Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rasanya LOB di Kapal Rp 70 juta Semalam di Perairan Komodo

JAKARTA, KOMPAS.com - Live on Board (LoB) atau menginap di kapal adalah salah satu paket liburan yang banyak diambil wisatawan saat di Perairan Komodo.

Wisata di Taman Nasional Komodo seperti ke Pulau Komodo atau Pulau Rinca, Pulau Padar, Gili Lawa, Manta Point, Taka Makassar, dan masih banyak tempat wisata lain hanya dapat ditempuh dengan kapal.

Maka tak heran paket LoB terbilang lebih efektif dalam soal waktu. Apalagi bagi wisatawan yang punya waktu sedikit untuk berlibur. Wisatawan menginap, bersantap, dan diantar langsung oleh kapal selama LoB.

Pengalaman paling menarik saat saya ditugaskan untuk meliput para pemenang lomba fotografi Indonesia Sustainable Tourism Photo Competition (ISTPC) 2019 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dari 27 September - 1 Oktober 2019.

Ada enam orang pemenang yakni Henri, Agus, Nesa berasal dari Bali, Aulia dari Aceh, David dari Spanyol, dan Manish dari India. Hadiah kemenangan lomba fotografi bertema pariwisata berkelanjutan tersebut adalah berwisata di Taman Nasional Komodo. Sudah lengkap dengan transportasi, akomodasi, konsumsi, dan biaya masuk wisata.

Saat ditugaskan meliput, saya berpikir kapal yang saya inapi akan sederhana dan bersiap untuk (kembali) mabuk di lautan. Maklum, saya biasa bepergian dengan kapal Pelni, moda transportasi laut massal.

Ternyata saya salah, justru saya menikmati fasilitas yang sama dengan para pemenang lomba fotografi Indonesia Sustainable Tourism Photo Competition (ISTPC) 2019. Alhasil saya seperti ketiban durian runtuh, mirip pemenang bayangan.


Pengalaman menginap di Kapal Sipuliang

Pada wisata LoB Perairan Komodo, setiap kapal punya kelasnya tersendiri. Ada yang sederhana, menengah, mewah, sampai mewah sekali. Kapal Sipuliang yang saya tumpangi termasuk kelas mewah.

Kapal ini punya lima kamar tidur yang terdiri dari satu kamar tidur master dan empat kamar tidur sharing yang bisa menampung tiga orang. Total jumlah penumpang maksimal di kapal ini 14 orang.

"Harga sewa kapal beda-beda, tergantung kapan, berapa hari, dan banyaknya orang," kata Manajemen Kapal Sipuliang, Satria Rihardhika.

Jika diisi penuh 14 orang dan wisata untuk akhir pekan Sabtu-Minggu, Satria mengatakan harga sewa Kapal Sipuliang Rp 69,7 juta. Jadi jika dibulatkan satu peserta harus mengeluarkan kocek Rp 5 juta semalam.

Untuk harga seperti itu di darat sudah bisa mendapat fasilitas hotel bintang lima. Lantas apa saja fasilitas yang didapat saat menginap di Kapal Sipuliang?

Pertama dari kamar tidur, ada kasur spring bed legkap dengan pendingin ruangan dan kamar mandi di masing-masing kamar. Setiap kamar mandi dilengkapi dengan amenitas seperti sampo, sabun, handuk, air tawar panas dan dingin.

Kamar mandi di masing-masing kamar terbilang mewah, mengingat saat berada di kapal, kamar mandi sangat krusial.

Kemudian fasilitas lain adalah ruang makan dan makan tiga kali sehari, snack, dan jus. Ruang bersantai di dek kapal, peminjaman alat snorkeling seperti google dan fin, karcis masuk wisata, surat izin memasuki wisata taman nasional, pemandu trekking dan snorkeling.

Bukan cuma fasilitas, pelayanan di Kapal Sipuliang terbilang sangat maksimal. Misalnya sebelum mau snorkeling, kru kapal sudah menyiapkan fin sesuai ukuran kaki tamu. Google atau kacamata untuk snorkeling semuanya masih kinclong. Setelah snorkeling handuk dan minuman dingin sudah yang tersedia.

Jika lelah saat snorkeling atau terbawa arus, sekoci Kapal Sipuliang akan menjemput setiap tamu. Sekoci ini juga selalu siaga membantu tamu yang tampak kesulitan saat snorkeling di laut.

Malam hari jika ingin minum teh atau kopi hanya perlu meminta kru kapal. Tersedia minuman dingin, camilan, dan roti 24 jam di kapal.
Belum lagi perjalanan kapal yang terbilang sangat smooth alias mulus. Belakangan saya baru tahu, kapten kapal sengaja mencari tempat singgah dengan ombak relatif tenang agar tamu tak mabuk.

Uniknya operator kapal juga terbilang mempraktekan pariwisata berkelanjutan dengan tidak menyediakan air mineral kemasan, melainkan botol minum isi ulang untuk tamu. Ada juga sedotan besi bukan plastik, dan pemisahan sampah organik serta non organik.

Para pemenang lomba foto Indonesia Sustainable Tourism Photo Competition (ISTPC) 2019 mengaku sangat puas akan pelayanan dan fasilitas kapal yang mereka inapi. Pengalaman menginap LoB mewah ini memang terbilang memuaskan.

Kru kapal, Wawan mengatakan tamu Sipuliang biasanya seimbang antara wisatawan luar negeri dan wisatawan lokal, umumnya dari Jakarta.

Jika punya bujet lebih, menginap di kapal mewah selama di perairan TN Komodo terbilang layak untuk dicoba. Liburan terasa begitu santai dan aman.

Sampai saya sesekali harus menyadarkan diri, saya datang untuk bertugas bukan untuk berlibur. Lagi pula, dengan fasilitas serba mewah ini lama-lama saya berasa seperti program tukar nasib di reality show era 2000 awal, biasa di Kapal Pelni tiba-tiba di Kapal Sipuliang.

https://travel.kompas.com/read/2019/10/06/200000327/rasanya-lob-di-kapal-rp-70-juta-semalam-di-perairan-komodo

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke