rimbunnya hutan pinus, udara sejuk, serta lampu-lampu temaram membuat suasana festival begitu berbeda. Karena diselenggarakan di tengah hutan pinus saat malam hari, pengunjung yang datang disarankan memakai baju hangat dan alas kaki yang nyaman.

Lalala Fest sendiri merupakan festival musik lintas genre yang pertama kali diselenggarakan pada 2016 di hutan Cikole, Bandung. Namun, di 2018 lokasi acara dipindahkan ke Orchid Forest. Beberapa musisi internasional yang pernah tampil di antaranya, Honne, Crush, dan The Internet.

Nah, kalau Anda berkesempatan untuk menonton salah satu festival tersebut jangan lupa untuk mengabadikan setiap momennya. Namun, karena festival-festival tersebut diselenggarakan pada malam hari, membuat fotografi jadi cukup sulit karena minimnya cahaya.

Hasil foto pun bisa kurang maksimal kalau tidak didukung dengan peralatan mumpuni, seperti kamera profesional. Sayangnya, ada beberapa festival musik yang melarang penonton membawa kamera profesional.

Untuk mengatasinya, Anda dapat menggunakan kamera smartphone yang dibekali dengan fitur night mode, seperti Oppo F11 Pro.

Smartphone rilisan terbaru dari Oppo ini ditenagai oleh fitur Ultra Night Mode dan Color Mapping. Teknologi tersebut memanfaatkan kecerdasan buatan dan pengurangan multi-frame noise, memperoleh stabilisasi genggam, yang dikombinasikan untuk memungkinkan pengguna menangkap tingkat pencahayaan.

Saat pengguna mengambil potret di malam hari, sistem dalam Ultra Night Mode akan mampu membedakan objek foto dengan latar belakang, menghasilkan fokus pada wajah, dan menyesuaikan warna kulit untuk menghidupkan efek foto secara keseluruhan.

Dengan dukungan kamera 48 MP, pengguna dapat menangkap foto portrait malam hari yang tajam dan menakjubkan dengan mudah.

Mode ini juga dapat secara cerdas mengurangi noise, menekan highlight, meningkatkan jangkauan dinamis, dan kecerahan pada area gelap untuk membuat pemotretan malam hari lebih terang dan jelas.

Tak hanya itu, smartphone dengan kapasitas baterai 4.000 mAh ini juga dibekali dengan teknologi unggulan VOOC Flash Charge 3.0.

Fitur ini menjadikan durasi pengisian baterai hingga penuh menjadi 20 menit lebih cepat dibandingkan Vooc Flash Charge. Pengisian daya dari nol hingga 100 persen hanya membutuhkan waktu 80 menit.

Saat ini, kesempatan pre-order F11 Pro tersebut juga sudah dibuka sejak 14 hingga 22 Maret 2019.

Jadi, kegiatan menonton festival musik alam terbuka di malam hari bisa lebih lengkap dengan momen yang terabadikan lewat foto yang terang dan jelas. Anda juga tidak perlu khawatir menghabiskan banyak waktu untuk mengisi daya baterai ponsel.

https://travel.kompas.com/read/2019/03/15/113200227/festival-musik-alam-tren-baru-menikmati-musik-

Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Bagikan artikel ini melalui
Oke