KOMPAS.com – Seorang wisatawan mancanegara (wisman) Polina Marinova mengaku kecewa ketika berburu foto ke Pura Lempuyang di Kabupaten Karangasem, Bali.
Ia membayangkan bisa berfoto-foto cantik di gerbang Pura Lempuyang dengan kolam atau genangan air untuk memantulkan bayangan saat berfoto di gerbang.
Nyatanya ketika sampai ke Pura Lempuyang, Marinova justru melihat jasa potret ilusi dengan cara menaruh cermin di bawah kamera smartphone. Teknik itu membuat efek pantulan pengunjung yang berfoto di Pura Lempuyang terlihat jelas.
Pura Lempuyang sendiri merupakan salah satu obyek wisata yang memikat wisatawan nusantara dan mancanegara untuk berkunjung. Untuk kamu yang belum tahu tentang Pura Lempuyangan, berikut ini beberapa pesona yang dimiliki Pura Lempuyangan.
1. Termasuk “Pura Sad Khayangan”
Melansir dari perpusnas.go.id , Pura Kahyangan merupakan tempat masyarakat umum memuja Ida Sang Hyang Widi Wasa dalam berbagai perwujudan-Nya dan juga tempat memuja roh para leluhur. Sedangkan yang termasuk dalam kaetgori Pura Kahyangan Jagat, di antaranya, ialah Pura Sad Kahyangan (sad = enam), yaitu pura yang berada di enam lokasi Kahyangan besar di Pulau Bali.
Pura Sad Khayangan terdiri atas: Pura Luhur Uluwatu, Pura Lempuyang, Pura Goa Lawah, Pura Watukaru, Pura Bukit Pengalengan dan Pura Besakih. Pura Sad Kahyangan diyakini sebagai sendi spiritual Pulau Bali dan merupakan pusat kegiatan keagamaan.
2. Pura berada di puncak gunung
Lokasi Pura Lempuyangan berada di puncak Gunung Lempuyang atau puncak Bukit Bisbis. Pura Lempuyang Luhur terdiri dari tujuh pura yang berada di dataran tinggi,
Bagi mereka yang tidak ingin mendaki maka bisa mengunjungi Pura Penataran Agung Lempuyang karena lokasinya berada di lereng gunung tersebut.
3. Mendaki 1.700 Anak Tangga
Bagi yang ingin s ke puncak, wisatawan harus mendaki anak tangga setinggi lebih kurang satu kilometer dari pelataran Pura Agung Lempuyang.
Anak tangga untuk sampai ke puncak ada cukup banyak yakni sejumlah 1.700 anak tangga.
Pura Lempuyang itu merupakan stana Hyang Gni Jaya atau Dewa Iswara.
5. Memiliki makna istimewa
Lempuyang memiliki beberapa arti. Dalam buku terbitan Dinas Kebudayaan Bali (1998) berjudul `Lempuyang Luhur` disebutkan, lempuyang berasal dari kata `lampu` yang artinya sinar dan `hyang` untuk menyebut Tuhan, seperti Hyang Widhi.
Dari kata itu lempuyang atau lampuyang dimaknai sebagai sinar suci Tuhan yang terang-benderang. Pura Lempuyang itu merupakan stana Hyang Gni Jaya atau Dewa Iswara.
6. Sensasi mendaki yang menyenangkan
Wisatawan yang ingin menuju Pura utama Sad Kahyangan Lempuyang Luhur di puncak, maka saat mendaki anak tangga, wisatawan disuguhi udara sejuk dari hutan yang masih asri, suara-suara satwa dan pemandangan alam Kabupaten Karangasem yang memukau.
Rimbuhan belukar juga nampak bertebaran diantara pohon-pohon tropis, dan sesekali kera-kera liar tampak bergelantungan adalah hiburan saat perjalanan.
Saat erupsi Gunung Agung, Gerbang Pura Lempuyang Luhur banyak dijadikan lokasi untuk mengabadikan erupsi Gunung Agung di sana.
Jarak Pura Lempuyang Luhur ke Gunung Agung sekitar 19 kilometer. Dari Denpasar menuju Pura Lempuyang Luhur dapat ditempuh selama dua jam berkendara.
https://travel.kompas.com/read/2019/07/11/070000327/7-fakta-pura-lempuyang-bali-obyek-wisata-yang-memikat-wisatawan-nusantara-dan