Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Moke, Minuman Tradisional dan Simbol Adat di Sikka Flores

Selain itu, ternyata masyarakat Flores khususnya di Kabupaten Sikka, memiliki kemampuan khusus yakni membuat minuman tradisional yang disebut moke.

Moke adalah minuman tradisional yang bersumber dari hasil iris buah pohon lontar. Proses penyulingan tradisional itu merupakan warisan nenek moyang dan dibuat terus menerus.

Bagi masyarakat Sikka, moke itu simbol adat dan persaudaraan dalam kehidupan sosial.

Dengan kadar alkohol yang cukup tinggi, moke tetap dikonsumsi sebagai sarana pemersatu masyarakat di Kabupaten Sikka.

Rabu (15/5/2019), saya berkesempatan mengunjungi seorang perajin moke di desa Watu Gong, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka.

Dari kota Maumere menuju desa itu, saya menempuh perjalanan sekitar 15 menit. Jaraknya memang sangat dekat dari ibu kota Kabupaten Sikka.

Tiba di rumahnya, ia tampak lagi sibuk menyuling moke yang akan dijual. Meski sedang sibuk, Stevanus menyambut saya dengan sapaan ramah.

Tanpa muluk-muluk, saya pun menyalaminya sambil perkenalkan diri dan menyampaikan apa maksud dan tujuan berkunjung.

Stevanus pun menyambut dengan gembira ketika mendengar tujuan saya berkunjung.

Ia langsung saya menuju tempat penyulingan moke, tepatnya di belakang dapur. Ia mengarahkan saya melihat proses penyulingan moke secara sederhana.

Kemudian, ia mengambil 3 botol moke yang sudah jadi dan meletakkan di atas meja.

"Ini moke yang sudah disuling ulang dan sudah bisa dijual untuk dikonsumsi," ungkap Stevanus kepada Kompas.com, Rabu (15/5/2019).

"Saya beli moke yang sudah disuling dari dari petani. Sampai di sini, mokenya disuling ulang menggunakan destilator. Setelah disuling ulang rasa dan aromanya sudah agak berbeda dengan aslinya. Yang ini rasa dan aromanya sudah lembut. Tidak menyengat lagi di hidung dan tenggorokan," tutur Stevanus.

Ia melanjutkan, moke hasil penyulingan ulang itu dijual seharga Rp 60.000 per botol. Dan untuk 1 jeriken 5 liter dijual Rp 500.000.

"Yang sudah disuling ulang ini, kadar alkoholnya 30-36 persen. Sudah diukur menggunakan alat alkohol meter. Jadi, tujuan kita suling ulang adalah menurunkan kadar alkoholnya," tambah Stevanus.

Motivasi Awal Bekerja Menyuling Moke

Stevanus mengungkapkan, ada banyak alasan yang mendorongya bekerja menyuling moke.

Pertama, moke adalah minuman tradisi yang diwariskan secara turun temurun. Karena itu, moke tidak boleh hilang.

"Itulah motivasi awal saya bekerja menyuling kembali moke di Desa Watu Gong ini," terangnya.

Ia mengaku, usaha menaikkan status moke agar menjadi produk yang dilegalkan memang selalu mengalami kendala di regulasi.

"Kita sudah coba tahun 2017, tetapi lagi-lagi pemerintah tidak membuat regulasinya. Padahal upaya ini untuk melindungi seluruh petani moke di Kabupaten Sikka. Tetapi, kita tidak boleh berhenti. Kita harus terus berinovasi," ungkap Stevanus.

Kedua, Sikka adalah daerah pariwisata dan juga pintu gerbang bagi wisatawan yang hendak datang ke Flores dengan memiliki bandara dan pelabuhan yang sangat memadai.

Seharusnya di Maumere ini ada ada oleh-oleh khas yaitu moke. "Seperti di Bali itu ada arak Bali. Minuman khas di daerah lain bisa dilegalkan. Mengapa di Sikka tidak?" katanya.

Menurut Stevanus, hotel dan kafe di Maumere menjadikan moke sebagai minuman "welcome drink" bagi tamu yang datang.

"Sementara waktu memang kita terus berupaya untuk melegalkan moke sambil memperbaiki mutunya," tutur Stevanus.

Melalui IKM itu, Stevanus memulai memperbaiki mutu moke mulai dari kemasan dan aromanya.

Moke yang ada di IKM Lontar sudah berlabel. Label itu sudah menyesuaikan dengan BPOM tentang standar keamanan minuman beralkohol.

"Kadar alkhol kita sudah ukur. Larangan-larangan semua sudah lengkap. Saya di sini alat untuk mengukur kadar alkohol sudah ada, meskipun belum memiliki laboratorium," kata Stevanus.

Ia mengungkapkan, tagline IKM Lontar itu adalah 'Legend of Maumere'. Tentu tagline itu memiliki alasannya.

"Moke itu kan sarana untuk mempersatukan. Kalau ada persoalan dalam masyarakat, pasti selalu menggunakan moke untuk mempersatukan kembali. Moke juga adalah minuman tradisional yang diminum dalam berbagai kesempatan. Sejak dari nenek moyang sampai sekarang, moke tetap ada. Moke memang minuman berlegenda di Maumere of Flores," tutur Stevanus.

Ia berharap kepada Pemerintah Kabupaten Sikka agar menjamin produksi moke dengan menerbitkan regulasi, mengatur tata niaganya, dan memberikan dukungan kepada pelaku industri kecil menengah khususnya penyuling moke.

Untuk melihat proses dan ingin mencoba rasa moke tradisional Sikka itu, Anda bisa datang langsung ke Desa Watu Gong Kecamatan Alok Timur. Dari kota Maumere, jaraknya sekitar 5 kilometer.

https://travel.kompas.com/read/2019/05/17/151200927/mengenal-moke-minuman-tradisional-dan-simbol-adat-di-sikka-flores

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke