Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Rendang dan Hubungannya dengan Bangsa Portugis

Sebuah riset yang ditulis Janet P. Boileau, A Culinary History of the Portuguese Eurasians: The Origins of Luso-Asian Cuisine in the Sixteenth and Seventeenth Centuries (2010) dikatakan bahwa pengaruh kuliner Luso ini menyebar sejak abad ke-16 di Semenanjung Malaka hingga ke Sumatera.

Kuliner Luso sendiri memiliki kekhasan pada tingginya konsumsi daging. Teknik pengolahannyapun terbilang beragam yaitu assado (memanggang), recheado (mencampur daging dengan bahan bumbu), buisado (merebus), dan bafado (mengukus) yang kemudian berubah menjadi balado.

Awal mula kalangan yang menyantap kuliner Luso ini adalah para Cristang, sebutan bagi orang-orang Melayu yang menganut agama Kristen karena pengaruh bangsa Portugis.

Hubungan politik antara Portugis dengan orang Minang di Pagaruyung juga membuka jalan hadirnya rendang di tanah Minang. Kemudian, orang Minang yang memiliki tradisi merantau membawa rendang ke Selat Malaka tepatnya di Negeri Sembilan (Malaysia).

“Lalu orang Minang di Sumbar, abad ke-17 atau 18 pergi merantau. Di sana pula mereka banyak memberikan pengaruh kuliner yaitu rendang. Hingga sekarang pun banyak orang Minang di Malaysia yang mewariskan rendang dengan sentuhan Melayu,” jelas Fadly saat dihubungi Kompas.com, Rabu (18/9/2019).

Fadly melanjutkan, seorang gastronom berdarah Minang yang kini bermukim di London, Sri Owen dalam Indonesian Food (2009) mengasumsikan kata balado merupakan pelafalan dari kata “berlada” (menggunakan cabai).

Fadly mengatakan bahwa Sri ada benarnya, meski perlu ditambahkan, bahwa yang digunakan bukan cuma cabai, tapi juga bumbu rempah.

Arti kata balado sendiri merupakan teknik memasak yang dilakukan secara berulang, tujuannya untuk mengawetkan makanan. Bafado (Portugis) dan lalu kemudian berubah menjadi balado (Indonesia) sama-sama bertujuan yaitu mengawetkan makanan.

Rendang sendiri awalnya bukan merupakan nama makanan, melainkan teknik memasak.

“Teknik merandang adalah teknik memasak makanan, segala jenis makanan tidak hanya daging, yang mana dimasak dengan kuali, ditutup dengan sedikit air, diolah lalu diaduk merata. Jika suhu semakin lama maka semakin menambah nikmat masakan,” tutup Fadly.

https://travel.kompas.com/read/2019/09/19/060000027/sejarah-rendang-dan-hubungannya-dengan-bangsa-portugis

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Daftar Promo pada KAI Expo 2023, Kereta Eksekutif Rp 150.000

Daftar Promo pada KAI Expo 2023, Kereta Eksekutif Rp 150.000

Travel Update
Wisata Sekitar Museum Petilasan Mbah Maridjan, Tampilkan Pesona Merapi

Wisata Sekitar Museum Petilasan Mbah Maridjan, Tampilkan Pesona Merapi

Jalan Jalan
Itinerary Pendakian Gunung Telomoyo via Arsal, Bisa Berangkat Sore

Itinerary Pendakian Gunung Telomoyo via Arsal, Bisa Berangkat Sore

Itinerary
Cerita Lansia 72 Tahun Antre 5 Jam Demi Promo Tiket Kereta di KAI Expo

Cerita Lansia 72 Tahun Antre 5 Jam Demi Promo Tiket Kereta di KAI Expo

Jalan Jalan
Koleksi di Museum Petilasan Mbah Maridjan, Ada Tulang Belulang

Koleksi di Museum Petilasan Mbah Maridjan, Ada Tulang Belulang

Travel Update
6 Tips Berburu Promo Tiket Kereta di KAI Expo 2023, Datang Pagi Hari

6 Tips Berburu Promo Tiket Kereta di KAI Expo 2023, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Jogja Spoor Day Jadi Wisata Edukasi Anak-anak Soal Kereta Api

Jogja Spoor Day Jadi Wisata Edukasi Anak-anak Soal Kereta Api

Travel Update
Cara ke TMII Naik TransJakarta dari Tangerang, Lihat Baju Adat Jokowi

Cara ke TMII Naik TransJakarta dari Tangerang, Lihat Baju Adat Jokowi

Travel Tips
7 Tips Mendaki Gunung Penanggungan via Jolotundo, Awas Dehidrasi

7 Tips Mendaki Gunung Penanggungan via Jolotundo, Awas Dehidrasi

Travel Tips
5 Tempat Wisata Dekat Lapangan Banteng, Bisa Jalan Kaki

5 Tempat Wisata Dekat Lapangan Banteng, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
Pos Komando di Monumen Pancasila Sakti, Tempat Rapat Persiapan G-30-S

Pos Komando di Monumen Pancasila Sakti, Tempat Rapat Persiapan G-30-S

Jalan Jalan
Panduan ke KAI Expo 2023: Lokasi, Promo, dan Tiket Masuk

Panduan ke KAI Expo 2023: Lokasi, Promo, dan Tiket Masuk

Travel Tips
Festival Heley Mbay Hote Mbay, Pertahankan Tradisi Gerabah di Jayapura

Festival Heley Mbay Hote Mbay, Pertahankan Tradisi Gerabah di Jayapura

Travel Update
Tradisi Selamatan Maulid Nabi di Magetan, Gantikan Tumpeng dengan Pisang

Tradisi Selamatan Maulid Nabi di Magetan, Gantikan Tumpeng dengan Pisang

Travel Update
KAI Expo 2023 Digelar, Diskon Tiket Kereta Api mulai Rp 50.000

KAI Expo 2023 Digelar, Diskon Tiket Kereta Api mulai Rp 50.000

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke