Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Borobudur dan Kesiapannya Menjadi Destinasi Super Prioritas

KOMPAS.com - Sunyoto (67) memutar setir dengan sigap. Tangan kirinya memegang persneling, menggantinya dari satu gigi ke gigi lain. Padahal mobil yang ia kendarai, Volkswagen 181 alias VW Safari, tergolong sulit digunakan. Maklum, mobil berwarna krem berplat nomor BN 1680 PO itu merupakan keluaran tahun 1973.

Hari itu, Rabu (17/7/2019), Pak Sunyoto bertugas mengantarkan saya dan beberapa awak media untuk berkeliling Kawasan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Mobil yang dikendarainya merupakan salah satu dari 51 unit VW Safari yang tergabung dalam “VW Tour Explore Borobudur”. Tak hanya krem, mobil-mobil tua tersebut juga memiliki aneka warna lainnya seperti merah, biru langit, sampai hijau mint.

“Paling tua keluaran 1973 dan paling muda keluaran 1976,” tutur Sunyoto sambil tersenyum ramah.

Mobil-mobil antik tersebut juga berasal dari berbagai daerah. Sebut saja Bangka Belitung, Bogor, Jakarta, dan Bandar Lampung. Dalam waktu tiga jam, Pak Sunyoto mengantar kami berkeliling desa wisata dan beberapa spot foto ciamik di sekitar Candi Borobudur. Menggunakan caping di kepala, kami berfoto ria. Mengangkat tangan tinggi-tinggi, menikmati udara bersih sepanjang perjalanan naik mobil antik kap terbuka.

Salah Satu Atraksi Baru

VW Tour Explore Borobudur adalah salah satu atraksi wisata terbaru di kawasan ini. Wisatawan bisa memilih rentang waktu tur mulai dari dua, tiga, hingga enam jam. Kocek yang dikeluarkan untuk sewa per mobil sebesar Rp 250.000 (dua jam), Rp 350.000 (tiga jam), dan Rp 600.000 (enam jam). Satu mobil VW Safari bisa dinaiki lima orang termasuk pengendara.

“Biasanya turis minta diajak ke desa-desa wisata. Desa Nglipoh, Camera House, dan lain-lain,” ujar Sunyoto.

Keberadaan VW Tour Explore Borobudur menambah warna bagi pariwisata di sekitar kawasan Candi Borobudur. Edy Setijono, Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWCPRB) mengatakan program ini untuk mendistribusikan wisatawan dari Candi Borobudur ke kawasan sekelilingnya.

“Wisatawan akan diajak berkeliling mulai dari shelter di dalam komplek Candi Borobudur dan singgah di spot-spot menarik yang dimiliki oleh desa-desa sekitarnya,” tuturnya saat peluncuran VW Tour Explore Borobudur, Jumat (3/11/2017).

Pria yang akrab dipanggil Tyo itu juga mengatakan ada kemungkinan paket wisata tersebut diubah dari manual ke digital. Wisatawan bisa memesan melalui aplikasi dan membayar dengan cashless.

“Mungkin pakai uang elektronik, kartu debet, atau lainnya,” tutur dia.

Saat ini, untuk memesan tur, wisatawan tinggal googling “VW Tour Explore Borobudur” dan mengontak langsung pihak terkait. Mobil akan menjemput Anda ke hotel atau homestay tempat menginap.

Adanya atraksi ini juga menjadi wujud sinergitas PT TWC sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan Pemerintah Kecamatan Borobudur, dalam hal ini adalah Badan Usaha Milik Antar Desa (BUMADes). Kini, wisatawan bisa menemukan beberapa Balai Ekonomi Desa (Balkondes) di Kecamatan Borobudur, sebagai shelter bagi para pengrajin dan pelaku wisata.

Tempat-tempat ini, beserta beberapa destinasi wisata lainnya, bagai titik yang tersebar di berbagai pelosok kawasan Borobudur. VW Tour Explore Borobudur adalah garis yang menghubungkan semuanya.

Destinasi Super Prioritas

Pada Jumat (16/8/2019), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato kenegaraan terkait Rancangan Anggaran dan Pendapatan Negara (RAPBN) 2020 beserta nota keuangannya. Dalam pidato tersebut dibahas asumsi makro perekonomian yang akan diusulkan pemerintah untuk dibahas bersama DPR.

Sektor pariwisata juga disebutkan dalam pidato tersebut. Jokowi menyebut, pemerintah memprioritaskan pembangunan empat destinasi wisata secara lintas sektor dan terintegrasi pada 2020.

“Destinasi pariwisata tersebut meliputi Danau Toba, Candi Borobudur, Labuan Bajo, dan Mandalika,” begitu kata Presiden.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebutkan pada Juli 2019, anggaran yang digelontorkan Jokowi untuk lima destinasi prioritas (Labuan Bajo, Danau Toba, Likupang, Borobudur, dan Mandalika) adalah sebesar Rp 6,4 triliun.

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, merespons hal tersebut dengan membentuk tim “Quick Win” untuk mengakselerasi pengembangan potensi keempat destinasi. Tim ini bekerja paralel dengan Badan Otorita Pariwisata di masing-masing destinasi.

Salah satu upaya baru Kementerian Pariwisata (Kemenpar) untuk mengakselerasi pariwisata Borobudur adalah storynomics tourism. Strategi ini berbentuk narasi storytelling tentang budaya setempat, dikemas dalam bentuk yang menarik.

Di kawasan Candi Borobudur strategi tersebut dimulai pada Mei 2019 lalu, saat Kemenpar menggelar Forum Group Discussion (FGD) Storytelling Pengembangan Heritage Tourism di kawasan Candi Borobudur. Acara ini bekerja sama dengan Tim Storytelling Prodi S2/S3 Kajian Pariwisata Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM).

Meski begitu, elemen penting pengembangan pariwisata yakni 3A (Aksesibilitas, Amenitas, dan Atraksi) tetap menjadi benchmark utama sebuah destinasi. Termasuk Borobudur dalam perjalanannya menjadi Destinasi Super Prioritas.

“Awareness berkaitan dengan marketing. Sedangkan experience berkaitan dengan faktor aksesibilitas, amenitas, dan atraksi yang melekat ke setiap destinasi wisata. Kedua hal tersebut harus menjadi kesatuan yang padu,” tutur Arief Yahya beberapa waktu lalu.

Menurut legenda Jawa, daerah di sekitar Candi Borobudur terkenal sebagai “dataran Kedu”, sebuah tempat suci yang dijuluki “Taman Pulau Jawa” karena keindahan alam dan kesuburan tanahnya.

Saya mulai percaya legenda itu. Saya mengambil ponsel. Memotret sekitar. Memencet tombol video. Posting. Saya tengah berada di salah satu tempat tercantik. Dunia harus tahu.

Tempat tersebut bukanlah satu-satunya spot foto alami di sekitar Candi Borobudur. Ada Puthuk Setumbu, tempat melihat panorama matahari terbit dengan obyek Candi Borobudur berselimut kabut. Ada Ketep Pass, tempat wisata terpadu di puncak bukit lengkap dengan Museum Merapi dan Volcano Theatre.

Anda yang suka wisata selfie bisa mengunjungi Kebun Bunga Matahari Taman Dewari. Deretan pohon bunga matahari yang menjulang tinggi membuat pemandangan bak di luar negeri. Ada juga Gereja Ayam, yang sempat viral usai menjadi lokasi shooting Ada Apa Dengan Cinta (AADC) 2.

Belum pernah berfoto bareng Jokowi? Cobalah datangi Camera House Borobudur. Dari luar, rumah ini tampak sangat mencolok karena berbentuk seperti kamera. Di dalamnya terdapat lukisan karya pemilik Camera House, Tanggul Angin Jatikusumo, beserta wahana foto tiga dimensi. Lukisan tiga dimensi Jokowi tengah selfie adalah salah satunya.

Tiap tahun, tepatnya saat perayaan Hari Raya Waisyak, ribuan umat Buddha berkumpul di Candi Borobudur berdoa. Perayaan itu ditutup dengan penerbangan lampion, yang juga bisa diikuti oleh masyarakat luar. Agenda ini menjadi salah satu highlight atraksi yang ramah kaum milenial, dengan gaung yang kencang di media sosial.

Borobudur sendiri bukanlah satu-satunya candi yang berdiri di kawasan ini. Ada Candi Mendut dan Candi Pawon yang juga bercorak Buddha. Tak lupa, atraksi wisata untuk para pecinta adrenalin: rafting di Sungai Elo yang tak kenal musim.

Amenitas

Unsur kedua yang melengkapi kesiapan Candi Borobudur sebagai Destinasi Super Prioritas adalah amenitas. Kompleks Candi Borobudur telah dilengkapi beragam fasilitas mulai dari tempat parkir kendaraan, toilet bersih, toilet portable di beberapa titik, mushola, visitor center lengkap dengan audio visual, serta kereta mini dan sepeda untuk berkeliling kawasan candi.

Ada dua museum yang melengkapi Candi Borobudur yaitu Museum Karma Wibhangga dan Museum Kapal Samudera. Selain itu, ada sekitar 7 fasilitas lahan yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Lahan tersebut tersedia dengan luas mulai dari 2.000 m2, sampai 80.000 m2.

Sebelum pulang, wisatawan bisa mengisi perut di warung-warung makan yang tersedia. Kios suvenir berderet untuk Anda yang ingin membawa buah tangan.

Salah satu unsur amenitas paling unggul dari Borobudur adalah akomodasi. Kawasan ini punya ragam akomodasi mulai dari homestay, hotel, sampai resor. Manohara Hotel Borobudur, Amata Borobudur Resort, dan Plataran Borobudur adalah beberapa resor andalan di kawasan ini.

Homestay tersebar di hampir seluruh kawasan Borobudur. Di Dusun Ngaran II, terdapat sekitar 25 homestay dengan total kamar 75 unit. Semua dibangun atas kesadaran warga setempat akan pentingnya melayani wisatawan di Candi Borobudur.

“Kami hadir menjawab kebutuhan wisatawan. Mereka bisa ikut berinteraksi dengan induk semang (pemilik homestay), boleh ikut memasak, mandi di sungai, beraktivitas di sawah, membuat gerabah, naik delman, dan sebagainya,” tutur Muslih, Ketua Paguyuban Kampung Homestay Ngaran II kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Aksesibilitas

Kesiapan lainnya dari Candi Borobudur sebagai Destinasi Super Prioritas adalah akses dari tiga jalur: darat, laut, dan udara.

Kota besar terdekat dari Candi Borobudur adalah Yogyakarta (40 km). Kota terdekat lainnya adalah Magelang (17 km) dan Semarang (90 Km).

Anda bisa menempuh jalur darat dan udara via Yogyakarta, yakni Bandara Adisutjipto dan New Yogyakarta International Airport (NYIA). Jalur udara juga bisa diakses dari Bandara Ahmad Yani di Semarang.

Jalur laut biasa digunakan oleh wisatawan mancanegara (wisman) lewat kapal pesiar yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Kapal pesiar Ocean Dream misalnya, pernah membawa sekitar 517 turis Jepang ikut city tour di Semarang sekaligus mengunjungi Candi Borobudur.

Cara paling praktis untuk bertolak ke Candi Borobudur adalah menggunakan kendaraan pribadi, baik motor maupun mobil. Jalur utama dari Yogyakarta adalah Jalan Magelang.

Dari Yogyakarta, Candi Borobudur bisa diakses dari beberapa titik yaitu Bandara Adisutjipto, Stasiun Tugu, Terminal Giwangan, Terminal Jombor, dan titik-titik wisata seperti Malioboro.

Bus DAMRI tersedia dari Bandara Adisutjipto dan Stasiun Tugu. Dari Terminal Giwangan dan Terminal Jombor, tersedia bus reguler Cemara Tunggal dan Ragil Kuning.

Jika berangkat dari titik-titik wisata termasuk Malioboro, Anda bisa naik bus Trans Jogja rute 3A menuju Terminal Giwangan dan Trans Jogja rute 2A ke Terminal Jombor. Kemudian, melanjutkan perjalanan naik bus reguler.

Jika berangkat dari Semarang, naiklah bus jurusan Yogyakarta atau Magelang. Anda dapat turun di beberapa tempat seperti Terminal Bus Magelang, persimpangan Blondo, atau persimpangan Palbapang. Dari sana, perjalanan bisa dilanjutkan naik bus ke arah Borobudur.

Sejauh Mana Kesiapannya?

Pengamat pariwisata Arief Gunawan menyebutkan, dari empat Destinasi Super Prioritas yang disebutkan Presiden Jokowi, Borobudur adalah destinasi yang paling siap.

“Kalau saya lihat dari empat (destinasi) itu, Borobudur adalah yang paling siap. Ini sesuai dengan riset yang saya lakukan,” tutur Arief kepada KompasTravel, Jumat (23/8/2019).

Arief yang kini menjabat sebagai President of Indonesia Luxury Travel & Hospitality Association itu menilai kesiapan tersebut bisa dilihat dari segi infrastruktur dan logistik.

“Borobudur menurut saya adalah yang paling bagus dari segi infrastruktur, karena juga merupakan ekstensi dari DIY. Pangsa pasar Borobudur juga lebih luas mulai dari luxury tourism, mass tourism, individual, juga grup,” tambahnya.

“Hal itu sangat berpengaruh terhadap tingginya aksesibilitas. Apalagi sekarang sudah ada New Yogyakarta International Airport dan jalan tol yang menghubungkan Joglosemar,” tuturnya.

https://travel.kompas.com/read/2019/08/23/194541527/borobudur-dan-kesiapannya-menjadi-destinasi-super-prioritas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke