Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Fakta Gunung Tangkuban Parahu, dari Sangkuriang hingga Erupsi Purba

Menurut siaran pers Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), tinggi kolom abu teramati lebih kurang 200 meter di atas puncak atau lebih kurang 2.284 meter di atas permukaan laut.

Gunung yang memiliki ketinggian 2.084 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini terkenal sebagai kawasan yang menyediakan panorama alam cantik dengan pesona kawah-kawah di sekitarnya.

Berikut ini KompasTravel menghimpun beberapa fakta terkait Gunung Tangkuban Parahu yang mungkin belum Kamu ketahui:

1. Legenda Sangkuriang

Kisah Sangkuriang menjadi legenda yang mewarnai Gunung Tangkuban Parahu. Tak hanya warga Sunda, legenda ini juga banyak diketahui oleh masyarakat daerah lain.

Asal usul Gunung Tangkuban Parahu kerap dikisahkan tentang Sangkuriang yang menendang kapal hingga terbalik dan menjadi gunung.

Kisah bermula saat dirinya jatuh cinta dengan ibunya sendiri setelah sekian tahun tak pernah lagi bertemu dengan sang ibu.

Dayang Sumbi yang tak bersedia dinikahi Sangkuriang, akhirnya membuat sebuah permintaan sebagai syarat.

Ia meminta Sangkuriang membuatkan perahu lengkap dengan danaunya dalam waktu semalam sebelum matahari terbit.

Dengan bantuan jin, Sangkuriang hampir saja menyelesaikan permintaan Dayang Sumbi. Akan tetapi Dayang Sumbi terus berdoa kepada sang kuasa.

Akhirnya matahari terbit lebih cepat dan Sangkuriang pun gagal. Karena emosi, lantas ia menendang kapalnya yang kemudian terbalik dan menjadi Gunung Tangkuban Parahu.

2. “Perahu” dilihat dari bagian selatan

Perahu terbalik dalam cerita Sangkuriang ini terlihat sebagai perahu jika dilihat dari sisi selatan.

Seperti diberitakan Kompas.com (12/12/2013) Gunung Tangkuban Parahu terlihat bentuknya seperti perahu terbalik karena ada dua kawah yang berdampingan antara arah barat dan timur.

Artinya, gunung tersebut hanya terlihat seperti perahu terbalik dari arah selatan (Lembang) saja. Sedangkan jika dilihat dari arah lain, tidak akan tampak demikian.

3. Dikenal sebagai tempat para dewa

Gunung Tangkuban Parahu juga dikenal sebagai tempat para dewa. Secara etimologis parahu menunjuk kata para yang artinya banyak dan hu yang artinya dewa atau kebaikan.

Seiring berjalannya waktu, kini Gunung Tangkuban Parahu menjadi lokasi yang tak pernah sepi oleh wisatawan maupun warga sekitar yang mengadu nasib menjadi pedagang disana.

4. Memiliki 9 Kawah

Gunung Tangkuban Parahu memiliki pesona, berupa hadirnya 9 kawah yang ada di wilayahnya. Kawah-kawah tersebut adalah Kawah Ratu, Upas, Domas, Baru, Jurig, Badak, Jurian, Siluman dan Pangguyungan Badak.

Tiga kawah terbesar dengan diameter sekitar 500 meter menjadi tujuan utama wisata, yakni Kawah Ratu, Domas, dan Upas.

Adanya gas beracun di Kawah Ratu dan Kawah Upas mengakibatkan keduanya tidak bisa dituruni sejak 1975 dan hanya Domas yang bisa dituruni.

Kawah Ratu sebagai tempat yang dipercaya sebagai lokasi Dayang Sumbi menceburkan diri hanya bisa dinikmati dari bibir kawah yang ada di atas. Meski begitu pemandangan kawah yang kadang berubah hijau ke biru terlihat menakjubkan.

Di Kawah Domas wisatawan juga bisa duduk-duduk di dasar kawah, sembari merendam kaki dengan air hangat. Suhu air bervariasi, mulai 35 derajat celsius hingga yang terpanas 100 derajat celsius. Turis juga bisa merebus telur di kolam terpanas selama 10 menit.

5. Memiliki Riwayat Erupsi Purba

Diberitakan Kompas.com (16/03/2012) Tangkuban Parahu menyimpan sejarah letusan dahsyat.

Tangkuban Parahu meletus hebat sekitar 40.000 tahun lalu, menghasilkan aliran lava berkomposisi basal yang terutama mengalir ke arah timur laut.

Aliran lava ini menutupi area seluas 189 kilometer persegi dengan kedalaman rata-rata 10 meter.

Tangkuban Parahu tumbuh dalam Kaldera Sunda 90.000 tahun lalu.

Bentuk kerucut lancip gunung itu terdiri dari selingan antara endapan awan panas dan aliran lava yang berarti menandakan adanya letusan antara eksplosif dan efusif bergantian.

”Gunung Tangkuban yang sekarang muncul sebagai tahap paling muda dari kompleks gunung api Sunda purba,” kata Mochammad Nugraha Kartadinata, geolog dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kompas.com (16/03/2012).

Nugraha menunjukkan jejak kedahsyatan letusan Gunung Sunda purba melalui singkapan endapan awan panas setebal lebih dari 10 meter di permukiman padat di Kampung Andir, Desa Gudang Kahuripan, sekitar 7,5 kilometer dari Tangkubanparahu.

”Kaldera Sunda terbentuk akibat letusan dahsyat Gunung Sunda 105.000 tahun lalu. Letusan itu menghasilkan endapan awan panas dengan volume 66 kilometer kubik dan menutupi area lebih dari 200 kilometer persegi,” katanya.

6. Memasok 60 Persen Sumber Air Bagi Cekungan Bandung

Kompas.com (19/06/2010) pernah melaporkan, pengelolaan kawasan Gunung Tangkuban Parahu menjadi sorotan publik karena taman wisata alam berfungsi ekologis, ekonomis, sekaligus etnologis bagi masyarakat Sunda.

Tangkuban Parahu memasok 60 persen sumber air bagi cekungan Bandung. Apabila terjadi kerusakan ekologis di wilayah ini berarti ancaman bagi warga Bandung.

Pengelolaan Taman Wisata Alam Tangkuban Parahu, sempat mengalami polemik.

Dilaporkan Kompas.com (24/05/2010), usulan pencabutan izin pengelolaan pariwisata alam di wilayah Tangkuban Parahu yang dikeluarkan oleh Menteri Kehutanan kepada PT Graha Rani Putera Persada (GRPP) pernah disuarakan oleh puluhan komponen masyarakat Jabar termasuk surat Gubernur Jabar terhadap Menteri Kehutanan.

7. Habitat Flora dan Fauna

Gunung Tangkuban Parahu ditumbuhi beberapa jenis flora khas Tatar Sunda, antara lain puspa (Schima wallichii), pohon lemo yang bisa mengusir ular dan serangga, dan 12 macam pakis.

Fauna langka yang dilindungi, seperti elang jawa, macan tutul, dan macan kumbang, juga hidup di sana.

8. Dekat dengan wisata Lain

Ada beberapa tempat wisata di sekitar Gunung Tangkuban Parahu diantaranya adalah gedung Peneropongan Bintang Boscha.

Hutan alam Jayagiri yang dipuja-puja generasi 1970-an, dan diabadikan kelompok Bimbo dalam lagu ”Melati dari Jayagiri” serta Taman Wisata Alam Maribaya yang menyediakan guyuran air hangat belerang.

https://travel.kompas.com/read/2019/07/27/220000027/8-fakta-gunung-tangkuban-parahu-dari-sangkuriang-hingga-erupsi-purba

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke