Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sumur Baluk, Peninggalan Portugis di Sikka yang Tak Pernah Kering

Setelah menyaksikan jejak bangsa Portugis di Pantai Bola, kami mampir ke sumur Baluk yang letaknya sekitar 20 meter dari pantai selatan, tepatnya di Desa Ipir, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka.

Menuju sumur Baluk itu, kami diarahkan salah seorang warga desa Ipir bernama Martinus Redemtus.

Berada di pinggir jalan Maumere-Bola, sumur tua itu tampak ramai dipenuhi warga yang menimba air untuk minum dan mencuci pakaian.

"Ini sumur tua peninggalan Portugis pada ratusan tahun lalu. Sebelum ada air PAM dan sumur lain, ini satu-satunya sumber air bagi warga Bola dan sekitarnya," ungkap Martinus kepada Kompas.com di sekitar Sumur Baluk, Sabtu (15/6/2019).

Ia menuturkan, sampai saat ini, persediaan air di sumur Baluk itu selalu ada. Bahkan di musim kemarau sekali pun.

"Ini berkah bagi kami warga di sini. Saya tidak tahu dulu, warga minum apa kalau bangsa Portugis tidak datang dan menggali sumur ini," tutur Martinus.

"Kita pergi bertemu ibu Maria Adolorota. Beliau yang paham dengan sejarah sumur tua ini. Ia sekarang ada di pondok santai Watu Krus. Tidak jauh dari sini. Mari kita ke sana," ajak Martinus.

Kami pun bergegas menuju pondok santai Watu Krus yang letaknya sekitar 300 meter dari jalan raya Maumere-Bola. Di pondok santai itu kami berbincang tanya tentang sumur Baluk dengan Maria Adolorota.

Maria menuturkan, Baluk merupakan nama seorang warga Bola. Nama lengkapnya Moan Baluk. Moan Baluk adalah warga pertama yang bertemu dengan bangsa Portugis saat tiba di pantai Bola. Saat itu ia sedang mencari ikan dan kerang.

"Ini yang membuat warga dan bangsa Portugis menamai sumur ini Sumur Baluk atau air baluk," tutur Maria.

Ia mengisahkan, Sumur Baluk itu dibuat sekitar tahun 1600-an. Saat itu Pater Dominikus, pastor dari Portugis dengan tongkatnya mencari air di wilayah Bola.

"Mereka coba minum, ternyata airnya tawar. Mereka lalu lanjut menggali sumur. Warga sangat senang. Sebelum gali sumur itu, mereka membaca pantun (sora)," kisah Maria.

Maria pun mengucapkan pantun yang dibacakan kala itu.

"Goi gali goi gali, gali gita wair baluk. Wair baluk kelan krus, kelan Santo Dominikus. Mi hure mi hure, otang bula mi hure". Pantun ini artinya menggali tanah hingga menemukan air Baluk. Airnya sedikir terasa asin, tetapi lama kelamaan menjadi tawar," jelas Maria.

Maria mengungkapkan, usia sumur Baluk itu sudah sangat tua. Tulisan di badan sumur itu sudah buram. Meski sudah tua, warga desa Ipir dan sekitarnya tetap merawat sumur Baluk. Sehingga sampai hari ini kondisi sumur tetap terjaga dengan baik.

"Sumur ini dulunya dalam hanya 3 meter. Sekarang dalamnya 5 meter. Warga di sini ada cor semen sekitar untuk tambah tinggi dan buat lantai keliling sebagai tempat cuci," ungkapnya.

"Air sumur ini tidak pernah kering bahkan musim kemarau yang sangat kering sekalipun, airnya tetap seperti sedia kala. Bagi kami, ini adalah berkah. Sehingga kami harus menjaga dan merawat sumur Baluk ini dengan baik," sambung Maria.

"Biarkan peninggalan sejarah yang jadi berkah ini tetap dimanfaatkan sampai kapan pun oleh generasi kita. Mari kita jaga dan rawat sama-sama," tutur Maria menutupi perbincangan.

Hari pun hampir sore, mama Maria balik ke rumahnya dan kami pamit pulang.

https://travel.kompas.com/read/2019/07/01/091000527/sumur-baluk-peninggalan-portugis-di-sikka-yang-tak-pernah-kering

Terkini Lainnya

Ada Parkir dan Resto Nakal yang Beri Harga Tak Wajar di Bantul, Ini Cara Laporkannya

Ada Parkir dan Resto Nakal yang Beri Harga Tak Wajar di Bantul, Ini Cara Laporkannya

Travel Update
Cara ke Jakarta Aquarium Safari di Neo Soho, Naik KRL dan Transjakarta

Cara ke Jakarta Aquarium Safari di Neo Soho, Naik KRL dan Transjakarta

Travel Tips
Tangal Merah dan Cuti Bersama di bulan April 2024, Ada Lebaran

Tangal Merah dan Cuti Bersama di bulan April 2024, Ada Lebaran

Travel Update
Mengenal Kampung Inggris, Belajar Sembari Liburan

Mengenal Kampung Inggris, Belajar Sembari Liburan

Jalan Jalan
Cara ke Pameran Sampul Manusia dari Tangerang naik Transjakarta

Cara ke Pameran Sampul Manusia dari Tangerang naik Transjakarta

Travel Tips
12 Maskapai Ajukan Penerbangan Tambahan Saat Libur Lebaran 2024

12 Maskapai Ajukan Penerbangan Tambahan Saat Libur Lebaran 2024

Travel Update
Jakarta Aquarium Safari Tambah Tiket dan Show Saat Libur Lebaran

Jakarta Aquarium Safari Tambah Tiket dan Show Saat Libur Lebaran

Travel Update
Festival Bunga Tulip Terbesar di Belanda Dibuka untuk Umum

Festival Bunga Tulip Terbesar di Belanda Dibuka untuk Umum

Travel Update
KA Argo Bromo Anggrek Gunakan Kereta Eksekutif New Generation mulai 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Gunakan Kereta Eksekutif New Generation mulai 29 Maret

Travel Update
Taman Asia Afrika, Area Sejarah di Kiara Artha Park di Bandung

Taman Asia Afrika, Area Sejarah di Kiara Artha Park di Bandung

Jalan Jalan
Omah UGM, Cagar Budaya di Kotagede Yogyakarta Bisa untuk Spot Foto

Omah UGM, Cagar Budaya di Kotagede Yogyakarta Bisa untuk Spot Foto

Jalan Jalan
Harga Tiket Jakarta Aquarium Safari Lebaran 2024, Simak Cara Belinya

Harga Tiket Jakarta Aquarium Safari Lebaran 2024, Simak Cara Belinya

Travel Update
Penginapan Tengah Hutan di Bantul Yogyakarta, Tawarkan Kelas Yoga

Penginapan Tengah Hutan di Bantul Yogyakarta, Tawarkan Kelas Yoga

Hotel Story
Cara ke Pameran Sampul Manusia Naik KRL dan Transjakarta

Cara ke Pameran Sampul Manusia Naik KRL dan Transjakarta

Travel Tips
Wisatawan Sudah Bisa Naik ke Atas Candi Borobudur, mulai Rp 150.000

Wisatawan Sudah Bisa Naik ke Atas Candi Borobudur, mulai Rp 150.000

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke