Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengintip Wisata Tersembunyi di Destinasi Super Prioritas Likupang

“Saya belum pernah dengar Likupang. Baru dengar sekarang pas ditanya. Tahunya sih Likupang itu di Kupang, Nusa Tenggara Timur,” kata Viky (20), pengunjung dari Balikpapan yang sedang berkunjung ke Yogyakarta kepada KompasTravel saat ditemui di Kafe Ekologi Desk & Coffee, Yogyakarta, Sabtu (24/8).

Namun, anak-anak muda berusia 20 tahun itu takjub setelah melihat foto-foto obyek wisata di Likupang seperti Pantai Pulisan, Pantai Paal dan Ekowisata Bahoi. Pengunjung lainnya, Noor menyebut obyek-obyek wisata di Likupang bagus dan keren, tetapi masih jarang didengar tentang keindahannya.

“Ih masih biru ya air lautnya. Bagus dan keren pantainya. Jadi ingin liburan ke sana,” kata Noor saat melihat foto obyek-obyek wisata di Likupang seperti Pantai Paal Marinsow dan Pantai Pulisan di internet.

Likupang bersama Tanjung Pulisan baru-baru ini merupakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata yang ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Destinasi Super Prioritas selain Danau Toba (Sumatera Utara), Labuhan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), dan Candi Borobudur (Jawa Tengah).

“Likupang, itu sudah ditetapkan sebagai Destinasi Super Prioritas dalam rapat terbatas pada 15 juli. Ternyata di Likupang pesat sekali perkembangan pariwisatanya. Presiden melihat potensinya besar karena tumbuh lima kali lipat dalam lima tahun,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya kepada KompasTravel saat ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.

Jokowi dalam kunjungan kerja ke Manado, Sulawesi Utara beberapa waktu lalu menyatakan pembangunan KEK Tanjung Pulisan – Likupang sebagai Destinasi Super Prioritas harus segera diselesaikan dengan kerjasama berbagai pihak seperti pemerintah daerah, provinsi, dan pemerintah pusat.

Sementara, Arief meminta penyediaan infrastruktur pendukung pariwisata di antaranya penambahan delapan selfie spot baru pada 2019, dilaksanakannya event mingguan dari Agustus hingga Desember 2019.

Selain itu juga penyediaan sumber daya air, pembangunan TPA sampah regional Mamitamarang (Manado, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, dan Kota Bitung), pembangunan perumahan swadaya masyarakat, serta peningkatan kualitas aksesibilitas darat.

Pemerintah sendiri telah menetapkan rencana pengembangan infrastruktur jalan menuju kawasan KEK Likupang seperti pembangunan jalan tol Manado – Bitung sepanjang 39 kilometer dan pelebaran jalan bypass dari Bandara Sam Ratulangi ke KEK Likupang sepanjang 31,5 kilometer.

Terminal Bandara Sam Ratulangi juga akan diperluas. Dari kapasitas dua juta penumpang akan ditingkatkan menjadi enam juta penumpang.

Wisatawan mancanegara dari China mendominasi kunjungan wisata selain wisatawan dari Jerman, Amerika Serikat, Singapura, dan Australia.

Di sisi lain, sektor pariwisata di Minahasa Utara menyumbangkan 1,72 persen dari total Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Minahasa Utara.

Adapun di Minahasa Utara pada tahun 2018 berdasarkan data Dinas Pariwisata Kabupaten Minahasa Utara terdapat empat hotel berbintang, 17 hotel non bintang, dan 65 restoran.

Seorang warga asli Manado dan jurnalis lepas, Ronny Boul mengatakan Likupang merupakan kawasan pesisir pantai di Sulawesi Utara. Menurutnya, Likupang belum banyak dikunjungi wisatawan.

Daerah Likupang merupakan daerah pesisir yang banyak diisi oleh orang-orang Nusa Utara yang termasuk ke dalam etnis Sangir Talaud.

Etnis itu ditinggali oleh orang-orang dari kabupaten kepulauan di Sulawesi Utara yaitu Kepulauan Sitaro, Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud.

“Destinasi di sana masih perawan atau apa adanya. Di Likupang ada obyek wisata seperti Pantai Pulisan, Pantai Paal, Pantai Surabaya, Ekowisata Bahoi. Itu destinasi utama yang ada di Likupang. Di sana ada beberapa destinasi baru yang akan dikembangkan. Di Likupang itu semua wisata pantai,” kata Ronny saat dihubungi KompasTravel, Sabtu (24/8).

Pantai Pulisan punya air laut yang tenang berwarna biru, batuan karang, dan pemandangan laut lepas yang bisa dinikmati. Wisatawan bisa snorkeling, diving, trekking ke bukit-bukit atau sekedar menikmati suasana pantai dan laut.

Obyek wisata yang tak kalah menarik untuk dikunjungi adalah Ekowisata Bahoi. Menurut Ronny, Ekowisata Bahoi merupakan wisata yang dikembangkan berbasis masyarakat lokal.

Wisatawan bisa menelusuri wisata yang ada di Desa Bahoi seperti hutan bakau dan wisata pantai dengan bantuan para pelaku wisata setempat mulai dari pemandu wisata, instruktur selam, dan operator boat.

“Ada sebuah destinasi yang jarang di Sulawesi Utara yaitu Ekowisata Bahoi yang pengelolaan wisatanya berbasis masyarakat di tengah mass tourism. Likupang itu polusi udaranya masih jauh. Daerah Likupang, itu sajian utamanya langit yang bersih, udara bersih, pasir putih, dan laut yang jernih,” tambah Ronny.

Obyek wisata yang wajib dikunjungi lainnya di Likupang adalah Pantai Lihaga dan Pulau Bangka.

Wisatawan bisa menyeberang dari Pelabuhan Serei Likupang ke Pulau Lihaga sekitar 30 menit menggunakan perahu untuk menikmati aktivitas wisata seperti snorkeling, diving, dan bersantai di pasir pantai yang putih. Harga sewa kapal untuk menyeberang ke Pulau Lihaga berkisar Rp 800.000 untuk 20 orang.

Bagi yang ingin berwisata kuliner, sensasi pedas tentu menjadi sajian yang siap menggoyang lidah. Kuliner pisang dengan sambal roa yang pedas akan menjadi sensasi tersendiri.

“Jangan lupa seafood. Ikan di sini itu ikan sekali mati alias masih segar. Wisatawan pun bisa menyewa perahu, mancing, dan langsung membakar ikan hasil tangkapan,” ujar Ronny.

Ronny mengatakan Masamper merupakan nyanyian suku Sangir Talaud yang dinyanyikan tanpa alat musik dan biasanya diselenggarakan saat hajatan masyarakat setempat.

Secara amenitas, Likupang telah memiliki beragam unsur penunjang wisata seperti penginapan bintang maupun non bintang dan restoran.

Penginapan seperti Coral Eye, Murex Bangka Dive Resort, Casabaio Parabise Resort, Hotel Santika Premiere Seaside Resort Manado hingga homestay yang dikelola oleh masyarakat.

Penginapan di sekitar Likupang bisa dinikmati dengan harga mulai Rp 200.000 per malam. Sejumlah homestay di Ekowisata Bahoi misalnya, harga yang ditawarkan sudah termasuk makan dan snorkeling.

Penginapan masyarakat di Desa Bahoi Rp 200.000-Rp 500.000 per malam include makan dan snorkeling.

Dari Bandara Sam Ratulangi, wisatawan bisa memilih moda transportasi seperti kendaraan umum maupun sewa menuju Likupang.

Bila naik kendaraan umum, wisatawan bisa naik kendaraan umum di sekitar bandara lalu menuju ke Terminal Paal Dua kemudian melanjutkan dengan mobil umum ke arah Likupang.

“Sewa mobil ke Likupang sekitar Rp 350.000 – Rp 700.000 untuk satu hari. Kalau dari bandara ke Terminal Paal Dua sekitar Rp 5.000 per orang,” kata Ronny.

Waktu terbaik untuk menikmati liburan di Likupang disarankan selain bulan November – Februari. Pada bulan tersebut curah hujan sedang tinggi dan ombak di lautan sedang tinggi disertai angin kencang.

Ternyata Likupang menyimpan banyak obyek wisata yang menarik. Jadi, tertarik liburan ke spot-spot wisata tersembunyi di Likupang?

https://travel.kompas.com/read/2019/08/24/200000127/mengintip-wisata-tersembunyi-di-destinasi-super-prioritas-likupang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke