Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Flying Fox Terpanjang Kedua Asia Tenggara Ada di Gunungkidul

GUNUNGKIDUL, KOMPAS.com – Menghabiskan liburan bisa dilakukan dengan menjajal sesuatu yang ekstrem. Rasa berdebar-debar usai melalui pengalaman menegangkan tentu menjadikan liburan lebih berkesan dan tak terlupakan.

Ada banyak aktivitas wisata menegangkan yang bisa dilakukan, seperti arung jeram, rafting, atau menjajal wahana seru di taman bermain. Jika memilih berlibur di area pebukitan, tidak jarang ditemukan flying fox yang mendebarkan.

Mengenai flying fox, tentu meluncur di atas ketinggian dari atas ke bawah merupakan pengalaman yang mendebarkan. Semakin panjang lintasan flying fox, tentu rasanya akan semakin mendebarkan.

Ternyata Indonesia memiliki dua flying fox terpanjang di kawasan Asia Tenggara. Satu di antaranya berada di Kabupaten Gunungkidul, tepatnya di Obyek Wisata Green Village Gedangsari.

Terpanjang kedua di Asia Tenggara

Menariknya, flying fox yang ada di Green Village Gedangsari merupakan yang terpanjang kedua di kawasan Asia Tenggara. Flying fox tertinggi pertama berada di Colmar Tropicale, Malaysia, dengan lintasan sepanjang 1 km.

Flying fox di sini berada di ketinggian kawasan perbukitan sekitar 400 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Berada di titik tertinggi wisata Green Village Gedangsari, terdapat tulisan 625 pada flying fox ini. Tulisan itu menandakan panjang lintasan flying fox, yakni sepanjang 625 meter. Saking jauhnya, titik finish flying fox terlihat begitu kecil dari titik mulai.

Pengunjung bisa menjajal flying fox ini dengan mendaftar terlebih dahulu. Flying fox akan dioperasikan selama jam buka wisata Green Village Gedangsari. Nantinya pengunjung akan didampingi oleh petugas terlatih.

Petugas yang mendampingi akan menyiapkan perlengkapan keamanan dan memasangkannya pada pengunjung. Mereka juga akan menginfokan standar keamanan yang harus dipatuhi pengunjung.

Selain beroperasi selama jam buka, wahana flying fox hanya bisa dioperasikan ketika cuaca cerah. Saat hujan turun, flying fox tidak bisa dioperasikan karena faktor keamanan dan keselamatan, serta kenyamanan pengunjung.

Hal itu karena titik air hujan yang mengenai muka saat pengunjung meluncur akan cukup menyakitkan. Sementara ketika angin cukup kencang, flying fox tetap bisa dioperasikan karena konstruksinya yang kokoh.

Masih baru

Keberadaan flying fox terpanjang kedua se-Asia Tenggara di Green Village Gedangsari ini masih belum lama. Flying fox ini baru diresmikan tanggal 30 Agustus 2017 oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Flying fox ini tidak main-main karena berstandar internasional. Teknologi flying fox mengadopsi dari Perancis, sementara tali lintasan didatangkan langsung dari Inggris.

Pengunjung yang menjajal flying fox ini akan meluncur dengan kecepatan mencapai sekitar 80 kilometer per jam. Sementara waktu tempuh dari titik mulai sampai finish kurang-lebih satu menit.

Jika ingin menjajal flying fox terpanjang kedua se-Asia Tenggara ini, tarifnya adalah Rp 100.000. Pengunjung juga bisa memesan jasa dokumentasi video yang akan ikut meluncur di samping lintasan seharga Rp 50.000 per orang.

https://travel.kompas.com/read/2019/04/30/060200827/flying-fox-terpanjang-kedua-asia-tenggara-ada-di-gunungkidul

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke