Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Pesona Papandayan, Gunung Api Ramah Pendaki di Barat Daya Garut

Dari pusat kota Garut, arahkan kendaraan menuju barat daya. Perjalanan sekitar satu jam dengan kendaraan bermotor.

Gunung vulkanik ini terletak di antara dua desa, Sirnajaya dan Kramatwangi. Gunung ini merupakan salah satu tempat wisata unggulan di kabupaten yang terkenal dengan domba bertanduk panjangnya itu.

Pengunjung akan dikenakan retribusi sebesar Rp 20.000 pada hari biasa dan Rp 30.000 pada akhir pekan atau hari libur.

Sementara itu, jika kamu ingin berkemah di Papandayan perlu biaya tambahan sebesar Rp 35.000.

Trek pendakian yang ramah pendaki

Gunung Papandayan memiliki ketinggian 2.665 meter di atas permukaan air laut.

Gunung ini pun terbilang ramah bagi wisatawan. Khususnya pengunjung yang tidak terbiasa dengan aktivitas pendakian.

Hal itu karena jalur yang sudah tertata, sebagian sudah dibuat berundak menggunakan tatanan batu.

Bahkan saat memasuki pintu pendakian, kamu akan disambut dengan jalan aspal halus sepanjang kurang lebih 500 meter yang begitu mudah untuk dilalui.

Tidak berhenti di situ, trek Papandayan tergolong banyak memiliki "bonus", istilah di dunia pendakian untuk menyebut trek datar atau menurun di sebuah jalur pendakian.

Apalagi ada warung dan toilet yang tersedia di sejumlah titik. Ini sangat membantu pengunjung yang letih, ingin makan, atau sekedar ingin buang air.

Pengunjung pun tidak perlu repot membawa banyak perbekalan atau air mineral.

Waktu pendakian tak lama

Lama waktu pendakian pun tidak begitu lama. Perlu waktu kurang lebih dua sampai tiga jam saja untuk bisa mendaki dan menyelesaikan trek Papandayan.

Namun, itu jika kamu tidak tergoda untuk berhenti dan sibuk mengambil gambar.

Tidak heran, kamu bisa bertemu dengan pengunjung yang datang dari kalangan usia beragam, mulai anak-anak hingga orang tua.

Ada jalur motor

Oh iya, jangan kaget jika di tengah perjalanan terdengar suara motor yang mendekat. Karena di gunung ini tersedia jalur bagi motor trail.

Jalur ini biasanya dilalui warga setempat untuk memasok dagangan ke warung-warung yang ada di atas gunung.

Selain ramah bagi pendaki, Gunung Papandayan juga memanjakan pengunjung dengan suguhan pesona wisata yang dimiliki.

Terdapat setidaknya 6 spot khas kawasan gunung berapi yang dapat ditemui di Gunung Papandayan.

Ini mengapa Papandayan layak disebut sebagai gunung berapi yang menyuguhkan paket lengkap bagi semua pendakinya.

Kawah belerang

Sebagaimana gunung berapi aktif pada umumnya, Gunung Papandayan memiliki kawah aktif yang masih mengeluarkan asap belerang.

Kawah ini tidak begitu luas dan tidak ada di puncak gunung. Hal ini mengingat Papandayan tergolong gunung api berbentuk strato.

Kawasan kawah dibatasi dengan pagar pembatas, dengan maksud melarang pengunjung untuk mendekat.

Namun, masih ada saja pengunjung yang berjalan mendekat ke arah kawah hanya untuk sekedar melihat atau mengambil gambar.

Terdapat beberapa kawah, satu kawah utama dan beberapa lainnya kawah-kawah kecil yang juga terlihat mengeluarkan asap.

Padang edelweis

Selanjutnya, kamu bisa menemukan hamparan padang edelweis di Gunung Papandayan. Edelweis paling banyak terdapat di Tegal Alun. Tegal Alun adalah puncak dari Papandayan.

Namun, kawasan ini merupakan kawasan terlarang untuk didatangi karena alasan keselamatan.

Meskipun tidak mencapai puncak, kamu tetap bisa menyaksikan bunga abadi yang terdapat di anatara Pondok Saladah dan Hutan Mati.

Pohon edelweis di kawasan ini tidak sebanyak edelweis yang ada di puncak. Namun, hal itu tidak mengurangi pesona edelweis Papandayan.

Hutan mati

Ini merupakan ikon khas dan spot wajib dikunjungi di Gunung Papandayan. Hutan mati dipenuhi dengan pohon-pohon cantigi yang sudah mati.

Batang-batang kering yang tersisa justru menciptakan keindahan tersendiri.

Hutan mati terletak di atas kawah utama Gunung Papandayan.  Dari sini, Gunung Cikurai yang ada di sebelah Utara Papandayan, malu-malu terlihat dari balik ranting-ranting pohon kering.

Hampir semua pendaki berhenti di area ini untuk mengambil gambar dan mengabadikan momen bersama teman-temannya di Papandayan.

Pemandangan gunung dan pegunungan

Berdiri di tepian pagar pembatas kawah Papandayan, menghadap ke arah timur, terbentang jajaran bukit Karacak yang indah.

Tambahan pula adanya Gunung Cikurai dan Gunung Galunggung yang menjulang di antara pegunungan itu.

Di titik ini, kamu bisa menikmati tiga keindahan sekaligus yaitu area kawah di bagian bawah, Hutan Mati di belakang, dan panorama pegunungan tepat di hadapan mata.

Milky way

Langit malam saat cerah di atas Gunung Papandayan, begitu indah. Bintang-bintang bersinar terang dengan begitu jelas.

Para pemburu fotografi akan sangat senang memainkan kameranya demi mendapatkan gambar sempurna yaitu indahnya hamparan bintang di langit Papandayan.

Bintang-bintang inilah yang akan menemani perjalanan para pendaki yang melakukan perjalanan pada tengah malam hingga dini hari.

Bintang-bintang perlahan mulai menghilang digantikan dengan hangat dan kuning sinar matahari yang mulai menyembul sekitar pukul 05.30 WIB.

Ada beberapa spot yang pas untuk untuk menikmati proses terbitnya matahari. Misalnya di Bukit Soni, Perkemahan Ghoober Hoet, dan Perkemahan Pondok Saladah.

Kolam air panas

Terakhir, adalah kolam air panas alami yang ada di kawasan Papandayan ini. Kolam air panas terletak di sekitar area parkiran kendaraan, tepatnya di belakang mushala.

Pengunjung akan dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 25.000 untuk bisa menikmati hangatnya air dari sumber alami di tengah sejuk hawa dataran tinggi.

https://travel.kompas.com/read/2019/03/15/201125627/6-pesona-papandayan-gunung-api-ramah-pendaki-di-barat-daya-garut

Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke