Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berapa Budget Liburan ke Eropa?

Budget kita sih sebenarnya cukup untuk traveling nyaman kalau liburannya cuma 2 minggu, seperti yang banyak dilakukan orang-orang kalau liburan ke Eropa.

But since I was greedy and want to see more places in Europe, makanya budget kita strecth sampai 36 hari yang menjadikan kita termasuk budget traveler.

Considering you guys seem interested to visit Europe just like we just did, I am going to try to help you making budget plan and manage it.

Karena trip kali ini saya gak langsung balik ke Indonesia setelah selesai Europe trip, melainkan lanjut ke Amerika, maka saya gak beli tiket PP. Rinciannya adalah sebagai berikut:

Tiket pesawat Jakarta – Athena Rp 4.717.000 (Scoot)
Tiket pesawat Madrid – Chicago Rp 3.891.500 (Norwegian Air)

Sementara itu, budget di luar pesawat dibagi dalam 4 kategori utama

1. Biaya Penginapan

Budget kita per malam adalah sekitar 10-20 Euro. Selama Europe trip, saya dan Kyle seringnya nginap di hostel dan AirBnB. Kapan ke hostel kapan pakai AirBnb sih tergantung cocok sama hostel dan AirBnB yang ada di kota yang kita datengin, plus cocok sama harganya juga.

Untuk nyari hostel, biasanya saya pakai app hostelworld. So far sih pengalaman nginep di hostel selama trip ini selalu positif.

Sementara itu, AirBnb cocok dijadikan pilihan kalau mau istirahat di kamar yang lebih private tapi dengan harga terjangkau karena harganya per kamar, bukan per orang.

So far, experience saya pakai AirBnb 90 persen positif. Di Athena, kamar yang kita sewa nyaman banget dan lokasinya di tengah kota.

Di Salzburg, Austria, rumah AirBnb-nya berada di pedesaan Austria yang alamnya keren habis. Jadi kalau buka jendela langsung menghadap pegunungan dan padang rumput Austria lengkap ama sapi-sapinya.

Di Dubrovnik, kamar AirBnb kita menghadap langsung ke laut dan ada pantai kecil di bawah rumah. Sayangnya, kesempurnaan AirBnb saat Europe trip kali ini mesti ternodai saat kita ke Madrid, Spanyol.

Kamar yang kita sewa memang berada di pusat kota, tapi kondisinya lumayan memprihatinkan. Mulai dari heater yang gak berfungsi (akhirnya pakai portable heater), pintunya berlubang (yang akhirnya ditutup pakai topeng star wars dong), belum lagi kalau mau mandi mesti nunggu 10 menit sampai airnya cukup panas.

Meski host-nya ramah, kalau kualitas tempat yang kita sewa gak sesuai deskripsi di profil, tetap saja berasa gak worth it dengan uang yang kita bayarkan.

So kalau mau book di AirBnb pastikan host-nya sudah punya banyak review dan most of its review should be positive. Host di Madrid ini memang belum ada reviewnya.

Maksud hati mau bantuin biar dia punya review pertama eh malah jadi dapet experience gak enak ha-ha-ha.

Awalnya ngebudgetin 10 Euro tapi ternyata selalu abis 15-20 Euro per hari. Karena saya dan Kyle mampir juga ke tempat-tempat yang gak murah macam Como dan Dubrovnik, kadang kita groceries shopping ke supermarket setempat macam Carrefour terus masak di hostel atau rumah AirBnb.

Enaknya travel ke kawasan Balkan biaya makan di sini tergolong murah banget. Mulai dari Yunani, Macedonia, Montenegro, Bosnia sampai Slovenia harganya terjangkau (1-5 Euro kalau gak salah per meal), kecuali di kota Dubrovnik (Kroasia) yang karena sangat touristy harganya udah mirip di Eropa Barat.

Begitu kita pindah ke Eropa Tengah (Austria dan Jerman) terus ke selatan dan barat (Italia, Perancis, Spanyol, Monako) biasanya kita abis 15-20 Euro per hari.

3. Biaya Transportasi Antar-kota dan Negara

Karena jumlah kota dan negara yang dikunjungi banyak, biasanya saya milih pakai Flix bus untuk pindah-pindah kota dan negara. Alasannya karena bus di Eropa itu nyaman (jauh kualitasnya ama di Indonesia) dan harganya lebih terjangkau dibanding pakai kereta.

Kalau lagi pengen bepergian dengan lebih nyaman kadang saya juga pakai kereta, misalnya dari Athena ke Thessaloniki, Ljubljana ke Salzburg, Milan ke Como dan sebaliknya, serta dari Turin ke Nice.

Diatur saja kapan mau pakai bus kapan pakai kereta, sesuaikan dengan budget transportasi yang sudah ditetapkan untuk traveling kali ini.

Pilihan lainnya adalah dengan naik maskapai penerbangan lokal macam Ryan Air dan EasyJet. Dua tahun lalu saya pakai Ryan Air dan Easy Jet tujuan Paris–Roma dan Roma-Brussels. Tapi tahun ini kita pilih jalan darat aja, gak ada terbang sama sekali selain dari Jakarta dan saat mau ke Amerika.

Intinya sih kalau mau pakai budget airlines kayak gini mesti beli tiket jauh-jauh hari saat harganya masih rendah.

4. Biaya Atraksi dan Lain-lain

Biaya keempat ini termasuk tiket masuk atraksi yang kita kunjungi. Misalnya Wall of Dubrovnik, Parthenon, Museum Akropolis, ikutan walking tur di Ljubljana, Dubrovnik, ikutan tur Game of Thrones di Dubrovnik, dan tiket masuk lainnya.

Saya biasanya selalu riset ada atraksi apa aja yang bisa dikunjungi dan yang harus dikunjungi. Tapi keputusan mau masuk or gak biasanya pas udah sampai di kotanya, jadi jarang beli tiket jauh-jauh hari.

Kecuali kalau tiketnya terbatas atau selalu ngantre lama macam Park Guell di Barcelona baru saya akan beli lewat online sebelumnya.

Intinya sih rajin baca dan cari info sedalam-dalamnya di internet biar tahu mana atraksi yang pelu beli tiket jauh-jauh hari dan mana yang bisa beli di tempat.

Selain biaya atraksi, budget kategori keempat ini juga mencakup tiket harian (day pass) di beberapa kota dan biaya bus kota (kalau gak beli day pass). Anggarkan 100-200 Euro untuk beli tiket masuk atraksi yang mau kamu kunjungin.

Kalau day pass biasanya terjangkau. Di Milan 5 Euro per hari, Vienna 7 Euro perhari, sementara di Zurich 12 CF per hari.

Soal internet gimana? Apa sewa wifi dari Jakarta? Nope. Karena saya perginya lama, 36 hari di Eropa dan 3 bulan di Amrik (but most likely will be staying here for 6 months) saya gak niat sewa wifi.

Selain keempat kategori di atas sebenarnya ada kategori kelima, yaitu buat shopping. Sayang banget kan udah jauh-jauh ke Eropa tapi gak beli European branded stuff. Nah besaran budget shopping ini terserah sih mau berapa, sesuai besarnya hasrat shopping masing-masing aja, or sesuai kebutuhan, karena gak tiap orang suka shopping kan?

Untuk saya sendiri saya budgetin lumayan sih, karena shopping saat traveling itu saya anggap sebagai bentuk rewards ke diri sendiri setelah kerja keras dan kerja capek sebelumnya.

Ini tambahan informasi yang mungkin berguna bagi kamu yang akan ke Eropa dalam waktu dekat.

1. Total budget saya untuk trip kali ini saya bawa dalam bentuk uang cash Euro, dollar AS, dan dana di kartu debit dan kartu kredit.

Tukar dulu Rupiah ke Euro di money changer di Jakarta (Ambassador Mall dan Pacific Place) untuk biaya sehari-hari di Eropa yang sebaiknya dibayar pakai cash seperti makan, ke kafe, ke supermarket dan lain-lain.

Dollar AS untuk biaya sehari-hari di Amrik, sedang dana di tabungan dan CC seringnya kepakai untuk beli tiket or dana cadangan.

Menurut kedua bank ini di Jerman dan Italia lagi marak penipuan makanya bank-bank ini memblokir kartunya supanya gak bisa dipakai di Jerman dan Italia (entah bener or gak). Yang jelas, saya baru bisa tarik tunai di Prancis. (DADA SABRA SATHILLA)

https://travel.kompas.com/read/2019/03/16/121800527/berapa-budget-liburan-ke-eropa-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke