JAKARTA, KOMPAS.com - Satu tahun terakhir popularitas Tiga Nusa di Bali yakni Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan kian naik daun. Berapa media luar negeri mengulas bahwa di Tiga Nusa terdapat obyek wisata dan pantai kelas dunia.
CNN Internasional pada awal 2019 yang menyebut Pantai Kelingking di Nusa Penida sebagai pantai peringkat sembilan paling indah di Asia.
Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) I Nyoman Nuarta menjelaskan popularitas Tiga Nusa naik sekitar satu tahun belakangan. Destinasi wisata ini didongkrak oleh pemberitaan media internasional.
"Ini tempat primadona kecipratan publikasi media bukan karena kesuksesan program pemerintah. Sekitar setahun lalu ada berita di media China, berhasil sekali sampai turis China berbondong-bondong ke sini," jelas Nyoman dihubungi Kompas.com, Kamis(17/9/2019).
Sebelum dikenal turis asing seperti sekarang, menurut Nyoman, Tiga Nusa hanya dikenal oleh wisatawan domestik pecinta selam.
Menurut Nyoman, saat ini turis yang paling banyak berkunjung ke Tiga Nusa adalah turis asal Asia. Turis China, Jepang, dan Korea Selatan yang paling banyak berkunjung ke Tiga Nusa, disusul oleh turis Eropa.
"Menurut wisatawan, mereka suka ke pantai di daerah Tiga Nusa ini karena masih pure (murni) belum terkontaminasi. Alternatif permainan dan relaksasi juga banyak di sini," kata Nyoman.
Menelan korban jiwa
Sayangnya semakin terkenal keindahan Tiga Nusa, semakin banyak berita korban jiwa yakni turis asing yang meninggal karena kecelakaan di tempat wisata.
Pada 2019, di obyek wisata Devil's Tear saja sudah ada tiga kejadian yang menelan korban jiwa. Mulai dari turis terseret ombak, turis jatuh dari tebing saat selfie, sampai terakhir kapal yang ditumpangi turis terbalik karena terhantam ombak.
Masih belum diakumulasi dengan kejadian fatal di obyek wisata lain seperti Crystal Bay, Pantai Atuh, dan Pantai Batu Bolong yang terjadi sepanjang 2017-2018.
"Tiga Nusa ini potensinya luar biasa, seperti emas jika dikelola dengan benar. Sayangnya selama ini masih berlajan konvensional. Pengawasan tidak ada, SDM dan infrastrukturnya belum siap. Belum ada blueprint (perencanaan) pariwisata yang jelas, sama seperti daerah Bali lain kecuali BTDC di Nusa Dua," jelas Nyoman.
Nyoman berharap dengan adanya berbagai peristiwa yang menelan korban jiwa wisatawan, harusnya tata kelola kegiatan di Tiga Nusa mulai ada perbaikan.
"Setiap peristiwa harus ada hikmah, harus ada perubahan," kata Nyoman.
https://travel.kompas.com/read/2019/09/17/190100827/populer-di-dunia-tiga-nusa-bali-kerap-telan-korban-jiwa-turis-asing
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.