Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Tips Agar Tidak Hipotermia saat Mendaki Gunung

Udara gunung yang dingin menjadi salah satu pemicu terjadinya hipotermia pada seseorang. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan pendaki agar tidak terkena hipotermia.

Berikut ini adalah 4 tips agar tidak terkena hipotermia saat mendaki gunung:

1. Mendaki saat kondisi tubuh fit

Jika tubuh sedang tidak fit seperti sedang demam atau flu, lebih baik batalkan rencana mendaki gunung. Orang yang sedang sakit biasanya lebih mudah kedinginan, meski ada di suhu normal.

Udara gunung yang dingin tentu akan membuat orang yang tidak fit menjadi semakin kedinginan. Risiko mengalami hipotermia pun semakin meningkat pada pendaki yang sedang tidak fit.

2. Bawa jaket dan perlengkapan memadai

Suhu udara di gunung yang lebih dingin tentu berbeda dengan di wilayah tempat tinggal sehari-hari, misalnya perkotaan. Oleh karena itu, dibutuhkan perlengkapan yang memadai untuk mengatasi dingin di gunung.

Salah satu perlengkapan itu adalah jaket. Bukan jaket biasa, melainkan jaket gunung. Itu karena udara di gunung lebih dingin sehingga butuh jaket gunung dengan bahan yang memang dirancang untuk mengatasi udara dingin.

Selain jaket, bawa pula perlengkapan lain seperti kantung tidur atau tenda jika berkemah. Pastikan pula keduanya dalam kondisi baik, misalnya tidak berlubang atau sobek sehingga bisa maksimal mencegah udara dingin masuk.

3. Bawa baju ganti untuk dipakai saat tidur

Pakaian yang dikenakan saat mendaki gunung hendaknya juga selalu kering, khususnya saat tidur jika berkemah. Memang saat berjalan, baju basah tidak begitu berpengaruh karena tubuh terus bergerak sehingga menghasilkan panas.

Namun saat tidur, tubuh berhenti bergerak sehingga suhunya akan turun secara perlahan. Saat itulah efek pakaian basah akan mulai terasa. Udara dingin di malam hari akan semakin membuat tubuh kedinginan.

Oleh karena itu, lebih baik jika mengganti pakaian basah dengan yang kering saat akan tidur. Tindakan itu akan mengurangi rasa dingin di tubuh sehingga meminimalisir risiko terkena hipotermia.

4. Cukup makan dan bawa logistik yang bergizi

Hipotermia lebih berisiko dialami pendaki yang sedang lapar. Hal itu bisa diatasi dengan cukup makan sehingga tubuh bisa menghangatkan diri dari dalam.

Selain itu, bawa logistik yang bergizi. Selain agar tubuh tetap fit selama pendakian, makanan bergizi akan membuat tubuh senantiasa hangat. Bawa pula makanan atau minuman untuk menghangatkan tubuh seperti wedang jahe instan.

5. Mendaki di musim kemarau

Suhu udara memang lebih dingin ketika musim kemarau sekitar akhir Mei hingga awal Oktober. Namun gunung di musim hujan akan lebih dingin dari suhu udara musim kemarau usai diguyur hujan yang tentu lebih sering turun di musim penghujan.

Selain udaranya menjadi dingin, perlengkapan seperti tenda, baju ganti, dan kantung tidur lebih besar kemugkinannya untuk basah karena terkena hujan. Padahal, perlengkapan itu sangat dibutuhkan untuk mengatasi dingin saat beristirahat.

Jika hujan lebat turun saat berkemah, bisa jadi tenda bocor sehingga air masih bisa masuk tenda dan membasahi baju atau kantung tidur. Hal itu menyebabkan kedinginan dan meningkatkan risiko terjadinya hipotermia.

Jika tetap ingin mendaki gunung saat musim hujan, lebih baik jika mendaki gunung yang tidak terlalu tinggi dengan jarak tempuh singkat.

https://travel.kompas.com/read/2019/07/24/164605927/5-tips-agar-tidak-hipotermia-saat-mendaki-gunung

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke