Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Krisis Sampah di Gunung, Nepal Larang Penggunaan Plastik Bagi Pendaki

"Jika kami mulai (peraturan ini sekarang), ini akan membantu daerah ini. Everest dan gunung akan akan bersih dalam jangka waktu panjang," jelas pemerintah setempat Ganesh Ghimire dilansir dari Lonely Planet.

Ghimire menyebutkan penemuan sampah tak lain adalah sampah jenis botol plastik, kaleng, peralatan trekking, pasak tenda, dan pembungkus makanan.

Everest sendiri terbilang krisis sampah khususnya dari sektor pendakian gunung. Saking banyaknya sampah di area Gunung Everest, sejumlah lembaga konservasi lingkungan memberi julukan Gunung Everest sebagai tempat pembuangan sampah paling tinggi di dunia.

Pada 2014, sebenarnya Nepal telah memberlakukan siapapun yang mendaki sampah harus membawa ekstra sampah sembilan kilogram, termasuk sampah sendiri dan sampah yang ditinggalkan orang lain.

Namun peraturan tersebut tidak terlalu tegas, hanya sekitar setengah pendaki Everest yang mematuhi peraturan tersebut.

Pada 2018 kampanye pembersihan Everest dari sampah secara besar-besaran dimulai dari pada sherpa lokal (pembantu pendaki.

Sayangnya kampanye ini terbilang masih tidak berhasil. Hal itu lantaran dilihat dari banyaknya sampah yang dikumpulkan pada kerja bakti 2019.

Sampai saat ini pemerintah Nepal belum memutuskan sanksi yang diberikan bagi orang yang menggunakan plastik di area Gunung Everest.

Selain Nepal, ada pemerintah China yang menutup jalur pendakian Everest Base Camp dari jalur Tibet-China. Penutupan ini menyusul penemuan sampah yang masif di area kemah.

Data UN Environment Programme mencatat sejak ekspedisi pertama Everest di 1950an, ada lebih dari 140 ton sampah ditinggalkan oleh pendaki di gunung ini.

https://travel.kompas.com/read/2019/08/30/130000427/krisis-sampah-di-gunung-nepal-larang-penggunaan-plastik-bagi-pendaki

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke