Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Tempat Menarik Terinspirasi Lagu Didi Kempot, Datangi Sambil Nyanyi!

Bagaimana rasanya ditinggalkan, bagaimana rasanya dikhianati, dan semua rasa sakit yang diakibatkan oleh cinta yang tak bisa dimiliki tergambarkan dalam setiap bait lirik lagunya.

Apa yang ia nyanyikan kerap kali mewakili perasaan banyak orang yang pernah merasakan sakitnya cinta. Hal inilah yang kemudian membuat Didi Kempot dijuluki sebagai "God Father of Broken Heart" oleh mereka-mereka yang merasa terwakilkan perasaanya.

Menariknya, beberapa lagu-lagu Didi Kempot, juga sering menggunakan beberapa lokasi sebagai background tempat untuk lirik lagunya.

Penyanyi ini bahkan pernah mendapat penghargaan dari Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM) sebagai seniman berbakat yang memproduksi lagu bertema destinasi wisata, Senin (17/9/2018).

Berikut, beberapa tempat di Indonesia yang tertoreh dalam lagu Didi Kempot. Jika kamu sedang patah hati, mungkin tempat-tempat ini bisa jadi inspirasimu untuk sejenak bernyanyi sembari meluapkan kepedihan:

Stasiun Balapan merupakan salah salah satu stasiun yang ada di Kota Solo. Stasiun ini merupakan stasiun yang sudah ada sejak tahun 1873.

Meski merupakan stasiun yang sudah ada sejak zaman dahulu, namun Stasiun Balapan kini memiliki beragam fasilitas yang cukup modern.

Dalam lagu Stasiun Balapan, Didi Kempot mengisahkan tentang seorang kekasih yang mengantarkan pujaan hatinya di Stasiun Balapan. Ironisnya, sang kekasih tak pernah pulang kembali semenjak mereka berpisah di sana.

Lagu tersebut cukup menyanyat dalam lagu terdapat penggalan lirik

“Lali Opo Pancen Nglali
Yen Eling Mbok Enggal Bali”

Lirik yang menunjukkan, bahwa sang kekasih masih terus berharap agar sang pujaan secepatnya kembali pulang.

"Rasane ngitung nganti lali. Wis pirang taun anggonku ngenteni

Ngenteni sliramu, Neng kene tak tunggu Nganti saelingmu"

Potongan lirik tersebut menunjukkan bagaimana sang kekasih sampai lupa sudah berapa lama sang pujaan hati menghilang. Namun meski begitu sang kekasih masih terus menunggu.

Terminal Tirtonadi sendiri merupakan terminal tipe A yang ada di Kota Solo. Terminal ini disebut-sebut sebagai terminal rasa bandara. Lantaran fasilitas di terminal ini cukup komplit, sehingga membuat  pengunjung merasa nyaman.

Menariknya, di Terminal Tirtonadi terdapat skybridge yang menghubungkan antara terminal dengan Stasiun Balapan. Jadi jika datang ke Terminal Tirtonadi Kamu bisa sekalian berkunjung ke Stasiun Balapan.

Nanti sembari berjalan di atas skybridge, kamu bisa sekalian mencoba menyanyikan kedua lagu Didi Kempot tersebut.

Gunung Api Purba Nglanggeran, merupakan gunung yang ada di wilayah Gunungkidul. Gunung ini memiliki ketinggian yang tidak terlalu tinggi, cocok untuk para pendaki pemula.

Di dekat Gunung Api Purba Nglanggeran, terdapat beberapa tempat wisata lain seperti Embung Nglanggeran, Kampung Pitu maupun Air Terjun Kedung Kandang.

Gunung Api Purba Nglanggeran dalam lagu Didi Kempot berjudul “Banyu Langit”. Lagu ini mengisahkan tentang seseorang yang mengingat kenangannya dengan sang kekasih saat berada di Gunung Nglanggeran.

Sang kekasih pergi, namun pada akhirnya, seperti lagu-lagu Didi Kempot yang sebelumnya, kepergian sang kekasih diakhiri pengingkaran janji lantaran ia tak pernah kembali lagi.

Jalanan Malioboro Jogja tak luput dari sasaran “sakit hatinya” Didi Kempot.

Tempat dimana banyak ditemui pedagang-pedagang yang berjajar di sepanjang jalan ini terkisah dalam lagu, sebagai sebuah tempat dimana seseorang terlanjur menyerahkan cintanya pada sang pujaan hati ketika keduanya berada di depan Hotel Malioboro.

Sayangnya, ia yang menawarkan cinta, dan berjanji setia justru berkhianat dan hanya meninggalkan luka.

Masih seputar janji yang terkhianati, lirik lagu Pantai Klayar, Didi Kempot juga tak kalah merananya. Berkisah tentang seseorang yang berjanji di Pantai Klayar, namun pada akhirnya ia pergi dan tak pernah kembali lagi.

Pantai Klayar sendiri merupakan pantai berpasir luas di Pacitan dengan bebatuan karang yang artistik. Pantai ini menyajikan birunya laut yang indah yang menginspirasi Didi Kempot untuk membuat bait romantis

"Birune segara kutha Pacitan, nyimpen janjimu seprene ra bisa ilang.
Birune segara kutha Pacitan, Pantai Klayar sing nyimpen sewu kenangan"

Jika diterjemahkan bait tersebut berarti:

Birunya laut Kota Pacitan, menyimpan janjimu hingga kini tak bisa hilang

Birunya Laut Kota Pacitan, Pantai Klayar yang menyimpan seribu kenangan

Jika melewati jalanan di sekitaran Cemoro Sewu yang menghubungkan Karanganyar dengan Magetan, maka pemandangan yang tersaji adalah adanya pohon-pohon tinggi seperti pohon pinus.

Setiap pagi, kawasan ini diselimuti kabut, terlihat indah dan menyejukkan. Alamnya yang masih asri, membuat suara burung-burung pagi kerap terdengar berkicau.

Syahdunya alam kawasan jalan tembus Karanganyar – Magetan juga terlukis di lagu Didi Kempot yang berjudul Dalan Tembus.

Meskipun pemandangannya indah, tampaknya bukan Didi Kempot kalau belum menyelipkan perasaan merana. Lagu ini juga menceritakan tentang seseorang yang mengingat lagi kenangannya yang telah berlalu di jalan tersebut.

https://travel.kompas.com/read/2019/06/18/101800727/6-tempat-menarik-terinspirasi-lagu-didi-kempot-datangi-sambil-nyanyi-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke