Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Desainer Ini Menggagas Konsep Ruang Yoga Hingga Toko di Dalam Pesawat

KOMPAS.com – Saat berada di penerbangan jarak jauh yang memakan waktu yang panjang, pernahkan Anda berfikir ingin memiliki ruang yang cukup untuk sekedar meregangkan otot Anda sehingga rasa pegal akibat duduk terlalu lama dapat terobati?

Atau mungkin Anda juga membutuhkan tempat yang cukup nyaman untuk mengerjakan tugas Anda sambil berbincang dengan rekan kerja di dalam pesawat? Agaknya keinginan Anda tersebut tak akan terakomodir oleh fasilitas pesawat komersil pada umumnya.

Namun ide menarik datang dari seorang designer industri penerbangan terkemuka Inggris AIM Altitude, Ross Burns. Ia merancang konsep ruangan khusus di dalam pesawat yang memungkinkan penumpang untuk bersantai, bekerja, hingga meregangkan tubuh.

Konsep ini Ia rancang dalam sebuah proyek bernama Ultraflex yang dikerjakan selama 10 bulan lamanya.

Burns mendedikasikan ide ini untuk penerbangan yang memakan waktu 12 hingga 20 jam yang tentu akan membuat penumpang merasa sangat kelelahan.

Ruang yoga hingga toko

Dalam proyek Ultraflek ini Burns menggagas sebuah ruangan dalam pesawat yang berfungsi sebagai studio kebugaran, bar, toko kelontong, ruang pertemuan, hingga restoran.

Konsep Burns ini memungkinkan penumpang beranjak dari tempat duduknya, berinteraksi dengan penumpang lain, dan mengurangi stres akibat perjalanan jarak jauh.

Toko makanan ditata seperti toko bahan makanan di darat dengan konsep grab and go. Tentunya ini akan menjadi lebih menarik dibandingkan hanya menikmati makanan dengan gaya on board yang biasa disajikan maskapai penerbangan komersil pada umumnya.

Lalu ada juga Bar yang memungkinkan penumpang berinteraksi dengan penumpang lain dan menghilangkan kebosanan dalam perjalanan.

Atau jika Anda tidak tertarik berbaur dengan penumpang lain, Burns juga mendesign sebuah bilik pribadi yang akan melindungi privasi Anda.

Ada juga yang disebut dengan ruangan serba guna. Ruangan tersebut dilengkapi dengan kursi dan meja lipat yang memungkinkan penumpang untuk menikmati makanannya. Namun jika meja dan kursi tersebut dilipat,penumpang dapat memanfaatkannya sebagai ruangan untuk bermain anak yang aman, untuk berdoa, bermeditasi, hingga untuk melakukan yoga.

"Itu salah satu hal yang dilakukan penumpang di kursi mereka dan di lorong (pada pesawat komersi pada umumnya), tapi itu tidak terlalu pribadi, tapi sekarang Anda punya ruang khusus untuk melakukan hal seperti itu," ujar Burns dilansir dari CNN Travel.

Ada juga ruangan yang berisi sofa dan beberapa meja. Di sana penumpang dapat menggunakan laptopnya untuk mengerjakan berbagai tugas dengan lebih nyaman.

Ditawarkan ke beragam maskapai

Burns telah membahas konsep ini kepada sejumlah maskapai. Tentunya jika akan benar-benar diterapkan, konsep ini membutuhkan biaya yang tinggi. Konsep ini juga akhirnya memunculkan pro dan kontra.

Namun industri penerbangan sedang memperhatikan konsep tersebut. Konsep ini bahkan masuk daftar salah satu Penghargaan Crystal Cabin tahun ini, dan telah menarik banyak minat di AIX.

"Itu hanya memberi gagasan lain dan pilihan lain selain mengenai kenyamanan kursi. Saya pikir penerbangan jarak jauh benar-benar memungkinkan Anda untuk melakukan itu juga karena durasi di udara dan Anda perlu waktu dan ruang untuk istirahat,” pungkas Burns.

https://travel.kompas.com/read/2019/04/11/221000327/desainer-ini-menggagas-konsep-ruang-yoga-hingga-toko-di-dalam-pesawat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke