Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sederet Pekerjaan Rumah untuk Wishnutama

"Harapannya kita bisa menyelesaikan 5 super prioritas. Tahun 2020 semua infrastruktur harus tuntas di lima itu. Pariwisata itu terjadinya di weekend. Labuan Bajo, Likupang, dan lainnya," katanya dalam acara sertijab di Jakarta, Rabu (23/10/2019).

Upacara Serah Terima Jabatan dari Menteri Pariwisata ke Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berlangsung di di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Rabu (23/10/2019).

Selain itu, Arief Yahya juga menitipkan 5 pesan dan harapan pariwisata Indonesia yang menjadi pekerjaan rumah bagi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Kabinet Indonesia Maju, Wishnutama Kusubandio.

Adapun 5 harapan tersebut yaitu, terkait pemasaran, pengembangan destinasi, industri dan  kelembagaan, Sumber Daya Manusia, dan terakhir masyarakat.

"Harapan saya pertama itu pemasaran, tetap menjadi penghasil devisa yang besar. Karena itu juga arahkan devisa. Industri pariwisata itu adalah yang paling mudah dan murah hasilkan devisa," kata Arief Yahya.

Kedua, pengembangan destinasi, Arief mengatakan bahwa Indonesia bisa selesaikan lima super prioritas. Tahun 2020, kata Arief, Indonesia harus bisa selesaikan itu semua mulai dari infrastruktur dan utilitas dasar.

"Ketiga, industri dan kelembagaan, dari industri saya minta ke Pak Didin GIPI (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia), kalau mau jadi global player ya harus pakai global standar," lanjutnya.

Kemudian untuk SDM, Arief berharap agar kurikulum pendidikan pariwisata harus level dunia. Serta, semua lulusan program studi pariwisata bisa bersertifikasi dengan minimal standar level ASEAN.

Terakhir, terkait kemasyarakatan, menurutnya hal ini terkait destinasi, harus dibangun dari masyarakat terlebih dulu.

"Harus menggunakan global standar," katanya.


Pekerjaan rumah lainnya

Dalam kesempatan yang berbeda, Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) Azril Azahari sempat menyampaikan pekerjaan rumah yang akan dihadapi Menteri Pariwisata yang baru.

Pertama mengenai sektor Pariwisata.

"Sampai saat ini kita belum memiliki sektor pariwisata tersendiri karena masih merupakan bagian dari sektor lainnya (seperti akomodasi, transportasi dan lainnya). Apalagi kita masih harus menyempurnakan Sektor Pariwisata yang mengacu pada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)," jelas Azril.

Kedua, lanjut Azril, adalah perencanaan Tenaga Kerja sektor Pariwisata. Menurutnya sampai saat ini, Indonesia belum memiliki perencanaan tenaga kerja sektor pariwisata.

"Ini guna bisa menganalisis kebutuhan (demand) dan ketersediaan (supply) dari sumber daya manusia kita," katanya.

Ketiga adalah Human Development Index (HDI) dan Human Capital Index (HCI). Azril menuturkan HDI dan HCI Indonesia masih kalah posisinya bila dibandingkan dengan negara-negara pesaing di ASEAN seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.

"Dan, bahkan kita saat ini sudah disalip oleh Vietnam," katanya.

Poin keempat adalah daya saing pariwisata. Azril menjelaskan bahwa daya saing Indonesia masih jauh tertinggal dengan negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.

"Bahkan dalam beberapa hal Vietnam telah melewati kita," katanya.

Terakhir, lanjut Azril, ada lima sub indeks daya saing pariwisata yang rendah yaitu Health & Hygiene, Environmental Sustainability, ICT Readiness, Safety & Security, dan Tourist Information atau Service Infrastructure.


Destinasi pariwisata prioritas

Sebelumnya, saat Presiden Jokowi saat mengumumkan nama-nama menteri dalam Kabinet Indonesia Maju, Jokowi menyebut tugas Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif adalah mengurus 10 destinasi wisata baru. Selain itu, urusan ekonomi kreatif juga menjadi tugas Wishnutama.

“Wishnutama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, urusan pariwisata 10 destinasi wisata baru, ekonomi kreatif jadi urusan Wisnutama,” kata Jokowi saat membacakan susunan kabinet menteri Jokowi periode 2019-2024 di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/10/2019).

Pernyataan Jokowi mengenai "10 destinasi wisata baru" merujuk pada 10 Destinasi Pariwisata Prioritas atau kerap disebut 10 Bali Baru.

Penetapan 10 destinasi prioritas ini merupakan amanat Presiden, melalui surat Sekretariat Kabinet Nomor B 652/Seskab/Maritim/2015 tanggal 6 November 2015 perihal Arahan Presiden Republik Indonesia mengenai Pariwisata dan Arahan Presiden pada Sidang Kabinet Awal Tahun pada tanggal 4 Januari 2016.

Adapun 10 destinasi wisata prioritas yang difokuskan pengelolaanya oleh pemerintah terdiri dari Mandalika, Nusa Tenggara Barat; Pulau Morotai, Maluku Utara; Tanjung Kelayang, Kepulauan Bangka Belitung; Danau Toba, Sumatera Utara; Wakatobi, Sulawesi Tenggara; Borobudur, Jawa Tengah; Kepulauan Seribu, DKI Jakarta; Tanjung Lesung, Banten; Bromo, Jawa Timur; dan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Kebijakan tentang 10 destinasi wisata prioritas berkembang pada November 2017. Pemerintah sepakat untuk berfokus kepada percepatan pengembangan empat destinasi dari 10 destinasi wisata prioritas.

Keempat destinasi tersebut adalah Danau Toba, Borobudur, Mandalika dan Labuan Bajo.

Oleh karena lebih difokuskan dari enam destinasi lain, maka destinasi ini disebut 4 destinasi super prioritas.

Pada Juli 2019, satu destinasi yakni Likupang, Sulawesi Utara ditambah
dalam daftar destinasi super prioritas. Jadi saat ini disebut "5 Destinasi Super Prioritas".

https://travel.kompas.com/read/2019/10/24/060300327/sederet-pekerjaan-rumah-untuk-wishnutama

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke