Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Pulau Onrust, Pulau yang Tak Pernah Beristirahat

Kawasan ini menjadi destinasi wisata sejarah menarik di kawasan Kepulauan Seribu yang wajib untuk dikunjungi.

Pada zaman kolonial, VOC menjadikan Pulau Onrust sebagai galangan kapal dan pergudangan lengkap dengan benteng sebagai pertahanan awal Batavia.

Oleh karena aktivitasnya yang padat, Pulau Onrust seringkali disebut juga pulau yang tidak pernah beristirahat.

Nama Onrust diambil dari bahasa Belanda yang berarti ‘Tidak pernah beristirahat’ atau dalam bahasa Inggrisn dikenal dengan istilah ‘unrest’.

Namun, ada cerita lain pula yang berkaitan dengan nama Onrust berasal dari nama penghuni pulau yang masih keturunan bangsawan Belanda, yaitu Baas Onrust Cornelis van der Waick.

Pulau Onrust memiliki banyak peninggalan arkeologi pada masa kolonial Belanda dan juga sebuah rumah yang masih utuh dan dijadikan Museum Pulau Onrust.

Meski sibuk pada masa lalu, aktivitas masa lampau itu kini hanya tinggal kenangan. Pulau ini tampak seperti kota yang hancur akibat perang.

Kamu bisa melihat betapa banyaknya cor-coran semen, bata, dan bebatuan yang berserakan di sekitar pulau.

Dulu, pulau ini menjadi tempat hilir mudik kapal angkatan laut Belanda, tetapi kini tergantikan dengan kapal nelayan dan kapal motor yang mengangkut wisatawan berkeliling.

Pulau Onrust kini dihuni oleh dua Kepala Keluarga (KK) yang mana mereka telah tinggal di sini sebelum pulau disahkan sebagai bangunan cagar budaya oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin tahun 1972.

Tak hanya itu, pulau yang pada masa kemerdekaan sempat dijadikan Rumah Sakit Karantina. Terutama bagi penderita penyakit menular ini juga memiliki bangunan bekas penjara yang masih terawat dan bagus.

Tahun 1960-1965, Pulau Onrust juga pernah dimanfaatkan untuk penampungan para gelandangan dan pengemis. Selain itu juga dimanfaatkan untuk latihan militer.

Usai menjelajahi Onrust, kamu jangan langsung pulang karena kamu bisa beristirahat sejenak sembari minum air kelapa muda segar yang dijual penduduk lokal. Mereka memberi harga yang cukup terjangkau di warungnya.

Dengan modal Rp 20.000, kamu sudah bisa merasakan nikmatnya kelapa segar yang membasahi tenggorokanmu di tengah panasnya hari.

Selain itu, kamu juga bisa menikmati aneka masakan sederhana dengan harga mulai Rp 15.000-Rp 30.000.

https://travel.kompas.com/read/2019/10/11/200300727/kisah-pulau-onrust-pulau-yang-tak-pernah-beristirahat

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke