Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bercucuran Keringat demi Memanjat Tebing Gunung Bongkok Purwakarta

Rifqi berulang kali terpeleset. Kakinya tampak mencari pijakan-pijakan di dinding tebing yang boleh dibilang hampir mulus tanpa cacat. Ia terlihat fokus, tak bersuara, dan mengerahkan segenap tenaga agar bisa menambah ketinggian.

Akhir pekan lalu, KompasTravel bersama rekan-rekan Mapala UI melakukan perjalanan panjat tebing di Tebing Bongkok, Purwakarta, Jawa Barat. Di sana, ada banyak jalur pemanjatan untuk jenis sport climbing, bouldering, maupun artificial climbing.

“Susah banget. Licin jalurnya,” ujar Rifqi.

Hampir 15 menit Rifqi menggantung di seutas tali. Keringat mulai mengucur dan membasahi tubuh Rifqi.

Tangannya terus berusaha meraih pegangan yang sempurna. Sesekali, ia membaluri tangannya dengan bubuk magnesium agar tetap kering dari keringat.

Di dekat Jalur Welcome, juga terdapat jalur pemanjatan bouldering. Panjang jalurnya tak lebih dari empat meter. Di jalur bouldering, pemanjat bisa memanfaatkan cacat tebing yang berbentuk tebing.

Rifqi juga tertantang untuk mencoba jalur bouldering. Meski tak berhasil pada kesempatan pertama, ia terus memanjat sampai akhirnya berhasil.

Berbeda dengan jalur Welcome, jalur SoB tergolong cukup ekstrem meski jalur pemanjatannya tak panjang. Titik awal pemanjatannya langsung berbatasan dengan jurang.

Agung terlihat lincah merayapi tebing. Ia melakukan pemanjatan jenis lead climbing. Cacat tebing di jalur SoB yang digunakan Agung seperti cekungan dan rekahan. Total jarak pemanjatan berkisar 5-7 meter.

“Ini pertama kali manjat di Gunung Bongkok. Jenis batuannya sih sama seperti di Gunung Parang. Menurut gw, Gunung Bongkok oke ya buat sport climbing,” ucap Agung seusai mencoba jalur SoB.

Beragam titik pemanjatan

Humas Paguyuban Wisata Gunung Bongkok, Dicky Setiawan ( 30) mengatakan Gunung Bongkok memiliki tiga zona panjat yaitu Batu Topi, Vertical Nightmare, dan Batu Wayang. Aktivitas panjat tebing di Gunung Bongkok diakuinya baru populer tahun ini.

“Di Gunung Bongkok lebih populer pendakiannya. Panjat tebing di Gunung Bongkok belum banyak terekspose. Baru-baru tahun ini saja ramai,” ujarnya.

Sementara, untuk kegiatan panjat tebing di Gunung Bongkok sudah hadir sejak tahun 1980-an. Dicky menyebut saat itu pemanjat tebing asal Belanda, Michele dan Mamay S. Salim sudah mulai memanjat Gunung Bongkok.

Lokasi pemanjatan juga tersebar di sekitar area Gunung Bongkok. Untuk mencapai zona pemanjatan Vertical Nightmare misalnya, wisatawan harus trekking sekitar 500 meter melewati medan hutan bambu yang cukup menanjak dan licin.

“Wisatawan asing suka ada yang ke sini untuk manjat. Beberapa waktu lalu ada dari Ukraina. Mereka tahu dari Gunung Bongkok dari internet,” jelasnya.

Bagi wisatawan yang ingin mencoba aktivitas panjat tebing, bisa menghubungi pengelola Gunung Bongkok. Pengelola menyediakan paket pengenalan wisata panjat tebing.

Gunung Bongkok berada tak jauh dari kompleks Gunung Lembu dan Gunung Parang. Wisatawan bisa memilih akses terdekat dari Stasiun Pleret dengan kendaraan pribadi atau ojek menuju kaki Gunung Bongkok.

https://travel.kompas.com/read/2019/04/22/181000127/bercucuran-keringat-demi-memanjat-tebing-gunung-bongkok-purwakarta

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke