Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Etika dan Informasi Penting Sebelum Masuk Pura di Bali

Namun sebelum berwisata ke pura atau rumah ibadah lain, haruslah sadar bahwa fungsi utama rumah ibadah adalah tempat beribadat. Tempat yang suci, lokasi ketika umat berusaha berkomunikasi dengan Tuhan.

Untuk itu perlu ada perlakuan khusus berwisata ke rumah ibadah, tak terkecuali pura tempat beribadat umat Hindu Dharma atau lebih akrab disebut Hindu Bali.

Seperti yang dijelaskan oleh Guru Besar Ilmu Pariwisata Universitas Udayana Bali I Gede Pitana, dihubungi KompasTravel, Selasa (13/8/2019) berikut ini:

1. Pura terdiri dari tiga halaman

"Pura di Bali terdiri dari tiga halaman (bagian). Ini yang harus diketahui dahulu sebelumnya," jelas Pitana.

Halaman pertama adalah Hutama Mandala atau disebut juga halaman tengah. Di halaman ini Pitana menyebutkan hanya boleh dikunjungi oleh orang yang bersembahyang.

Di sini pula disimpan berbagai kesenian sakral, arca, dan lambang Dewa yang merupakan manifestasi Tuhan dalam kepercayaan Hindu Bali. 

Halaman selanjutnya adalah Madya Mandala, tempat diselenggarakannya kesenian semi sakral. Seperti wayang, topeng, dan barong.

Di sini pula biasanya orang memasak untuk keperluan pura. Sama seperti Huatama Mandala, hanya orang yang bersembahyang yang boleh memasuki Madya Mandala.

Selanjutnya adalah halaman paling luar, yakni Nista Mandala. Semua orang boleh mengunjungi bagian ini, tak terkecuali orang yang tidak datang untuk bersembahyang, contohnya turis.

Namun ada beberapa peraturan khusus yang berlaku bagi orang yang berkunjung ke Nista Mandala.

Piatana menyebutkan peraturan pertama adalah orang yang datang tidak boleh dalam keadaan kotor atau dalam Bahasa Bali disebut cuntaka.

Kondisi kotor yang dimaksud adalah perempuan yang sedang datang bulan, orang dengan anggota keluarga yang baru meninggal di rumah, atau orang yang sedang berdarah seperti orang habis melahirkan dan pendarahan, atau luka yang berdarah.

Peraturan lain adalah mengenakan busana yang sopan, jangan busana yang terbuka, dan rambut ditata agar tidak acak-acakan.

"Sebenarnya pada setiap pura di Bali ada disewakan kain bali dan selendang. Bagi laki-laki, selama mengenakan celana panjang tidak apa hanya mengenakan selendang," jelas Pitana.

Tentu saja peraturan lain adalah menjaga perilaku dan perkataan, mengingat pura adalah tempat peribadatan.

"Heritage cultural atau peninggalan kebudayaan ini harus dijaga secara fisik dan spiritual, ada pedoman etika pariwisata budaya yang disusun oleh UNWTO sejak lama. Perlu ada kesadaran bersama untuk menjaganya," jelas Pitana.

https://travel.kompas.com/read/2019/08/13/213530227/etika-dan-informasi-penting-sebelum-masuk-pura-di-bali

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke